Selasa, 30 Desember 2008

[Tak] Ada Resolusi Untuk Tahun Ini

Resolusi. Sebuah kegiatan akhir tahun yang biasa dilakukan oleh orang-orang untuk membuat perencanaan di akhir tahunnya. Pada tahun - tahun sebelumnya, dimulai pada tahun 2005, saya pun juga tergoda untuk membuat resolusi. Sampai tahun kemarin, saya membuat resolusi untuk tahun 2008. Nyatanya adalah sebuah kesia-siaan. Semua yang saya rencanakan banyak meleset dari tujuan.

Masih saya lihat, banyak orang membuat resolusi untuk tahun - tahun berikutnya. Para motivator kelas atas menganjurkan seseorang untuk membuat resolusi. Katanya resolusi membantu apa yang akan kita capai.

Melihat hasil resolusi 2008. Saya sudah berencana rasanya tak perlu resolusi untuk tahun ini. Mengapa? Karena hasilnya sama saja seperti tak membuat resolusi. Dan resolusi seperti investasi jangka panjang, tetapi ketika jatuh tempo, seseorang harus mengejarnya sampai tujuan akhir. Pada pasalnya, tak ada dalam sejarah hidup saya untuk menjadi seorang yang dikejar-kejar deadline. Karena dikejar itu amatlah melelahkan juga rasanya hasil kerja menjadi kurang maksimal.

Beberapa resolusi saya di tahun ini seperti mengurangi jatah keluar rumah ternyata gagal. Ternyata memang saya orang hutan asli (orang hutan bukan orang utan). Rencananya hanya dua kali, ternyata tahun ini saya keluar rumah sebanyak enam kali. Pantaslah sebuah resolusi tak perlu dicanangkan orang seperti saya.

Lalu apa pengganti resolusi? Saya mulai berencana mengganti resolusi dengan target bulanan. Mungkin dengan target bulanan itu, saya banyak memulai hari-hari saya dengan target itu.

Maka, untuk tahun ini dan tahun - tahun berikutnya, saya rasa orang seperti saya ini tak butuh resolusi. Jadi bagi yang menimpuk sebuah lembaran posting resolusi untuk saya, di Friendster,  maaf... Saya tak akan menulis resolusi untuk tahun ini.

Jumat, 26 Desember 2008

Catatan Perjalanan

Pertemuan. Itulah awal dari semua catatan ini. Pertemuan yang tak pernah diduga sebelumnya dan lewat-lewat kata-kata dari luncurkan huruf-huruf, sebuah jalinan yang dinamakan persahabatan dimulai. Sebuah perjalanan yang tak nyata selalu menjadi bayang permainan yang indah yang akhirnya mempertemukan semuanya pada kenyataan.

Persahabatan itu dimulai dengan sebuah penjawatan yang baik. Tak pernah mengenal status, usia, gender, atau apapun yang biasanya menjadi batasan dalam penjalinan yang indah. Yang menjadi batasan adalah ruang lingkup pertemuan dan waktu yang rasanya tak cukup hanya 24 jam dalam sehari untuk saling bertegur sapa dan bercanda.

Dan kitapun dipertemukan dalam sebuah ruangan. Ruang yang akhirnya membuat kita menjadi memiliki dan berkaitan. Ruang yang akhirnya menjadikan sebuah kenyataan. Dan ruang itu dinamakan "Ruang Maya".

Siapa yang tak kenal ruang itu? Pada saat ini, anda sedang terjerumus dalam ruang itu.

***

Jakarta. 26 Desember 2008. Masih terjebak dalam kesibukannya. Seharusnya Jakarta tak perlu sesibuk ini pada hari menjelang tutup tahun. Seharusnya masyarakatnya berduduk santai dan jalanan di Jakarta seharusnya kosong pada hari itu.

Tetapi, seharusnya sadar, bahwa Jakarta telah mengandung status ibukota. Mana ada seorang ibu yang tak pernah sibuk dalam segala hal? Ibu adalah sosok yang paling sibuk dalam segala hal dan yang tak pernah berhenti dalam mengurus segalanya. Maka adalah hal yang wajar jika menjelang ganti tahun, Jakarta masih saja sibuk mengurus semua ini.

Dan di Jakarta itu pula, sebuah persahabatan maya menjadi nyata.

***

Sebuah ekspetasi saya mengenai pengenalan seorang teman rasanya dibutuhkan. Nasihat dari sudut manapun mengatakan "Bersahabatlah dengan baik..." atau "Jadilah teman yang baik." telah saya camkan jauh sebelum membentuk sebuah komunitas.

Dan lagi - lagi saya terjebak. Dalam sebuah ruang di dalam ruang maya.

Dan ruang itu bernama Multiply.

Dua orang terjebak di sini, entahlah dengan yang satu lagi. Apa merasa terjebak?

Setelah saya terjebak di sini, lagi - lagi saya terjebak dalam keindahan persahabatan yang berbatas ruang, jarak, dan waktu. Entah bagaimana caranya bisa bergelut dalam persahabatan ini, saya pun masih tercengang dengan penjebakan ini.

Dan... dari banyaknya sahabat yang saya jumpai di ruang dalam ruang itu, pada akhirnya membentuk sebuah persahabatan yang erat. Dalam beberapa bulan saja, saya yang menjadi korban penjebakan tanpa tersangka ini menjalin hubungan erat. Dua orang yang akhirnya menarik saya untuk masuk ke dunianya.

