Selasa, 30 Desember 2008

[Tak] Ada Resolusi Untuk Tahun Ini

Resolusi. Sebuah kegiatan akhir tahun yang biasa dilakukan oleh orang-orang untuk membuat perencanaan di akhir tahunnya. Pada tahun - tahun sebelumnya, dimulai pada tahun 2005, saya pun juga tergoda untuk membuat resolusi. Sampai tahun kemarin, saya membuat resolusi untuk tahun 2008. Nyatanya adalah sebuah kesia-siaan. Semua yang saya rencanakan banyak meleset dari tujuan.

Masih saya lihat, banyak orang membuat resolusi untuk tahun - tahun berikutnya. Para motivator kelas atas menganjurkan seseorang untuk membuat resolusi. Katanya resolusi membantu apa yang akan kita capai.

Melihat hasil resolusi 2008. Saya sudah berencana rasanya tak perlu resolusi untuk tahun ini. Mengapa? Karena hasilnya sama saja seperti tak membuat resolusi. Dan resolusi seperti investasi jangka panjang, tetapi ketika jatuh tempo, seseorang harus mengejarnya sampai tujuan akhir. Pada pasalnya, tak ada dalam sejarah hidup saya untuk menjadi seorang yang dikejar-kejar deadline. Karena dikejar itu amatlah melelahkan juga rasanya hasil kerja menjadi kurang maksimal.

Beberapa resolusi saya di tahun ini seperti mengurangi jatah keluar rumah ternyata gagal. Ternyata memang saya orang hutan asli (orang hutan bukan orang utan). Rencananya hanya dua kali, ternyata tahun ini saya keluar rumah sebanyak enam kali. Pantaslah sebuah resolusi tak perlu dicanangkan orang seperti saya.

Lalu apa pengganti resolusi? Saya mulai berencana mengganti resolusi dengan target bulanan. Mungkin dengan target bulanan itu, saya banyak memulai hari-hari saya dengan target itu.

Maka, untuk tahun ini dan tahun - tahun berikutnya, saya rasa orang seperti saya ini tak butuh resolusi. Jadi bagi yang menimpuk sebuah lembaran posting resolusi untuk saya, di Friendster,  maaf... Saya tak akan menulis resolusi untuk tahun ini.

Jumat, 26 Desember 2008

Catatan Perjalanan

Pertemuan. Itulah awal dari semua catatan ini. Pertemuan yang tak pernah diduga sebelumnya dan lewat-lewat kata-kata dari luncurkan huruf-huruf, sebuah jalinan yang dinamakan persahabatan dimulai. Sebuah perjalanan yang tak nyata selalu menjadi bayang permainan yang indah yang akhirnya mempertemukan semuanya pada kenyataan.

Persahabatan itu dimulai dengan sebuah penjawatan yang baik. Tak pernah mengenal status, usia, gender, atau apapun yang biasanya menjadi batasan dalam penjalinan yang indah. Yang menjadi batasan adalah ruang lingkup pertemuan dan waktu yang rasanya tak cukup hanya 24 jam dalam sehari untuk saling bertegur sapa dan bercanda.

Dan kitapun dipertemukan dalam sebuah ruangan. Ruang yang akhirnya membuat kita menjadi memiliki dan berkaitan. Ruang yang akhirnya menjadikan sebuah kenyataan. Dan ruang itu dinamakan "Ruang Maya".

Siapa yang tak kenal ruang itu? Pada saat ini, anda sedang terjerumus dalam ruang itu.

***

Jakarta. 26 Desember 2008. Masih terjebak dalam kesibukannya. Seharusnya Jakarta tak perlu sesibuk ini pada hari menjelang tutup tahun. Seharusnya masyarakatnya berduduk santai dan jalanan di Jakarta seharusnya kosong pada hari itu.

Tetapi, seharusnya sadar, bahwa Jakarta telah mengandung status ibukota. Mana ada seorang ibu yang tak pernah sibuk dalam segala hal? Ibu adalah sosok yang paling sibuk dalam segala hal dan yang tak pernah berhenti dalam mengurus segalanya. Maka adalah hal yang wajar jika menjelang ganti tahun, Jakarta masih saja sibuk mengurus semua ini.

Dan di Jakarta itu pula, sebuah persahabatan maya menjadi nyata.

***

Sebuah ekspetasi saya mengenai pengenalan seorang teman rasanya dibutuhkan. Nasihat dari sudut manapun mengatakan "Bersahabatlah dengan baik..." atau "Jadilah teman yang baik." telah saya camkan jauh sebelum membentuk sebuah komunitas.

Dan lagi - lagi saya terjebak. Dalam sebuah ruang di dalam ruang maya.

Dan ruang itu bernama Multiply.

Dua orang terjebak di sini, entahlah dengan yang satu lagi. Apa merasa terjebak?

Setelah saya terjebak di sini, lagi - lagi saya terjebak dalam keindahan persahabatan yang berbatas ruang, jarak, dan waktu. Entah bagaimana caranya bisa bergelut dalam persahabatan ini, saya pun masih tercengang dengan penjebakan ini.

Dan... dari banyaknya sahabat yang saya jumpai di ruang dalam ruang itu, pada akhirnya membentuk sebuah persahabatan yang erat. Dalam beberapa bulan saja, saya yang menjadi korban penjebakan tanpa tersangka ini menjalin hubungan erat. Dua orang yang akhirnya menarik saya untuk masuk ke dunianya.

Dikenal dengan nama Henny Poerwanti. Saya mengenalnya dari seorang kontak saya yang akhirnya membuat saya berhubungan teman dengannya. Sama-sama penggemar ngalor ngadul. Sama-sama tukang iseng. Sama-sama tukang bercanda. Hal - hal itulah yang membuat kita terjebak di sana.

Dan yang satu lagi dikenal dengan nama Rike Jokanan. Saya mengenalnya dari perkenalan dirinya sendiri. Betapa anehnya dunia maya ini, bukan? Mempertemukan semua orang dari segala macam bentuk dan cara. Menurut pengakuannya, wanita ini mengenal saya dan tertarik pada saya setelah membaca komentar yang saya berikan kepada seseorang yang juga kontak saya. Sama-sama hobi membaca. Sama-sama hobi serius. (Hobikah ini?) Dan sama-sama hobi menulis puisi.

