Ejaan Yang Disempurnakan (Bagian 2)
Hanya untuk berbagi sekaligus belajar…
By: Aveline Agrippina Tando
Penulisan Huruf dan Kalimat
Terkadang sering sekali kita agak ceroboh dalam hal penulisan sebuah kalimat. Bahkan kita meremehkan apa arti sebuah kalimat dan kata yang seharusnya dipakai. Coba saja bedakan kalimat di bawah ini.
Jika aku tidak ditendang, maka aku tidak marah.
DENGAN
Jika aku ditendang, maka aku tidak marah.
Maka suatu kalimat kehilangan satu kata saja, ia akan kehilangan presepsinya. Nah, kali ini, EYD akan membahas cara penulisan huruf dan kalimat yang benar.
Huruf Kapital
Huruf kapital adalah huruf besar pada awal kata, biasanya dipergunakan pada:
1. Awal kalimat
Contoh:
Memangnya seperti itu?
Buku ini ditulis oleh seorang pengarang terkenal.
2. Pada petikan awal kalimat
Contoh:
“Mengapa engkau bersedih?” tanya ibu kepada anaknya.
Ayah mendesah pelan,”Kita pulang saja, nak!”
3. Ungkapan yang menyangkut dengan Ke-Tuhan-an
Contoh: Allah, Tuhan, Yang Maha Esa, hamba-Nya, Nabi Isa
4. Nama identitas diri atau suatu daerah atau waktu atau nama resmi atau nama suatu karya.
Contoh:
Identitas diri
Perkenalkan, nama saya Sutarjo Puroningsih.
Anak saya bernama Sudirman.
Jendral Sudirman telah wafat saat zaman PKI.
Suatu daerah
Di Cimanggis, ditemukan sebuah dompet tanpa kartu identitas.
Akhirnya ibu pergi juga ke Kutoarjo.
Danau Toba menjadi tujuan wisata saat ke Pulau Bangka.
Waktu
Dua hari yang lalu, tepatnya hari Selasa, semua siswa menghadapi ujian.
Mereka berencana akan pulang setelah hari Kamis.
Nama resmi
Undang – Undang Dasar Negara Republik
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nama suatu karya
Siti Nurbaya yang dikarang oleh penulis kenamaan, Marah Roesli.
Nyanyian Rindu merupakan salah satu lagu dari Ebiet G. Ade.
5. Singkatan
Contoh: PPKI (Panitian Persiapan Kemerdekaan
Dr. (Doktor)
S.H. (Sarjana Hukum)
Moh. Hatta (Mohammad Hatta)
Huruf Miring
Digunakan ketika:
1. Menuliskan nama suatu karya yang dikutip dalam suatu karangan.
Contoh: Dari sumber terpecaya, Harian Kompas.
Dikutip dari Sastra dan Bahasa Indonesia
2. Menegaskan atau mengkhusukan huruf atau bagian kata
Contoh:
Puisinya yang lain, yang juga dipersembahkan buat Sumirat sangat menampakkan romantisme, harapan, dan sanjungan yang luar biasa dan menggetarkan dari gelombang jiwa seorang Chairil. Puisi ini boleh dikatakan paling romantis, paling indah dan mewakili estetika yang lain.
3. Menuliskan istilah – istilah ilmiah ataupun bahasa suatu daerah atau bahasa asing
Contoh:
Diantara banyaknya kata, mereka memilih kata C’est La Vie untuk buku mereka.
Merekapun membuka suara,”And this is the last part!”
Homo Sapien adalah bahasa Latin dari manusia.
(Dengan bantuan berbagai sumber)
Akan dilanjutkan kapan - kapan...Bagian pertama di sini
thank you Av...
BalasHapuscuma segini... mmm...
BalasHapusthanks av...
Bagusssssss, aku suka sayang, please yang rajin bikin beginian ya? aku tungguuuuuuu
BalasHapusWelcome, Om! Udah liat yang pertama, kan?
BalasHapusTo be kontinyu! Hehehe...
BalasHapusSabar neng! Kemaren tepar nih! Belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Ayan) sampe kena ayan 100 kali!
Wokay! Siiip!
BalasHapusTolong terangken kepada saya artinya daripada EYD yang disempurnaken.
BalasHapusSeperti yang tertera pada di atas, Om.
BalasHapusKalau jalan macet yang marah bapak Yus Badudu ... kenapa ? karena yang macet itu lalu lintas, bukan jalan
BalasHapusMaksud?
BalasHapusWah gak kenal Yus Badudu
BalasHapusTau, tapi apa urusannya sama dia kalo jalan macet?
BalasHapusJadi inget waktu sekolah dulu...:-D
BalasHapusHehehehe... nostalgi, Tante!
BalasHapusduuuh yang baru ujian bahasa Indonesia, masih terkenang-kenang.....
BalasHapus:D
BalasHapusHanya untuk berbagi sekaligus belajar...
mmm...mantab, semakin dalam bahasannya
BalasHapusteruskan langkahmu dik
Ok... Yang ketiga juga udah ada...
BalasHapus