Dikenal dengan nama Henny Poerwanti. Saya mengenalnya dari seorang kontak saya yang akhirnya membuat saya berhubungan teman dengannya. Sama-sama penggemar ngalor ngadul. Sama-sama tukang iseng. Sama-sama tukang bercanda. Hal - hal itulah yang membuat kita terjebak di sana.

Dan yang satu lagi dikenal dengan nama Rike Jokanan. Saya mengenalnya dari perkenalan dirinya sendiri. Betapa anehnya dunia maya ini, bukan? Mempertemukan semua orang dari segala macam bentuk dan cara. Menurut pengakuannya, wanita ini mengenal saya dan tertarik pada saya setelah membaca komentar yang saya berikan kepada seseorang yang juga kontak saya. Sama-sama hobi membaca. Sama-sama hobi serius. (Hobikah ini?) Dan sama-sama hobi menulis puisi.

Tapi apa kesamaan hobi dua orang di atas? Saya tak tahu...

***
Jakarta masih menampakkan siangnya. Dan Jakarta pula mempertemukan ketiga seorang yang berbeda batas waktu dan jarak itu.

Aveline Agrippina, Henny Poerwanti, dan Rike Jokanan dipertemukan di Ibukota Indonesia. 26 Desember 2008. 5 hari menjelang akhir tahun 2008. Dan pertemuan itu berakhir manis. Dengan hobi - hobi kita yang berbeda dan berbagai karakter yang ada, tetap saja semuanya serasa manis.

Pembicaraan awal, tentu saja penjebakan di ruang maya itu tersendiri. Sejak kapan mulai mengeksiskan diri di dunia maya, apa saja hal-hal yang buruk yang pernah terjadi, membicarakan tentang hobi kita, dan tentunya masih ada selingan ledek-meledek.

Pesahabatan maya itupun menjadi nyata...

Pertemuan yang telah direncanakan amat jauh. Dan yang paling tak tahan akan hari pertemuan itu adalah yang paling tua. (Siapakah yang paling tua itu? -Rasanya tak perlu jawaban untuk hal itu.-) Setiap kali bertemu dengan saya melalui telepon, SMS, di Facebook, ataupun di Yahoo! Messenger, tetaplah yang jadi bahan pembicaraannya adalah pertemuan.

Kadang bahan bibir itu membuat saya tertawa sendiri, mengapa masih ada orang yang ingin bertemu manusia semisterius seperti saya? Tak takutkah dia kalau ketika melihat saya akan saya terkam?

Sebuah tempat menjadi pertemuannya. Dan sebuah tempat juga yang menyatukan kami bertiga. Sebuah tempat yang menyatukan persahabatan maya menjadi nyata.

Dan Jakarta masih menampakkan siangnya untuk menuju pada sorenya. Sayang, saya harus menarik diri dari kebahagiaan sekaligus kado akhir tahun yang manis ini untuk saya.


Untuk sebuah pertemanan tiada akhir...
Terlontar dua kata...
Terima kasih...




Aveline Agrippina T
Makhluk yang sering dibilang misterius itu...



PS: Untuk yang merasa namanya tercantum di atas, manusia misterius ini mengucapkan terima kasih yang besar untuk kenang-kenangannya. Friendship never be die, but still alive and forever

SEBUAH KISAH KLASIK - SHEILA ON 7


Sampai jumpa kawanku
S'moga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku
S'moga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Bersenang-senanglah
Kar'na hari ini yang 'kan kita rindukan
Di hari nanti...

Senin, 22 Desember 2008

Pesan Pagi Ini

Sulit melupakan teman yang pergi
Apalagi seperti kamu



Berlianevie Harjan dalam SMSnya pagi ini

Saya sempat terdiam sejenak mengenai SMS itu. SMS apa pula itu? Bukannya kita sudah berpisah sejak 6 bulan lalu tetapi masih sering kontak? Saya nyengir sendiri dengan SMS itu. Rupanya teman saya yang satu ini sedang sok bijak. Jarang sekali dia berbicara dengan bahasa yang berkonotasi (atau denotasi) demikian.

Memang, kalau masalah pergi itu, sayalah yang paling jauh pergi. Teman - teman saya pergi menghadap ke timur, saya malah ke barat. Atau teman saya mengajak pergi ke utara, malah saya nyasar ke selatan. Jadi kita tak pernah bertemu.

Mengenal seorang Berlianevie Harjan. 3 tahun lalu mengenalnya ketika masih sama-sama duduk dengan putih-biru. Mungkin dulu kita hanya mengenal lewat "seorang calo" berinisial CET. Lalu tahun - tahun berikutnya kita mulai akrab termasuk ketika harus menjadi backsound gara-gara kita sering berduet pada waktu jam pelajaran. Masih ingat dengan lagu yang sering saya plesetkan setiap syairnya, Nev? (Sampai sekarang kegiatan memelesetkan lagu menjadi kegiatan iseng).

Sampai berpisah pada Juni 2008, sampai sekarang kita masih kontak. Namun SMS pagi itu, sempat membuat saya tersenyum simpul. Ternyata saya yang jauh melawan arus. Saya berkelana ke mana-mana.