Tapi apa kesamaan hobi dua orang di atas? Saya tak tahu...

***
Jakarta masih menampakkan siangnya. Dan Jakarta pula mempertemukan ketiga seorang yang berbeda batas waktu dan jarak itu.

Aveline Agrippina, Henny Poerwanti, dan Rike Jokanan dipertemukan di Ibukota Indonesia. 26 Desember 2008. 5 hari menjelang akhir tahun 2008. Dan pertemuan itu berakhir manis. Dengan hobi - hobi kita yang berbeda dan berbagai karakter yang ada, tetap saja semuanya serasa manis.

Pembicaraan awal, tentu saja penjebakan di ruang maya itu tersendiri. Sejak kapan mulai mengeksiskan diri di dunia maya, apa saja hal-hal yang buruk yang pernah terjadi, membicarakan tentang hobi kita, dan tentunya masih ada selingan ledek-meledek.

Pesahabatan maya itupun menjadi nyata...

Pertemuan yang telah direncanakan amat jauh. Dan yang paling tak tahan akan hari pertemuan itu adalah yang paling tua. (Siapakah yang paling tua itu? -Rasanya tak perlu jawaban untuk hal itu.-) Setiap kali bertemu dengan saya melalui telepon, SMS, di Facebook, ataupun di Yahoo! Messenger, tetaplah yang jadi bahan pembicaraannya adalah pertemuan.

Kadang bahan bibir itu membuat saya tertawa sendiri, mengapa masih ada orang yang ingin bertemu manusia semisterius seperti saya? Tak takutkah dia kalau ketika melihat saya akan saya terkam?

Sebuah tempat menjadi pertemuannya. Dan sebuah tempat juga yang menyatukan kami bertiga. Sebuah tempat yang menyatukan persahabatan maya menjadi nyata.

Dan Jakarta masih menampakkan siangnya untuk menuju pada sorenya. Sayang, saya harus menarik diri dari kebahagiaan sekaligus kado akhir tahun yang manis ini untuk saya.


Untuk sebuah pertemanan tiada akhir...
Terlontar dua kata...
Terima kasih...




Aveline Agrippina T
Makhluk yang sering dibilang misterius itu...



PS: Untuk yang merasa namanya tercantum di atas, manusia misterius ini mengucapkan terima kasih yang besar untuk kenang-kenangannya. Friendship never be die, but still alive and forever

SEBUAH KISAH KLASIK - SHEILA ON 7


Sampai jumpa kawanku
S'moga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku
S'moga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Bersenang-senanglah
Kar'na hari ini yang 'kan kita rindukan
Di hari nanti...

Senin, 22 Desember 2008

Pesan Pagi Ini

Sulit melupakan teman yang pergi
Apalagi seperti kamu



Berlianevie Harjan dalam SMSnya pagi ini

Saya sempat terdiam sejenak mengenai SMS itu. SMS apa pula itu? Bukannya kita sudah berpisah sejak 6 bulan lalu tetapi masih sering kontak? Saya nyengir sendiri dengan SMS itu. Rupanya teman saya yang satu ini sedang sok bijak. Jarang sekali dia berbicara dengan bahasa yang berkonotasi (atau denotasi) demikian.

Memang, kalau masalah pergi itu, sayalah yang paling jauh pergi. Teman - teman saya pergi menghadap ke timur, saya malah ke barat. Atau teman saya mengajak pergi ke utara, malah saya nyasar ke selatan. Jadi kita tak pernah bertemu.

Mengenal seorang Berlianevie Harjan. 3 tahun lalu mengenalnya ketika masih sama-sama duduk dengan putih-biru. Mungkin dulu kita hanya mengenal lewat "seorang calo" berinisial CET. Lalu tahun - tahun berikutnya kita mulai akrab termasuk ketika harus menjadi backsound gara-gara kita sering berduet pada waktu jam pelajaran. Masih ingat dengan lagu yang sering saya plesetkan setiap syairnya, Nev? (Sampai sekarang kegiatan memelesetkan lagu menjadi kegiatan iseng).

Sampai berpisah pada Juni 2008, sampai sekarang kita masih kontak. Namun SMS pagi itu, sempat membuat saya tersenyum simpul. Ternyata saya yang jauh melawan arus. Saya berkelana ke mana-mana.

Ketika aku terlalu jauh melangkah
Kehilangan jejak kakiku sendiri
Sejatinya kamu hadir
Di setiap langkahku yang kehilangan jejak itu


SMSmu pagi ini memberikan pagi yang lain dari biasanya. Terima kasih untuk sebuah persahabatan yang indah. Yang jelas persahabatan kita bukan kepompong, karena kita manusia.

Untuk sebuah persahabatan yang indah...

Jumat, 19 Desember 2008

Belajar Memaafkan

Kadang belajar memaafkan itu adalah hal yang bijak dan wajib dilaksanakan. Walau berat, tak ada salahnya mencoba. Dibandingkan dengan memendam dan mendendam hanya membuat seseorang menjadi emosi dan tak stabil.

Toh, mencari teman itu amat sulit... Mencari musuh hanya butuh 1 menit.

Atau mungkin kita perlu berkaca pada diri kita sendiri? Apa kita membuanya kecewa sehingga dia tega membalas kecewa dengan kecewa?

Nikmati hidup ini, walau tak ada yang dapat dinikmati...



Dalam kebimbangan dan masih belajar memaafkan...

Aveline Agrippina Tando

Rabu, 17 Desember 2008

Djarum Black Blog Competition

Start:     Dec 18, '08
End:     Mar 31, '09
OVERVIEW

Djarum Black Blog Competition adalah suatu kompetisi menulis dikalangan blogger Indonesia. Tulisan memuat pengalaman sehari-hari dan pandangan individu terhadap suatu hal.


LATAR BELAKANG




  • Perkembangan yang sangat pesat pada komunitas blogger di indonesia.


  • Untuk menemukan generasi baru yang lebih expressive, speak up their opinion, care to their surroundings, and creative.

  • Bloging sudah menjadi Lifestyle.

