Sabtu, 31 Mei 2008

[CERMIN] Semoga Kau Mengerti

“Kalau gitu, kamu mau apa?”
”Tidak! Kamu jangan salah paham!”
”Kamu mau kembali sama dia lagi,
kan?”
”Tidak! Aku hanya kasih penjelasan saja.”
”Bohong! Omong kosong!”

 

Kusandarkan punggungku pada badan kursi di belakang. Pikiranku masih terbayang peristiwa tadi siang. selalu saja masalah ini terulang dan terulang lagi. Aku tak jenuh padanya, tetapi dia yang selalu berpandangan negatif padaku.

Mataku memejam. Rasanya darah telah naik sampai ke ubun – ubun teratas dan akan membelah kepalaku, mengeluarkan otak dan pembuluh darah yang bersarang padanya. Wanita, mengapa wanita? Untuk apa aku harus mengalah dan selalu berurusan dengan wanita?

 

***

 

Telepon genggamku berbunyi. Ria, wanita masa lalu.

“Halo!”
”Mas Tony?”
”Ya, ada apa?”
”Ini Ria, mas. Aku mau minta penjelasan saja kepada mas.”
”Penjelasan apa? Kejadian lalu belum cukup menjadi jawaban?”
”Bukan begitu, mas! Aku minta penjelasan untuk masalah pertunangan kita yang dulu.”
”Batalkan saja.”
”Tapi mas? Orangtuaku terus menanyai hubungan kita.”

Sebenarnya bukan saat yang tepat untuk menanyakan hal bodoh ini. Aku sedang berada bersama Nina dalam acara malam minggu kita. Sewaktu aku mengangkat telepon dari Ria, aku berusaha agak menjauh dari Nina. Aku takut pembicaraan ini terdengar kesekian kalinya oleh Nina. Tapi sepertinya suaraku masih terdengar jelas olehnya.

“Begini, katakan saja pada orangtuamu! Kita telah lama putus karena kamu berselingkuh dengan pria lain. Selesai.”

Nina melirik tajam padaku. Kupikir dia marah padaku karena aku lebih mementingkan Ria dibanding acara malam minggu kita. Segera kuputuskan telepon ini.

“Mas!”
Kata terakhir yang kudengar darinya. Kurasa dia masih akan menelponku. Kuputuskan untuk mematikan telepon genggamku.

“Siapa yang telepon tadi?” serbunya sebelum aku mencoba mengatakan maaf padanya.
”Teman bisnis.”
”Teman bisnis yang bernama Ria?”
”Kamu…”
”Sudahlah mas, kamu jangan membantah lagi! Kalau kamu sudah tak sayang lagi padaku, ya sudah. Kita putus saja dengan hubungan ini, daripada kamu harus berbohong terus padaku.”
”Nin, dengarkan dulu penjelasanku!”
”Penjelasan? Penjelasan apa? Bukannya akhir – akhir ini Ria selalu menghubungi kamu?”
”Tapi dia hanya mau..”
”Mau apa? Kembali padamu?”

 

***

 

Aku tak tahu lagi harus bagaimana menjelaskan semua ini. Cemburu. Itu saja permasalahannya. Lalu ditambahkan dengan bumbu – bumbu kesalahpahaman dan ketidakpercayaan. Dan akhirnya seperti ini.

“Nin, dia hanya bertanya pembatalan pertunangan kami yang dulu.”
Semoga kalimat itu dapat menjadi jawaban dari segala aspek permasalahan cemburu ini.

“Nin, aku masih sayang padamu! Sayang untuk selamanya! Percayalah kasih!”

 

 

26 Mei 2008

<Spesial untuk Om Ramdhani> 

33 komentar:

  1. Cemburu kan tandanya cinta Av...!!!

    BalasHapus
  2. Hehehe... mari kita hubungi Om Dhani....

    BalasHapus
  3. cermin..cermin didinding....(kata Budi..di ding ding..)....
    katakanlah padaku apakah cucuku agripzz udah makan tadi..?

    BalasHapus
  4. Sudah, nek... kenapa? mau nambahin?

    BalasHapus
  5. Mas Tony terinspirasi dari dokter Tony karya dokter Amir ya? Hayo ngaku..

    BalasHapus
  6. Jawab cermin:

    Agripzz sih sakti, ga makan seminggu juga kuwaddd

    BalasHapus
  7. Cermin cermin...
    siapa yang paling kocak disini....

    BalasHapus
  8. Nggak... Tony itu nama samaran Om Dhani...

    BalasHapus
  9. ini terjadi juga lho di kenyataan,,,

    BalasHapus
  10. ini cerita bener-an apa boong-an sih...?

    BalasHapus
  11. Bagaimana anda menyikapinya saja...
    Sebenarnya real tapi nggak terlalu dibuat senyata mungkin... hehehehe
    Thanks ya!

    BalasHapus
  12. weleh.... asyik juga nih..ceritanya..
    waduh...dibatalkan yak? hix...perih bener tuh ria.... cucyaaan deh...

    BalasHapus
  13. ya...ntar gw mampir juga...
    gi baca punya angel dulu di pi...

    BalasHapus
  14. Yang pertama udah terjawab
    Yang kedua nanti tak tanya

    BalasHapus
  15. hiss....bocah kok jail... ga boleh ngorek-ngorek rahasia tau....
    kecuali buat kepentingan di publish....hwehehhehheheh....sama juga bohong... hehehe

    BalasHapus
  16. Cemburu pada apa dan siapa
    Cemburu pada hidup dan kehidupan
    cemburu pada rasa kasih tak iklas
    cemburu pada hati yang terbagi

    kadang kata jawaban tak pernah tepat datang pada waktu yang diinginkan..

    hemmm...cemburu

    BalasHapus
  17. tak pernah dtg pd waktu yg kita inginkan....tp dtg tepat pd waktu yg kita butuhkan...

    cheerrrsss :))))

    BalasHapus
  18. Hehehehe... cemburu hatiku... hahahahhaa

    BalasHapus
  19. masih kau butuhkan cemburu itu???


    kekekeke...

    BalasHapus
  20. Wah... tak berani untuk menjawab....

    BalasHapus
  21. Jiwaku cemburu
    Hatiku cemburu
    Semuaaaaaaaaaaaa cemburu

    BalasHapus