Ketika aku terlalu jauh melangkah
Kehilangan jejak kakiku sendiri
Sejatinya kamu hadir
Di setiap langkahku yang kehilangan jejak itu


SMSmu pagi ini memberikan pagi yang lain dari biasanya. Terima kasih untuk sebuah persahabatan yang indah. Yang jelas persahabatan kita bukan kepompong, karena kita manusia.

Untuk sebuah persahabatan yang indah...

Jumat, 19 Desember 2008

Belajar Memaafkan

Kadang belajar memaafkan itu adalah hal yang bijak dan wajib dilaksanakan. Walau berat, tak ada salahnya mencoba. Dibandingkan dengan memendam dan mendendam hanya membuat seseorang menjadi emosi dan tak stabil.

Toh, mencari teman itu amat sulit... Mencari musuh hanya butuh 1 menit.

Atau mungkin kita perlu berkaca pada diri kita sendiri? Apa kita membuanya kecewa sehingga dia tega membalas kecewa dengan kecewa?

Nikmati hidup ini, walau tak ada yang dapat dinikmati...



Dalam kebimbangan dan masih belajar memaafkan...

Aveline Agrippina Tando

Rabu, 17 Desember 2008

Djarum Black Blog Competition

Start:     Dec 18, '08
End:     Mar 31, '09
OVERVIEW

Djarum Black Blog Competition adalah suatu kompetisi menulis dikalangan blogger Indonesia. Tulisan memuat pengalaman sehari-hari dan pandangan individu terhadap suatu hal.


LATAR BELAKANG




  • Perkembangan yang sangat pesat pada komunitas blogger di indonesia.


  • Untuk menemukan generasi baru yang lebih expressive, speak up their opinion, care to their surroundings, and creative.

  • Bloging sudah menjadi Lifestyle.

SYARAT DAN KETENTUAN




  1. Blog dibuat dan dikelola oleh WNI.


  2. Tidak ada batasan pada pekerjaan, kemampuan menulis, ataupun tema blog pribadi yang dirasa kurang sesuai. Yang menjadi penilaian adalah isi dari artikel yang diajukan.

  3. Artikel yang diajukan untuk kompetisi menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Inggris dapat dipergunakan sebagai konten artikel tetapi hanya sebagai pelengkap artikel saja, bukan menjadi bahasa utama penulisan artikel.

  4. Konten dari artikel merupakan tulisan dari pengelola blog.

  5. Isi artikel yang diajukan merupakan hasil pemikiran pribadi.

  6. Isi artikel tidak berhubungan dengan periklanan internet, tidak mengandung unsur pornografi dan pornoaksi, tidak mengandung SARA, dan bukan hasil plagiarisme.

  7. Peserta dapat mencantumkan informasi produk (apabila diperlukan).


  8. Menggunakan bahasa yang menarik dengan gaya bahasa apapun selama sopan.

  9. Jumlah artikel yang memenuhi ketentuan keyword wajib harus lebih dari 20 artikel (tanpa ada batasan jumlah kata keseluruhan).

  10. Artikel yang akan di nilai adalah artikel-artikel yang diposting pada jangka waktu yang ditentukan.

KEYWORD WAJIB


Keywords Wajib adalah kata kunci yang wajib ada pada tulisan dengan jumlah minimal 2 dari daftar berikut :




  1. Djarum Black

  2. Djarum Black Slimz

  3. Djarum Black Slimznation

  4. Djarum Black Motodify

  5. Djarum Black Night Slalom


  6. Autoblackthrough

  7. Autoblackthrough goes to campus

  8. Blackinnovationawards

  9. Blackinnovationawards goes to campus

  10. Black In News

  11. Black Car Community


  12. Black Motor Community

  13. Black Community


TAHAP KOMPETISI




  1. Pendaftaran





    • Pendaftaran artikel blog dimulai dari tanggal 06 Desember 2008 sampai dengan 31 Maret 2009.

    • Peserta kompetisi adalah pemilik blog itu sendiri. Peserta tidak dapat mengusulkan suatu blog lain.

    • Daftarkan di : www.autoblackthrough.com/blogcompetition/


    • Cantumkan official banner di halam utama blog anda, code :

      <div style='position:absolute; top:0px; right:11px; width:207px; height:203px; display: block; margin:0; padding:0; z-index:100;'>
      <object data='http://www.autoblackthrough.com/00/bbc-logo.swf' height='203' type='application/x-shockwave-flash' width='207'>
      <param name='movie' value='http://www.autoblackthrough.com/00/bbc-logo.swf'/>
      <param name='wmode' value='transparent'/>

      <param name='quality' value='high'/>
      <param name='menu' value='false'/>
      </object>
      </div>


    • Add blog (blackoholiczone.blogspot.com) sebagai friends.

    • Identitas pemilik blog (nama, nickname, alamat blog, email, lokasi/alamat, no telp/HP, pekerjaan).





  1. Penjurian



    • Penilaian akan dimulai dari tanggal 01-09 April 2009.
    • Pemenang akan dipublikasikan di www.autoblackthrough.com/blogcompetition/ pada tanggal 10 April 2009 dan akan dihubungi lebih lanjut oleh panitia.
    • Penilaian akan dilakukan pada seluruh pendaftar yang lolos registrasi dan memenuhi persyaratan serta telah dipublikasikan di www.autoblackthrough.com/blogcompetition dan blackoholiczone.blogspot.com (blogroll).
    • Panitia akan memilih top 10 blog list.
    • Panitia akan memilih satu blog terbaik dari top 10 blog list sebagai juara utama.
    • Panitia akan memilih dua blog terbaik dari top 10 blog list sebagai juara kedua dan ketiga.