SYARAT DAN KETENTUAN




  1. Blog dibuat dan dikelola oleh WNI.


  2. Tidak ada batasan pada pekerjaan, kemampuan menulis, ataupun tema blog pribadi yang dirasa kurang sesuai. Yang menjadi penilaian adalah isi dari artikel yang diajukan.

  3. Artikel yang diajukan untuk kompetisi menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Inggris dapat dipergunakan sebagai konten artikel tetapi hanya sebagai pelengkap artikel saja, bukan menjadi bahasa utama penulisan artikel.

  4. Konten dari artikel merupakan tulisan dari pengelola blog.

  5. Isi artikel yang diajukan merupakan hasil pemikiran pribadi.

  6. Isi artikel tidak berhubungan dengan periklanan internet, tidak mengandung unsur pornografi dan pornoaksi, tidak mengandung SARA, dan bukan hasil plagiarisme.

  7. Peserta dapat mencantumkan informasi produk (apabila diperlukan).


  8. Menggunakan bahasa yang menarik dengan gaya bahasa apapun selama sopan.

  9. Jumlah artikel yang memenuhi ketentuan keyword wajib harus lebih dari 20 artikel (tanpa ada batasan jumlah kata keseluruhan).

  10. Artikel yang akan di nilai adalah artikel-artikel yang diposting pada jangka waktu yang ditentukan.

KEYWORD WAJIB


Keywords Wajib adalah kata kunci yang wajib ada pada tulisan dengan jumlah minimal 2 dari daftar berikut :




  1. Djarum Black

  2. Djarum Black Slimz

  3. Djarum Black Slimznation

  4. Djarum Black Motodify

  5. Djarum Black Night Slalom


  6. Autoblackthrough

  7. Autoblackthrough goes to campus

  8. Blackinnovationawards

  9. Blackinnovationawards goes to campus

  10. Black In News

  11. Black Car Community


  12. Black Motor Community

  13. Black Community


TAHAP KOMPETISI




  1. Pendaftaran





    • Pendaftaran artikel blog dimulai dari tanggal 06 Desember 2008 sampai dengan 31 Maret 2009.

    • Peserta kompetisi adalah pemilik blog itu sendiri. Peserta tidak dapat mengusulkan suatu blog lain.

    • Daftarkan di : www.autoblackthrough.com/blogcompetition/


    • Cantumkan official banner di halam utama blog anda, code :

      <div style='position:absolute; top:0px; right:11px; width:207px; height:203px; display: block; margin:0; padding:0; z-index:100;'>
      <object data='http://www.autoblackthrough.com/00/bbc-logo.swf' height='203' type='application/x-shockwave-flash' width='207'>
      <param name='movie' value='http://www.autoblackthrough.com/00/bbc-logo.swf'/>
      <param name='wmode' value='transparent'/>

      <param name='quality' value='high'/>
      <param name='menu' value='false'/>
      </object>
      </div>


    • Add blog (blackoholiczone.blogspot.com) sebagai friends.

    • Identitas pemilik blog (nama, nickname, alamat blog, email, lokasi/alamat, no telp/HP, pekerjaan).





  1. Penjurian



    • Penilaian akan dimulai dari tanggal 01-09 April 2009.
    • Pemenang akan dipublikasikan di www.autoblackthrough.com/blogcompetition/ pada tanggal 10 April 2009 dan akan dihubungi lebih lanjut oleh panitia.
    • Penilaian akan dilakukan pada seluruh pendaftar yang lolos registrasi dan memenuhi persyaratan serta telah dipublikasikan di www.autoblackthrough.com/blogcompetition dan blackoholiczone.blogspot.com (blogroll).
    • Panitia akan memilih top 10 blog list.
    • Panitia akan memilih satu blog terbaik dari top 10 blog list sebagai juara utama.
    • Panitia akan memilih dua blog terbaik dari top 10 blog list sebagai juara kedua dan ketiga.


    • Hasil seleksi adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

    • Panitia tidak melayani surat-menyurat diluar prosesi.

    • Seleksi, kecuali surat pengaduan adanya tindak kecurangan.


    • SOURCE HERE

LinkinPark - Numb




I'm tired of being what you want me to be,
Feeling so faithless lost under the surface
i Don't know what you are expecting of me
Put under the pressure of walking in your shoes
(Caught in the undertow just caught in the undertow)
Every step that I take is another mistake to you
(Caught in the undertow just caught in the undertow)

[Chorus]
I've become so numb I can't feel you there
Become so tired so much more aware,
I'm becoming this all I want to do
Is be more like me and be less like you

Can't you see that you're smothering me
Holding too tightly afraid to lose control
Cause everything that you thought I would be
Has fallen apart right in front of you ooooo
(Caught in the undertow just caught in the undertow)
Every step that I take is another mistake to you
(Caught in the undertow just caught in the undertow)
And every second I waste is more than I can take

[Chorus]
I've become so numb I can't feel you there
Become so tired so much more aware
I'm becoming this all I want to do
Is be more like me and be less like you

And I know
I may end up failing too
But I know
You were just like me with someone disappointed in you

[Chorus]
I've become so numb I can't feel you there
Become so tired so much more aware,
I'm becoming this all I want to do
Is be more like me and be less like you

[Chorus]
I've become so numb I can't feel you there
I'm tired of being what you want me to be
I've become so numb I can't feel you there
I'm tired of being what you want me to be


TIGA JARI!!!!

Berdialog dengan Kematian

Rating:★★
Category:Books
Genre: Science Fiction & Fantasy
Author:Endang AXL
Melihat judulnya, "Berdialog dengan Kematian", apa yang ada di benak Anda? Memutuskan untuk membacanya dan terjun dalam dunia khayalan Endang AXL? Atau malah lari untuk menjauh dari buku itu dan memojokan diri sambil bergidik ngeri. Ini hanya soal pilihan saja dan tidak memaksa untuk memilih.

Mengisahkan Josh, seorang yang kaya tetapi tidak menikmatinya karena semua yang dia inginkan bisa didapatkannya dengan kemudahan. Setelah berimajinasi tentang yang dia inginkan, dia memutuskan membuat dunianya sendiri, dunia di tengah hutan yang jauh dari bising kota dan lebih memilih menjalani hidup bersama lima buayanya yang ada di tengah sungai buatan. Sampai kedatangan Sandina, seorang mahasiswa Indonesia yang mencoba meyakinkan Josh bahwa dia mencintainya.

Kalau dibilang "mendambakan dunia kebebasan", saya rasa tidak. Malah novel ini lebih berfantasi pada satu tempat saja. Fokus pada titik yang sama dan kita sama sekali dibatasi untuk berempati dengan tokoh - tokoh di dalamnya.

EYDnya pun juga berantakan. Katanya novel ini memang tidak sempat diedit karena sudah dikejar-kejar penerbit. Benar dugaan saya bahwa novel ini adalah novel tanpa editor. Maka benar juga bila EYDnya kacau balau.

Untuk ceritanya sendiri, alurnya berjalan lurus. Tetapi konflik - konflik yang sebenarnya bisa dibuat menarik malah gagal mengisi kewajibannya.

Kalau menangis, selama membaca novel ini, saya secara jujur dan terbuka sama sekali tidak menangis. Tak ada satupun kalimat puitis narator yang bisa membuatnya memiliki versi lebih. Dituturkan secara tidak cengeng, benar. Tetapi tuturannya masih terlalu biasa.

Cara menceritakannya pun tersendat-sendat. Kadang dalam satu paragraf, kalimat penjelasnya bisa memutar-mutar pada bagian yang sama.

Untuk suguhan cerita yang berakhir (amat) biasa saja (dan mudah ditebak), rasanya cukup untuk penilaian di atas.


Aveline Agrippina T.

Cengkrama

Malam ini
                pekat

Malam ini
                kita bercengkrama

Aku bertanya
                baru ada waktu

Kamu menjawab
                 kita terlalu egois

Malam ini
                terdengar tawa

Malam ini
                suara kita

Dengan
               dua cangkir penuh sejuta kehangatan

Jumat, 12 Desember 2008

Tentang Uang

Pagi ini saya bertanya kepada teman mengenai personal message-nya di YM. Menulis tentang uang.

Saya selalu bertanya pada semuanya termasuk diri saya: "Mengapa manusia hanya mencari uang dan uang? Kadang mereka sampai lupa diri bahwa mereka bisa saja mendewakan uang dibanding dengan Tuhan."

Pagi ini... hanya itu saja yang ingin saya pertanyakan. Ada yang bisa bantu jawab?

(Sudah ada beberapa dugaan mengenai jawabannya. Hehehe...)

Minggu, 07 Desember 2008

Ketika Daun Bercerita

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Romance
Author:Maradilla Syachridar
Ketika keluar dari Gramedia, sebuah buku berkaver dua helai daun telah masuk ke dalam plastik. Buku ini bukan dan tidak pernah menjadi target pembelian pada bulan Agustus. Maklum pada bulan Agustus tidak ada referensi baru dari Goodreads

Lepas dari itu, apa yang membuatnya menarik adalah kover depannya, dua helai daun yang mempesona. Harus saya akui, Fachreza Astnam Mubarak (sang penata letak dan desain) berhasil menyeret saya untuk masuk ke dalam Ketika Daun Bercerita.

Dihasilkan dari sebuah lamunan sehingga novel ini berada. Baiklah, mulai saja gambaran ceritanya. Baba dan Kimi adalah dua batang pohon yang hidup bersama di sebuah lapangan. Mungkin bisa dikatakan mereka adalah saksi bisu apa yang terjadi di lapangan tersebut. Lika - liku percintaan seorang pramuwisma dengan jurangan, permainan kecil anak balita, dan permainan bola anak laki-laki menjadi pandangan Baba dan Kimi setiap harinya.

Sampai peristiwa demi peristiwa yang memisahkan Baba dan Kimi karena sebuah kecemburuan hebat sepasang kekasih dan ada apa hubungan Mondri dan Mira yang adalah sama.

Maradilla berhasil dalam mengaduk alur di berbagai kisah sehingga sanggup membuat saya penasaran (dan bingung). Tetapi sebuah kesalahan dibuatnya sehingga pada bagian tengah saya menjadi sadar bahwa Mondri dan Mira adlaah seorang yang sama.

Uniknya adlaah Maradilla berhasil memikat sebuah novel percintaan dicampur dengan "say no to global warming". Sebuah tema yang perdana yang saya baca. Untuk itu saya berani mengacungkan jari kesalutan untuk karya ini.
Terlalu jauh, saya pikir untuk berimajinasi tentang sebuah karay ini. Bagaimana dua batang pohon saling berinteraksi bisu dengan manusia, tetpi penutupnya yang mengganggu. Ketika Mira bisa bicara dengan Baba, ekspetasi terlalu jauh bahwa seorang yang indigo memang mempunyai dunia sendiri, tetapi tidak untuk berbicara pada pohon sebagai penutupnya. (Sesungguhnya agak kecewa dengan hal ini...)

Dan satu lagi kekecewaan saya terhadap novel ini, isinya telah mengkhianati dan membohongi saya sebagai pembaca. Katanya daun yang bercerita, tetapi sepanjang perjalanan cerita ini, saya hanya menemukan pohon bukan daun yang bercerita.

Untuk isinya yang menarik serta pengadukan alurnya yang (agak) rapi, saya akan memberikan penilaian baik untuk novel ini. Juga pesannya yang sampai dengan sempurna. Tetapi untuk beberapa kelemahan (dan kebohongan), saya menhadi enggan untuk memberikan penilaian yang paling baik.

Baiklah, ini adalah apresiasi saya untuk karya perdana anda, Sdri. Maradilla Syachridar. Apresiasi yang baik yang jarang saya berikan pada karya perdana seseorang.