    • Hasil seleksi adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

    • Panitia tidak melayani surat-menyurat diluar prosesi.

    • Seleksi, kecuali surat pengaduan adanya tindak kecurangan.


    • SOURCE HERE

LinkinPark - Numb




I'm tired of being what you want me to be,
Feeling so faithless lost under the surface
i Don't know what you are expecting of me
Put under the pressure of walking in your shoes
(Caught in the undertow just caught in the undertow)
Every step that I take is another mistake to you
(Caught in the undertow just caught in the undertow)

[Chorus]
I've become so numb I can't feel you there
Become so tired so much more aware,
I'm becoming this all I want to do
Is be more like me and be less like you

Can't you see that you're smothering me
Holding too tightly afraid to lose control
Cause everything that you thought I would be
Has fallen apart right in front of you ooooo
(Caught in the undertow just caught in the undertow)
Every step that I take is another mistake to you
(Caught in the undertow just caught in the undertow)
And every second I waste is more than I can take

[Chorus]
I've become so numb I can't feel you there
Become so tired so much more aware
I'm becoming this all I want to do
Is be more like me and be less like you

And I know
I may end up failing too
But I know
You were just like me with someone disappointed in you

[Chorus]
I've become so numb I can't feel you there
Become so tired so much more aware,
I'm becoming this all I want to do
Is be more like me and be less like you

[Chorus]
I've become so numb I can't feel you there
I'm tired of being what you want me to be
I've become so numb I can't feel you there
I'm tired of being what you want me to be


TIGA JARI!!!!

Berdialog dengan Kematian

Rating:★★
Category:Books
Genre: Science Fiction & Fantasy
Author:Endang AXL
Melihat judulnya, "Berdialog dengan Kematian", apa yang ada di benak Anda? Memutuskan untuk membacanya dan terjun dalam dunia khayalan Endang AXL? Atau malah lari untuk menjauh dari buku itu dan memojokan diri sambil bergidik ngeri. Ini hanya soal pilihan saja dan tidak memaksa untuk memilih.

Mengisahkan Josh, seorang yang kaya tetapi tidak menikmatinya karena semua yang dia inginkan bisa didapatkannya dengan kemudahan. Setelah berimajinasi tentang yang dia inginkan, dia memutuskan membuat dunianya sendiri, dunia di tengah hutan yang jauh dari bising kota dan lebih memilih menjalani hidup bersama lima buayanya yang ada di tengah sungai buatan. Sampai kedatangan Sandina, seorang mahasiswa Indonesia yang mencoba meyakinkan Josh bahwa dia mencintainya.

Kalau dibilang "mendambakan dunia kebebasan", saya rasa tidak. Malah novel ini lebih berfantasi pada satu tempat saja. Fokus pada titik yang sama dan kita sama sekali dibatasi untuk berempati dengan tokoh - tokoh di dalamnya.

EYDnya pun juga berantakan. Katanya novel ini memang tidak sempat diedit karena sudah dikejar-kejar penerbit. Benar dugaan saya bahwa novel ini adalah novel tanpa editor. Maka benar juga bila EYDnya kacau balau.

Untuk ceritanya sendiri, alurnya berjalan lurus. Tetapi konflik - konflik yang sebenarnya bisa dibuat menarik malah gagal mengisi kewajibannya.

Kalau menangis, selama membaca novel ini, saya secara jujur dan terbuka sama sekali tidak menangis. Tak ada satupun kalimat puitis narator yang bisa membuatnya memiliki versi lebih. Dituturkan secara tidak cengeng, benar. Tetapi tuturannya masih terlalu biasa.

Cara menceritakannya pun tersendat-sendat. Kadang dalam satu paragraf, kalimat penjelasnya bisa memutar-mutar pada bagian yang sama.

Untuk suguhan cerita yang berakhir (amat) biasa saja (dan mudah ditebak), rasanya cukup untuk penilaian di atas.


Aveline Agrippina T.

Cengkrama

Malam ini
                pekat

Malam ini
                kita bercengkrama

Aku bertanya
                baru ada waktu

Kamu menjawab
                 kita terlalu egois

Malam ini
                terdengar tawa

Malam ini
                suara kita

Dengan
               dua cangkir penuh sejuta kehangatan

Jumat, 12 Desember 2008

Tentang Uang

Pagi ini saya bertanya kepada teman mengenai personal message-nya di YM. Menulis tentang uang.

Saya selalu bertanya pada semuanya termasuk diri saya: "Mengapa manusia hanya mencari uang dan uang? Kadang mereka sampai lupa diri bahwa mereka bisa saja mendewakan uang dibanding dengan Tuhan."

Pagi ini... hanya itu saja yang ingin saya pertanyakan. Ada yang bisa bantu jawab?

(Sudah ada beberapa dugaan mengenai jawabannya. Hehehe...)

Minggu, 07 Desember 2008

Ketika Daun Bercerita

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Romance
Author:Maradilla Syachridar
Ketika keluar dari Gramedia, sebuah buku berkaver dua helai daun telah masuk ke dalam plastik. Buku ini bukan dan tidak pernah menjadi target pembelian pada bulan Agustus. Maklum pada bulan Agustus tidak ada referensi baru dari Goodreads

Lepas dari itu, apa yang membuatnya menarik adalah kover depannya, dua helai daun yang mempesona. Harus saya akui, Fachreza Astnam Mubarak (sang penata letak dan desain) berhasil menyeret saya untuk masuk ke dalam Ketika Daun Bercerita.