Aveline Agrippina Tando

Sabtu, 06 Desember 2008

LOMBA RESENSI NOVEL RAHASIA MEEDE

Start:     Dec 6, '08
End:     Jan 16, '09
LOMBA RESENSI
NOVEL RAHASIA MEEDE
MISTERI HARTA KARUN VOC
Penulis: E.S Ito

Untuk yang merasa masih jadi pelajar atau mahasiswa/i, ayo ikutan!!
Kirimkan resensi ke :
Redaksi Hikmah Publishing House
Gd. Mp Book Point Jl. Puri Mutiara Raya No.72
Cilandak – Cipete
Jakarta Selatan 12430

Hadiahnya... .....
1.Mendapatkan kiriman buku-buku Hikmah selama 1 tahun
2.Tiket gratis Napak Tilas JelaJah Rahasia Meede dari Musium
Fatahillah sampai
Pulau Onrust senilai Rp. 250.000
3. Merchandise Rahasia Meede

Syaratnya:
Sertakan fotokopi kartu pelajar/mhs saat pengiriman resensi
Lampirkan bukti fotokopi resensi media bagi yang resensinya sudah
pernah dimuat di media cetak.

Jadi, baca bukunya, tulis resensinya, dan jadi juara!
Cuma sampai 16 Januari 2009

Karena sejarah bukan untuk dilupakan

don't hesitate to call us:
(Caroline: 021 75915762/63)

SOURCE HERE

Jumat, 05 Desember 2008

Lorem Ipsum (Full Version)

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Donec quam felis, ultricies nec, pellentesque eu, pretium quis, sem. Nulla consequat massa quis enim. Donec pede justo, fringilla vel, aliquet nec, vulputate eget, arcu. In enim justo, rhoncus ut, imperdiet a, venenatis vitae, justo. Nullam dictum felis eu pede mollis pretium. Integer tincidunt. Cras dapibus. Vivamus elementum semper nisi. Aenean vulputate eleifend tellus. Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. Phasellus viverra nulla ut metus varius laoreet. Quisque rutrum. Aenean imperdiet. Etiam ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui.

Etiam rhoncus. Maecenas tempus, tellus eget condimentum rhoncus, sem quam semper libero, sit amet adipiscing sem neque sed ipsum. Nam quam nunc, blandit vel, luctus pulvinar, hendrerit id, lorem. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus. Donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus. Nullam quis ante. Etiam sit amet orci eget eros faucibus tincidunt. Duis leo. Sed fringilla mauris sit amet nibh. Donec sodales sagittis magna. Sed consequat, leo eget bibendum sodales, augue velit cursus nunc, quis gravida magna mi a libero. Fusce vulputate eleifend sapien. Vestibulum purus quam, scelerisque ut, mollis sed, nonummy id, metus. Nullam accumsan lorem in dui. Cras ultricies mi eu turpis hendrerit fringilla. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; In ac dui quis mi consectetuer lacinia.

Nam pretium turpis et arcu. Duis arcu tortor, suscipit eget, imperdiet nec, imperdiet iaculis, ipsum. Sed aliquam ultrices mauris. Integer ante arcu, accumsan a, consectetuer eget, posuere ut, mauris. Praesent adipiscing. Phasellus ullamcorper ipsum rutrum nunc. Nunc nonummy metus. Vestibulum volutpat pretium libero. Cras id dui. Aenean ut eros et nisl sagittis vestibulum. Nullam nulla eros, ultricies sit amet, nonummy id, imperdiet feugiat, pede. Sed lectus. Donec mollis hendrerit risus. Phasellus nec sem in justo pellentesque facilisis. Etiam imperdiet imperdiet orci. Nunc nec neque. Phasellus leo dolor, tempus non, auctor et, hendrerit quis, nisi.

Curabitur ligula sapien, tincidunt non, euismod vitae, posuere imperdiet, leo. Maecenas malesuada. Praesent congue erat at massa. Sed cursus turpis vitae tortor. Donec posuere vulputate arcu. Phasellus accumsan cursus velit. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Sed aliquam, nisi quis porttitor congue, elit erat euismod orci, ac placerat dolor lectus quis orci. Phasellus consectetuer vestibulum elit. Aenean tellus metus, bibendum sed, posuere ac, mattis non, nunc. Vestibulum fringilla pede sit amet augue. In turpis. Pellentesque posuere. Praesent turpis.

Aenean posuere, tortor sed cursus feugiat, nunc augue blandit nunc, eu sollicitudin urna dolor sagittis lacus. Donec elit libero, sodales nec, volutpat a, suscipit non, turpis. Nullam sagittis. Suspendisse pulvinar, augue ac venenatis condimentum, sem libero volutpat nibh, nec pellentesque velit pede quis nunc. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Fusce id purus. Ut varius tincidunt libero. Phasellus dolor. Maecenas vestibulum mollis diam. Pellentesque ut neque. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

In dui magna, posuere eget, vestibulum et, tempor auctor, justo. In ac felis quis tortor malesuada pretium. Pellentesque auctor neque nec urna. Proin sapien ipsum, porta a, auctor quis, euismod ut, mi. Aenean viverra rhoncus pede. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Ut non enim eleifend felis pretium feugiat. Vivamus quis mi. Phasellus a est. Phasellus magna.

In hac habitasse platea dictumst. Curabitur at lacus ac velit ornare lobortis. Curabitur a felis in nunc fringilla tristique. Morbi mattis ullamcorper velit. Phasellus gravida semper nisi. Nullam vel sem. Pellentesque libero tortor, tincidunt et, tincidunt eget, semper nec, quam. Sed hendrerit. Morbi ac felis. Nunc egestas, augue at pellentesque laoreet, felis eros vehicula leo, at malesuada velit leo quis pede. Donec interdum, metus et hendrerit aliquet, dolor diam sagittis ligula, eget egestas libero turpis vel mi. Nunc nulla. Fusce risus nisl, viverra et, tempor et, pretium in, sapien. Donec venenatis vulputate lorem.

Morbi nec metus. Phasellus blandit leo ut odio. Maecenas ullamcorper, dui et placerat feugiat, eros pede varius nisi, condimentum viverra felis nunc et lorem. Sed magna purus, fermentum eu, tincidunt eu, varius ut, felis. In auctor lobortis lacus. Quisque libero metus, condimentum nec, tempor a, commodo mollis, magna. Vestibulum ullamcorper mauris at ligula. Fusce fermentum. Nullam cursus lacinia erat. Praesent blandit laoreet nibh.

Fusce convallis metus id felis luctus adipiscing. Pellentesque egestas, neque sit amet convallis pulvinar, justo nulla eleifend augue, ac auctor orci leo non est. Quisque id mi. Ut tincidunt tincidunt erat. Etiam feugiat lorem non metus. Vestibulum dapibus nunc ac augue. Curabitur vestibulum aliquam leo. Praesent egestas neque eu enim. In hac habitasse platea dictumst. Fusce a quam. Etiam ut purus mattis mauris sodales aliquam. Curabitur nisi. Quisque malesuada placerat nisl. Nam ipsum risus, rutrum vitae, vestibulum eu, molestie vel, lacus.

Sed augue ipsum, egestas nec, vestibulum et, malesuada adipiscing, dui. Vestibulum facilisis, purus nec pulvinar iaculis, ligula mi congue nunc, vitae euismod ligula urna in dolor. Mauris sollicitudin fermentum libero. Praesent nonummy mi in odio. Nunc interdum lacus sit amet orci. Vestibulum rutrum, mi nec elementum vehicula, eros quam gravida nisl, id fringilla neque ante vel mi. Morbi mollis tellus ac sapien. Phasellus volutpat, metus eget egestas mollis, lacus lacus blandit dui, id egestas quam mauris ut lacus. Fusce vel dui. Sed in libero ut nibh placerat accumsan. Proin faucibus arcu quis ante. In consectetuer turpis ut velit. Nulla sit amet est. Praesent metus tellus, elementum eu, semper a, adipiscing nec, purus. Cras risus ipsum, faucibus ut, ullamcorper id, varius ac, leo. Suspendisse feugiat. Suspendisse enim turpis, dictum sed, iaculis a, condimentum nec, nisi. Praesent nec nisl a purus blandit viverra. Praesent ac massa at ligula laoreet iaculis. Nulla neque dolor, sagittis eget, iaculis quis, molestie non, velit.

Mauris turpis nunc, blandit et, volutpat molestie, porta ut, ligula. Fusce pharetra convallis urna. Quisque ut nisi. Donec mi odio, faucibus at, scelerisque quis, convallis in, nisi. Suspendisse non nisl sit amet velit hendrerit rutrum. Ut leo. Ut a nisl id ante tempus hendrerit. Proin pretium, leo ac pellentesque mollis, felis nunc ultrices eros, sed gravida augue augue mollis justo. Suspendisse eu ligula. Nulla facilisi. Donec id justo. Praesent porttitor, nulla vitae posuere iaculis, arcu nisl dignissim dolor, a pretium mi sem ut ipsum. Curabitur suscipit suscipit tellus.

Praesent vestibulum dapibus nibh. Etiam iaculis nunc ac metus. Ut id nisl quis enim dignissim sagittis. Etiam sollicitudin, ipsum eu pulvinar rutrum, tellus ipsum laoreet sapien, quis venenatis ante odio sit amet eros. Proin magna. Duis vel nibh at velit scelerisque suscipit. Curabitur turpis. Vestibulum suscipit nulla quis orci. Fusce ac felis sit amet ligula pharetra condimentum. Maecenas egestas arcu quis ligula mattis placerat. Duis lobortis massa imperdiet quam. Suspendisse potenti.

Pellentesque commodo eros a enim. Vestibulum turpis sem, aliquet eget, lobortis pellentesque, rutrum eu, nisl. Sed libero. Aliquam erat volutpat. Etiam vitae tortor. Morbi vestibulum volutpat enim. Aliquam eu nunc. Nunc sed turpis. Sed mollis, eros et ultrices tempus, mauris ipsum aliquam libero, non adipiscing dolor urna a orci. Nulla porta dolor. Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos hymenaeos.

Pellentesque dapibus hendrerit tortor. Praesent egestas tristique nibh. Sed a libero. Cras varius. Donec vitae orci sed dolor rutrum auctor. Fusce egestas elit eget lorem. Suspendisse nisl elit, rhoncus eget, elementum ac, condimentum eget, diam. Nam at tortor in tellus interdum sagittis. Aliquam lobortis. Donec orci lectus, aliquam ut, faucibus non, euismod id, nulla. Curabitur blandit mollis lacus. Nam adipiscing. Vestibulum eu odio.

Vivamus laoreet. Nullam tincidunt adipiscing enim. Phasellus tempus. Proin viverra, ligula sit amet ultrices semper, ligula arcu tristique sapien, a accumsan nisi mauris ac eros. Fusce neque. Suspendisse faucibus, nunc et pellentesque egestas, lacus ante convallis tellus, vitae iaculis lacus elit id tortor. Vivamus aliquet elit ac nisl. Fusce fermentum odio nec arcu. Vivamus euismod mauris. In ut quam vitae odio lacinia tincidunt. Praesent ut ligula non mi varius sagittis. Cras sagittis. Praesent ac sem eget est egestas volutpat. Vivamus consectetuer hendrerit lacus. Cras non dolor. Vivamus in erat ut urna cursus vestibulum. Fusce commodo aliquam arcu. Nam commodo suscipit quam. Quisque id odio. Praesent venenatis metus at tortor pulvinar varius.

Lorem Ipsum

Lorem ipsum, atau ringkasnya lipsum, adalah teks standar yang ditempatkan untuk mendemostrasikan elemen grafis atau presentasi visual seperti font, tipografi, dan tata letak. Maksud penggunaan lipsum adalah agar pengamat tidak terlalu berkonsentrasi kepada arti harfiah per kalimat, melainkan lebih kepada elemen desain dari teks yang dipresentasi.

Lorem ipsum disebut juga dengan greeking (melatinkan/meyunanikan) karena kalimat ini berasal dari bahasa Latin.

Aplikasi

Contoh teks lorem ipsum yang lazim digunakan adalah:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Teks asli dari Cicero untuk lorem ipsum adalah sebagai berikut (dengan bagian-bagian cuplikannya yang dicetak tebal):

[32] Sed ut perspiciatis, unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam eaque ipsa, quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt, explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem, quia voluptas sit, aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos, qui ratione voluptatem sequi nesciunt, neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum, quia dolor sit, amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt, ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur? Quis autem vel eum iure reprehenderit, qui in ea voluptate velit esse, quam nihil molestiae consequatur, vel illum, qui dolorem eum fugiat, quo voluptas nulla pariatur? [33] At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus, qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti, quos dolores et quas molestias excepturi sint, obcaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa, qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga. Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio, cumque nihil impedit, quo minus id, quod maxime placeat, facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus. Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet, ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.