Dihasilkan dari sebuah lamunan sehingga novel ini berada. Baiklah, mulai saja gambaran ceritanya. Baba dan Kimi adalah dua batang pohon yang hidup bersama di sebuah lapangan. Mungkin bisa dikatakan mereka adalah saksi bisu apa yang terjadi di lapangan tersebut. Lika - liku percintaan seorang pramuwisma dengan jurangan, permainan kecil anak balita, dan permainan bola anak laki-laki menjadi pandangan Baba dan Kimi setiap harinya.

Sampai peristiwa demi peristiwa yang memisahkan Baba dan Kimi karena sebuah kecemburuan hebat sepasang kekasih dan ada apa hubungan Mondri dan Mira yang adalah sama.

Maradilla berhasil dalam mengaduk alur di berbagai kisah sehingga sanggup membuat saya penasaran (dan bingung). Tetapi sebuah kesalahan dibuatnya sehingga pada bagian tengah saya menjadi sadar bahwa Mondri dan Mira adlaah seorang yang sama.

Uniknya adlaah Maradilla berhasil memikat sebuah novel percintaan dicampur dengan "say no to global warming". Sebuah tema yang perdana yang saya baca. Untuk itu saya berani mengacungkan jari kesalutan untuk karya ini.
Terlalu jauh, saya pikir untuk berimajinasi tentang sebuah karay ini. Bagaimana dua batang pohon saling berinteraksi bisu dengan manusia, tetpi penutupnya yang mengganggu. Ketika Mira bisa bicara dengan Baba, ekspetasi terlalu jauh bahwa seorang yang indigo memang mempunyai dunia sendiri, tetapi tidak untuk berbicara pada pohon sebagai penutupnya. (Sesungguhnya agak kecewa dengan hal ini...)

Dan satu lagi kekecewaan saya terhadap novel ini, isinya telah mengkhianati dan membohongi saya sebagai pembaca. Katanya daun yang bercerita, tetapi sepanjang perjalanan cerita ini, saya hanya menemukan pohon bukan daun yang bercerita.

Untuk isinya yang menarik serta pengadukan alurnya yang (agak) rapi, saya akan memberikan penilaian baik untuk novel ini. Juga pesannya yang sampai dengan sempurna. Tetapi untuk beberapa kelemahan (dan kebohongan), saya menhadi enggan untuk memberikan penilaian yang paling baik.

Baiklah, ini adalah apresiasi saya untuk karya perdana anda, Sdri. Maradilla Syachridar. Apresiasi yang baik yang jarang saya berikan pada karya perdana seseorang.



Aveline Agrippina Tando

Sabtu, 06 Desember 2008

LOMBA RESENSI NOVEL RAHASIA MEEDE

Start:     Dec 6, '08
End:     Jan 16, '09
LOMBA RESENSI
NOVEL RAHASIA MEEDE
MISTERI HARTA KARUN VOC
Penulis: E.S Ito

Untuk yang merasa masih jadi pelajar atau mahasiswa/i, ayo ikutan!!
Kirimkan resensi ke :
Redaksi Hikmah Publishing House
Gd. Mp Book Point Jl. Puri Mutiara Raya No.72
Cilandak – Cipete
Jakarta Selatan 12430

Hadiahnya... .....
1.Mendapatkan kiriman buku-buku Hikmah selama 1 tahun
2.Tiket gratis Napak Tilas JelaJah Rahasia Meede dari Musium
Fatahillah sampai
Pulau Onrust senilai Rp. 250.000
3. Merchandise Rahasia Meede

Syaratnya:
Sertakan fotokopi kartu pelajar/mhs saat pengiriman resensi
Lampirkan bukti fotokopi resensi media bagi yang resensinya sudah
pernah dimuat di media cetak.

Jadi, baca bukunya, tulis resensinya, dan jadi juara!
Cuma sampai 16 Januari 2009

Karena sejarah bukan untuk dilupakan

don't hesitate to call us:
(Caroline: 021 75915762/63)

SOURCE HERE

Jumat, 05 Desember 2008

Lorem Ipsum (Full Version)

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem. Nulla consequat massa quis enim. Donec pede justo, fringilla vel, aliquet nec, vulputate eget, arcu. In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra nulla ut metus varius laoreet. Quisque rutrum. Aenean imperdiet. Etiam ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui.

Etiam rhoncus. Maecenas tempus, tellus eget condimentum rhoncus, sem quam semper libero, sit amet adipiscing sem neque sed ipsum. Nam quam nunc, blandit vel, luctus pulvinar, hendrerit id, lorem. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus. Donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus. Nullam quis ante. Etiam sit amet orci eget eros faucibus tincidunt. Duis leo. Sed fringilla mauris sit amet nibh. Donec sodales sagittis magna. Sed consequat, leo eget bibendum sodales, augue velit cursus nunc, quis gravida magna mi a libero. Fusce vulputate eleifend sapien. Vestibulum purus quam, scelerisque ut, mollis sed, nonummy id, metus. Nullam accumsan lorem in dui. Cras ultricies mi eu turpis hendrerit fringilla. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; In ac dui quis mi consectetuer lacinia.