Terjemahan H. Rackham (1914) berbunyi seperti ini: "Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain of itself, because it is pain, but because occasionally circumstances occur in which toil and pain can procure him some great pleasure. To take a trivial example, which of us ever undertakes laborious physical exercise, except to obtain some advantage from it? But who has any right to find fault with a man who chooses to enjoy a pleasure that has no annoying consequences, or one who avoids a pain that produces no resultant pleasure?"

Dalam bahasa Indonesia, kalimat di atas diterjemahkan: "Demikian pula, tidak adakah orang yang mencintai atau mengejar atau ingin mengalami penderitaan, bukan semata-mata karena penderitaan itu sendiri, tetapi karena sesekali terjadi keadaan di mana susah-payah dan penderitaan dapat memberikan kepadanya kesenangan yang besar. Sebagai contoh sederhana, siapakah di antara kita yang pernah melakukan pekerjaan fisik yang berat, selain untuk memperoleh manfaat daripadanya? Tetapi siapakah yang berhak untuk mencari kesalahan pada diri orang yang memilih untuk menikmati kesenangan yang tidak menimbulkan akibat-akibat yang mengganggu, atau orang yang menghindari penderitaan yang tidak menghasilkan kesenangan?"

Variasi

Banyak variasi dibuat berdasarkan standar teks lorem ipsum, kadang-kadang tidak begitu mirip dengan aslinya. Versi-versi yang lain memberikan huruf-huruf tambahan seperti k, w, dan z yang tidak lazim atau tidak ada dalam bahasa Latin, serta kata-kata yang tidak ada artinya seperti zzril, takimata, dan gubergren ditambahkan kepada teks aslinya untuk memberikan penyebaran huruf yang lebih dekat dengan bahasa Inggris.

Kata-kata Cicero dalam Orasi melawan Catilina kadang-kadang digunakan dalam contoh-contoh huruf: Quo usque tandem abutere, Catilina, patientia nostra? Quam diu etiam furor iste tuus nos eludet?

Berbagai perangkat lunak, termasuk penyunting teks (atau modul-modul colok untuk maksud yang sama) dapat menghasilkan kalimat yang agak acak dari "teks lorem" yang sering sedikit sekali, kalaupun ada, kemiripannya dengan berbagai teks kanonik dan hanya sekadar menampilkan bahasa Latin yang kacau-balau.


Sekedar belajar sekaligus berbagi...

Dicuplik dari Wikipedia dengan sebagaimana harusnya...

Rabu, 03 Desember 2008

Masih?

Masihkah engkau bertanya tentang kematian ketika engkau telah memutuskan untuk hidup selamanya?

Atau masihkah engkau akan menjerat lehermu dengan seutas tali tapi mempertontonkan tingkahmu di depan orang banyak?

Atau ketika engkau telah memilih untuk hidup abadi tetapi engkau masih berpikir untuk berhenti bernafas?

Adalah hal yang bijak ketika engkau memilih apa yang akan kau pilih, namun lebih bijaknya adalah ketika engkau mengatakan hal itu padaku, aku mengerti bahwa itu yang terbaik untukmu.




Selamat berjuang sobat... Junjung tinggi dirimu ketika kau merasa jatuh...
Doa dari sahabatmu yang akan kehilanganmu...

PS: Sudah kuterima emailmu... Akan kukirim ke Jogja esok lusa...

Selasa, 02 Desember 2008

Lomba Review A Cat In My Eyes

Start:     Dec 3, '08
End:     Dec 27, '08
Kalau kamu bertanya, "Apa sih keuntungannya beli buku?" Jawabannya tentu, "BANYAK!" Selain menambah wawasan dan menghibur pembacanya, bisa juga dapat hadiah. Nggak sedikit lho, penerbit dan penulis yang mengadakan lomba review dari buku yang diterbitkan.

Salah satunya GagasMedia dan Fahd Djibran, penulis buku A Cat in My Eyes: Karena Bertanya Tak Membuatmu Berdosa. Setelah membaca bukunya, buruan deh kirim review kamu yang paling bagus. Jangan hanya kamu, ajak juga teman-temanmu.


Syaratnya gampang aja kok.

* Kamu harus punya blog.
* Resensi harus memuat cover buku.
* Resensi di-posting di blog, lalu di-link-kan dengan blognya Fahd (www.ruangtengah.co.nr) dan blognya GagasMedia (www.kandangagas.blogspot.com)
* Begitu resensi di-publish, kamu harus mendaftarkan diri dengan cara mengirim e-mail ke Kandang Gagas ( blog.gagas@yahoo.comAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya ) dengan Subject: Resensi A Cat in My Eyes
* Batas akhir publish 27 Desember 2008 pukul 23:59 WIB.

Nah, berikut ini adalah hadiah yang bisa dibawa oleh pemenang lomba review A Cat in My Eyes.

* Buat 5 orang peresensi terbaik bakal dapet paket buku senilai 150 ribu rupiah + Goodie Bag Gagas + T-Shirt dan pin eksklusif A Cat in My Eyes.
* Ada juga 5 Goodie Bag Gagas + T-Shirt dan pin eksklusif A Cat in My Eyes buat 5 orang peresensi terfavorit.
* Pemenang akan diumumkan tanggal 1 Januari 2008.

Ayo buruan ikutan, karena bertanya tak membuatmu berdosa! Berikut ini adalah tampilan cover A Cat in My Eyes yang harus kamu pajang di blog-mu!

===============================================================

Itu aja infonya??? Ya nggak lah!!! Udah punya bukunya, udah ikutan lomba review-nya, kayaknya rugi deh kalau nggak punya kaosnya.

Yap, bagi kamu yang tertarik untuk membeli T-Shirt A Cat in My Eyes bisa pesan langsung ke Komunitas Ruang Tengah lewat e-mail: ruangtengah@rocketmail.comAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya . Sertakan alamat lengkap dan jumlah pesanannya.