Nam pretium turpis et arcu. Duis arcu tortor, suscipit eget, imperdiet nec, imperdiet iaculis, ipsum. Sed aliquam ultrices mauris. Integer ante arcu, accumsan a, consectetuer eget, posuere ut, mauris. Praesent adipiscing. Phasellus ullamcorper ipsum rutrum nunc. Nunc nonummy metus. Vestibulum volutpat pretium libero. Cras id dui. Aenean ut eros et nisl sagittis vestibulum. Nullam nulla eros, ultricies sit amet, nonummy id, imperdiet feugiat, pede. Sed lectus. Donec mollis hendrerit risus. Phasellus nec sem in justo pellentesque facilisis. Etiam imperdiet imperdiet orci. Nunc nec neque. Phasellus leo dolor, tempus non, auctor et, hendrerit quis, nisi.

Curabitur ligula sapien, tincidunt non, euismod vitae, posuere imperdiet, leo. Maecenas malesuada. Praesent congue erat at massa. Sed cursus turpis vitae tortor. Donec posuere vulputate arcu. Phasellus accumsan cursus velit. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Sed aliquam, nisi quis porttitor congue, elit erat euismod orci, ac placerat dolor lectus quis orci. Phasellus consectetuer vestibulum elit. Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis.

Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus. Donec elit libero, sodales nec, volutpat a, suscipit non, turpis. Nullam sagittis. Suspendisse pulvinar, augue ac venenatis condimentum, sem libero volutpat nibh, nec pellentesque velit pede quis nunc. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Fusce id purus. Ut varius tincidunt libero. Phasellus dolor. Maecenas vestibulum mollis diam. Pellentesque ut neque. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

In dui magna, posuere eget, vestibulum et, tempor auctor, justo. In ac felis quis tortor malesuada pretium. Pellentesque auctor neque nec urna. Proin sapien ipsum, porta a, auctor quis, euismod ut, mi. Aenean viverra rhoncus pede. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Ut non enim eleifend felis pretium feugiat. Vivamus quis mi. Phasellus a est. Phasellus magna.

In hac habitasse platea dictumst. Curabitur at lacus ac velit ornare lobortis. Curabitur a felis in nunc fringilla tristique. Morbi mattis ullamcorper velit. Phasellus gravida semper nisi. Nullam vel sem. Pellentesque libero tortor, tincidunt et, tincidunt eget, semper nec, quam. Sed hendrerit. Morbi ac felis. Nunc egestas, augue at pellentesque laoreet, felis eros vehicula leo, at malesuada velit leo quis pede. Donec interdum, metus et hendrerit aliquet, dolor diam sagittis ligula, eget egestas libero turpis vel mi. Nunc nulla. Fusce risus nisl, viverra et, tempor et, pretium in, sapien. Donec venenatis vulputate lorem.

Morbi nec metus. Phasellus blandit leo ut odio. Maecenas ullamcorper, dui et placerat feugiat, eros pede varius nisi, condimentum viverra felis nunc et lorem. Sed magna purus, fermentum eu, tincidunt eu, varius ut, felis. In auctor lobortis lacus. Quisque libero metus, condimentum nec, tempor a, commodo mollis, magna. Vestibulum ullamcorper mauris at ligula. Fusce fermentum. Nullam cursus lacinia erat. Praesent blandit laoreet nibh.

Fusce convallis metus id felis luctus adipiscing. Pellentesque egestas, neque sit amet convallis pulvinar, justo nulla eleifend augue, ac auctor orci leo non est. Quisque id mi. Ut tincidunt tincidunt erat. Etiam feugiat lorem non metus. Vestibulum dapibus nunc ac augue. Curabitur vestibulum aliquam leo. Praesent egestas neque eu enim. In hac habitasse platea dictumst. Fusce a quam. Etiam ut purus mattis mauris sodales aliquam. Curabitur nisi. Quisque malesuada placerat nisl. Nam ipsum risus, rutrum vitae, vestibulum eu, molestie vel, lacus.

Sed augue ipsum, egestas nec, vestibulum et, malesuada adipiscing, dui. Vestibulum facilisis, purus nec pulvinar iaculis, ligula mi congue nunc, vitae euismod ligula urna in dolor. Mauris sollicitudin fermentum libero. Praesent nonummy mi in odio. Nunc interdum lacus sit amet orci. Vestibulum rutrum, mi nec elementum vehicula, eros quam gravida nisl, id fringilla neque ante vel mi. Morbi mollis tellus ac sapien. Phasellus volutpat, metus eget egestas mollis, lacus lacus blandit dui, id egestas quam mauris ut lacus. Fusce vel dui. Sed in libero ut nibh placerat accumsan. Proin faucibus arcu quis ante. In consectetuer turpis ut velit. Nulla sit amet est. Praesent metus tellus, elementum eu, semper a, adipiscing nec, purus. Cras risus ipsum, faucibus ut, ullamcorper id, varius ac, leo. Suspendisse feugiat. Suspendisse enim turpis, dictum sed, iaculis a, condimentum nec, nisi. Praesent nec nisl a purus blandit viverra. Praesent ac massa at ligula laoreet iaculis. Nulla neque dolor, sagittis eget, iaculis quis, molestie non, velit.

Mauris turpis nunc, blandit et, volutpat molestie, porta ut, ligula. Fusce pharetra convallis urna. Quisque ut nisi. Donec mi odio, faucibus at, scelerisque quis, convallis in, nisi. Suspendisse non nisl sit amet velit hendrerit rutrum. Ut leo. Ut a nisl id ante tempus hendrerit. Proin pretium, leo ac pellentesque mollis, felis nunc ultrices eros, sed gravida augue augue mollis justo. Suspendisse eu ligula. Nulla facilisi. Donec id justo. Praesent porttitor, nulla vitae posuere iaculis, arcu nisl dignissim dolor, a pretium mi sem ut ipsum. Curabitur suscipit suscipit tellus.

Praesent vestibulum dapibus nibh. Etiam iaculis nunc ac metus. Ut id nisl quis enim dignissim sagittis. Etiam sollicitudin, ipsum eu pulvinar rutrum, tellus ipsum laoreet sapien, quis venenatis ante odio sit amet eros. Proin magna. Duis vel nibh at velit scelerisque suscipit. Curabitur turpis. Vestibulum suscipit nulla quis orci. Fusce ac felis sit amet ligula pharetra condimentum. Maecenas egestas arcu quis ligula mattis placerat. Duis lobortis massa imperdiet quam. Suspendisse potenti.

Pellentesque commodo eros a enim. Vestibulum turpis sem, aliquet eget, lobortis pellentesque, rutrum eu, nisl. Sed libero. Aliquam erat volutpat. Etiam vitae tortor. Morbi vestibulum volutpat enim. Aliquam eu nunc. Nunc sed turpis. Sed mollis, eros et ultrices tempus, mauris ipsum aliquam libero, non adipiscing dolor urna a orci. Nulla porta dolor. Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos hymenaeos.

Pellentesque dapibus hendrerit tortor. Praesent egestas tristique nibh. Sed a libero. Cras varius. Donec vitae orci sed dolor rutrum auctor. Fusce egestas elit eget lorem. Suspendisse nisl elit, rhoncus eget, elementum ac, condimentum eget, diam. Nam at tortor in tellus interdum sagittis. Aliquam lobortis. Donec orci lectus, aliquam ut, faucibus non, euismod id, nulla. Curabitur blandit mollis lacus. Nam adipiscing. Vestibulum eu odio.

Vivamus laoreet. Nullam tincidunt adipiscing enim. Phasellus tempus. Proin viverra, ligula sit amet ultrices semper, ligula arcu tristique sapien, a accumsan nisi mauris ac eros. Fusce neque. Suspendisse faucibus, nunc et pellentesque egestas, lacus ante convallis tellus, vitae iaculis lacus elit id tortor. Vivamus aliquet elit ac nisl. Fusce fermentum odio nec arcu. Vivamus euismod mauris. In ut quam vitae odio lacinia tincidunt. Praesent ut ligula non mi varius sagittis. Cras sagittis. Praesent ac sem eget est egestas volutpat. Vivamus consectetuer hendrerit lacus. Cras non dolor. Vivamus in erat ut urna cursus vestibulum. Fusce commodo aliquam arcu. Nam commodo suscipit quam. Quisque id odio. Praesent venenatis metus at tortor pulvinar varius.

Lorem Ipsum

Lorem ipsum, atau ringkasnya lipsum, adalah teks standar yang ditempatkan untuk mendemostrasikan elemen grafis atau presentasi visual seperti font, tipografi, dan tata letak. Maksud penggunaan lipsum adalah agar pengamat tidak terlalu berkonsentrasi kepada arti harfiah per kalimat, melainkan lebih kepada elemen desain dari teks yang dipresentasi.

Lorem ipsum disebut juga dengan greeking (melatinkan/meyunanikan) karena kalimat ini berasal dari bahasa Latin.

Aplikasi

Contoh teks lorem ipsum yang lazim digunakan adalah:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Teks asli dari Cicero untuk lorem ipsum adalah sebagai berikut (dengan bagian-bagian cuplikannya yang dicetak tebal):

[32] Sed ut perspiciatis, unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam eaque ipsa, quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt, explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem, quia voluptas sit, aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos, qui ratione voluptatem sequi nesciunt, neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum, quia dolor sit, amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt, ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur? Quis autem vel eum iure reprehenderit, qui in ea voluptate velit esse, quam nihil molestiae consequatur, vel illum, qui dolorem eum fugiat, quo voluptas nulla pariatur? [33] At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus, qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti, quos dolores et quas molestias excepturi sint, obcaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa, qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga. Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio, cumque nihil impedit, quo minus id, quod maxime placeat, facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus. Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet, ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.

Terjemahan H. Rackham (1914) berbunyi seperti ini: "Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain of itself, because it is pain, but because occasionally circumstances occur in which toil and pain can procure him some great pleasure. To take a trivial example, which of us ever undertakes laborious physical exercise, except to obtain some advantage from it? But who has any right to find fault with a man who chooses to enjoy a pleasure that has no annoying consequences, or one who avoids a pain that produces no resultant pleasure?"

Dalam bahasa Indonesia, kalimat di atas diterjemahkan: "Demikian pula, tidak adakah orang yang mencintai atau mengejar atau ingin mengalami penderitaan, bukan semata-mata karena penderitaan itu sendiri, tetapi karena sesekali terjadi keadaan di mana susah-payah dan penderitaan dapat memberikan kepadanya kesenangan yang besar. Sebagai contoh sederhana, siapakah di antara kita yang pernah melakukan pekerjaan fisik yang berat, selain untuk memperoleh manfaat daripadanya? Tetapi siapakah yang berhak untuk mencari kesalahan pada diri orang yang memilih untuk menikmati kesenangan yang tidak menimbulkan akibat-akibat yang mengganggu, atau orang yang menghindari penderitaan yang tidak menghasilkan kesenangan?"

Variasi

Banyak variasi dibuat berdasarkan standar teks lorem ipsum, kadang-kadang tidak begitu mirip dengan aslinya. Versi-versi yang lain memberikan huruf-huruf tambahan seperti k, w, dan z yang tidak lazim atau tidak ada dalam bahasa Latin, serta kata-kata yang tidak ada artinya seperti zzril, takimata, dan gubergren ditambahkan kepada teks aslinya untuk memberikan penyebaran huruf yang lebih dekat dengan bahasa Inggris.

Kata-kata Cicero dalam Orasi melawan Catilina kadang-kadang digunakan dalam contoh-contoh huruf: Quo usque tandem abutere, Catilina, patientia nostra? Quam diu etiam furor iste tuus nos eludet?

Berbagai perangkat lunak, termasuk penyunting teks (atau modul-modul colok untuk maksud yang sama) dapat menghasilkan kalimat yang agak acak dari "teks lorem" yang sering sedikit sekali, kalaupun ada, kemiripannya dengan berbagai teks kanonik dan hanya sekadar menampilkan bahasa Latin yang kacau-balau.


Sekedar belajar sekaligus berbagi...

Dicuplik dari Wikipedia dengan sebagaimana harusnya...

Rabu, 03 Desember 2008

Masih?

Masihkah engkau bertanya tentang kematian ketika engkau telah memutuskan untuk hidup selamanya?

Atau masihkah engkau akan menjerat lehermu dengan seutas tali tapi mempertontonkan tingkahmu di depan orang banyak?

Atau ketika engkau telah memilih untuk hidup abadi tetapi engkau masih berpikir untuk berhenti bernafas?

Adalah hal yang bijak ketika engkau memilih apa yang akan kau pilih, namun lebih bijaknya adalah ketika engkau mengatakan hal itu padaku, aku mengerti bahwa itu yang terbaik untukmu.




Selamat berjuang sobat... Junjung tinggi dirimu ketika kau merasa jatuh...
Doa dari sahabatmu yang akan kehilanganmu...

PS: Sudah kuterima emailmu... Akan kukirim ke Jogja esok lusa...

Selasa, 02 Desember 2008

Lomba Review A Cat In My Eyes

Start:     Dec 3, '08
End:     Dec 27, '08
Kalau kamu bertanya, "Apa sih keuntungannya beli buku?" Jawabannya tentu, "BANYAK!" Selain menambah wawasan dan menghibur pembacanya, bisa juga dapat hadiah. Nggak sedikit lho, penerbit dan penulis yang mengadakan lomba review dari buku yang diterbitkan.

Salah satunya GagasMedia dan Fahd Djibran, penulis buku A Cat in My Eyes: Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa. Setelah membaca bukunya, buruan deh kirim review kamu yang paling bagus. Jangan hanya kamu, ajak juga teman-temanmu.


Syaratnya gampang aja kok.

* Kamu harus punya blog.
* Resensi harus memuat cover buku.
* Resensi di-posting di blog, lalu di-link-kan dengan blognya Fahd (www.ruangtengah.co.nr) dan blognya GagasMedia (www.kandangagas.blogspot.com)
* Begitu resensi di-publish, kamu harus mendaftarkan diri dengan cara mengirim e-mail ke Kandang Gagas ( blog.gagas@yahoo.comAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya ) dengan Subject: Resensi A Cat in My Eyes
* Batas akhir publish 27 Desember 2008 pukul 23:59 WIB.

Nah, berikut ini adalah hadiah yang bisa dibawa oleh pemenang lomba review A Cat in My Eyes.

* Buat 5 orang peresensi terbaik bakal dapet paket buku senilai 150 ribu rupiah + Goodie Bag Gagas + T-Shirt dan pin eksklusif A Cat in My Eyes.
* Ada juga 5 Goodie Bag Gagas + T-Shirt dan pin eksklusif A Cat in My Eyes buat 5 orang peresensi terfavorit.
* Pemenang akan diumumkan tanggal 1 Januari 2008.

Ayo buruan ikutan, karena bertanya tak membuatmu berdosa! Berikut ini adalah tampilan cover A Cat in My Eyes yang harus kamu pajang di blog-mu!

===============================================================

Itu aja infonya??? Ya nggak lah!!! Udah punya bukunya, udah ikutan lomba review-nya, kayaknya rugi deh kalau nggak punya kaosnya.

Yap, bagi kamu yang tertarik untuk membeli T-Shirt A Cat in My Eyes bisa pesan langsung ke Komunitas Ruang Tengah lewat e-mail: ruangtengah@rocketmail.comAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya . Sertakan alamat lengkap dan jumlah pesanannya.

Kalau soal harga, dijamin murmer deh. Cukup dengan Rp40.000 + Ongkir (menyesuaikan dg kota tujuan) aja, kamu udah bisa mendapatkan T-Shirt keren ini. Ayo buruan! Persediaan terbatas, lho, cuma 50 pcs! So, siapa cepat, dia dapat!


FOUND HERE