Kalau soal harga, dijamin murmer deh. Cukup dengan Rp40.000 + Ongkir (menyesuaikan dg kota tujuan) aja, kamu udah bisa mendapatkan T-Shirt keren ini. Ayo buruan! Persediaan terbatas, lho, cuma 50 pcs! So, siapa cepat, dia dapat!


FOUND HERE

Jumat, 28 November 2008

Di Dalam Sebuah Angkot

Adalah hal - hal yang unik yang sebenarnya sering kita lewatkan ketika kita berada di suatu tempat tanpa mengamati sekitar kita. Adalah banyak hal - hal yang lebih bijak dibandingkan dengan hal - hal yang berbau keegoisan dan keotoriteran.

Sejujurnya, ketika saya menuliskan hal ini, saya diinspirasi dalam kebijaksanaan dibanding dengan keegoisan yang sering saya lakukan. Serta merta memilih apa yang sebaiknya lebih dibaikkan daripada memilih apa yang salah.

Inspirasi ini saya dapatkan ketika saya berada di dalam angkot. Ya... hari ini saya memutuskan menjadi satu. Berbaur satu dengan mereka. Saya lepaskan kunci motor dari tangan saya dan saya lebih memilih untuk menduduki kursi angkot dibandingkan saya harus menarik tuas motor. (Sekali lagi, serta merta untuk mengurangi rasa keegoisan untuk ambil bagian dalam memacetkan Jakarta dan mengurangi dampak pemanasan global -huh! Terlalu mengada-ada untuk hal ini, Iblis sepertinya berbisik demikian ketika saya memutuskan untuk masuk ke dalam angkot.-)

Ada beberapa hal yang saya amati amatlah menarik ketika kita tersadar sesuatu mengenai hal ini...

Pagi ini, ketika saya menunggu angkot melewati dan berhenti di depan saya, ada beberapa orang anak kecil berlari - lari melewati saya. Lalu sampai di persimpangan, mereka berhenti berlari dan memutuskan untuk berjalan kaki. Aneh! Kok berhenti? Saya bertanya di dalam hati. Tak sampai berapa lama, saya melihat mereka kembali berlari -seolah mereka mengerti apa yang saya pikirkan pagi ini-.

Tak menyesal saya memutuskan untuk menjadi salah penumpang angkot pada hari ini. Saya mengamati beberapa hal yang sebenarnya unik yang tak pernah saya sadari sebelumnya.

Ketika saya memutuskan naik angkot, saya berpikir memang hal yang bijak untuk itu. Saya hanya perlu mengeluarkan ongkos. Dibandingkan dengan memilih naik motor, saya menjadi beralih ke angkot. Saya tak perlu cemas apakah motor saya akan dibredel orang atau ketika saya kembali ke tempat motor saya menunggui saya hanya tinggal kaca spionnya saja atau hanya tinggal kuncinya saja.

Ada dua hal unik lainnya yang amatlah sayang ketika saya lupa mencatat hal - hal ini dalam catatan saya hari ini.

Yang pertama, angkot menyamakan derajat semua orang yang berada di dalamnya. Saya merasakan hal itu. Mereka tidak mengenal kaya, miskin, tua, muda, janda, duda, atau masih jomblo -bisa jadi saya masuk dalam kalangan ini-, cantik, tampan, atau jelek sekalipun, angkot menerima keberadaannya. Angkot menyamakan derajat semua orang dan menerima kebaikan dan kekurangan orang lain. (Kecuali untuk kurang ongkos, anda akan dipanggil oleh supir angkot untuk menambahkannya). Di dalam angkot, status kita sama. Tidak bisa memperbedakan suku, ras, dan agama. Mungkin di mata angkot, manusia adalah semuanya sama.

Yang kedua adalah saya membuktikan sendiri penumpang angkot adalah orang yang sombong. Ketika derajat mereka telah sama baik satu dan yang lain, mereka tetap sombong. Mereka hanya bertegur sapa dengan yang mereka kenal saja. Selebihnya dengan yang tidak mereka kenal, apakah mereka bertegur sapa? Saya rasa tidak. Buktinya, ketika saya menduduki kursi itu, secara iseng saya menghitung jumlah orang yang ada. 13 orang di dalamnya termasuk saya. Namun tak ada dari mereka yang menegur sapa atau sekedar kenalan. (Bukannya berharap...)

Padahal derajat mereka telah disamakan ketika mereka berada di dalam angkot itu. Yang miskin sama dengan kaya. Yang (merasa) jelek bisa jadi menjadi seorang yang cantik atau tampan. Dan ketika mereka turun, derajat mereka tetaplah sama seperti ketika mereka menunggui angkot.

Kalau saya pikir - pikir, jika saya yang menjadi orang yang paling ramah di dalam angkot itu. Saya akan dicurigai sebagai orang gila ataupun menjadi pencopet. Maka ada kalanya saya pikir lebih baik saya menjadi seorang yang sombong dibanding saya menjadi orang yang ramah namun dicurigai. (Seandainya saya menyapa dan sok akrab dengan mereka yang menumpang satu angkot dengan saya).

Hari ini adalah hal yang menarik ketika saya berada di dalam angkot. Dan hari ini saya telah membuktikan kebenaran atas ekspetasi pikiran saya yang mengatakan demikian adanya.



Aveline Agrippina Tando


Catatan: Ini adalah cerpen ke - 50 yang telah saya ciptakan secara ajaib. (Adalah catatan yang sangat tidak penting sebenarnya untuk menutup cerpen ini). Dan gambar itu secara iseng saya temukan di Google, tampak ada iklan yang cocok untuk tulisan saya kemarin.

Rabu, 26 November 2008

Komunikasi (Tanpa) Batas

Komunikasi (Tanpa) Batas
Untuk sebuah pribadi yang merasa jauh


-Aveline Agrippina-


"Lalu apa rasanya tanpa teman?"
"Kosong yang pasti."
"Hanya itu?"
"Masih banyak kok!"
"Kalo sahabat itu pergi menjauh?"
"Aku yang merasa kesepian."
"Seberapa jauh sepi itu?"
"Amat jauh..."
"Oh ya?"
"Ya..."

***

"Lalu... bagaimana memaknai sebuah pertemanan?"
"Menghargai dan memberi kebebasan. Itu kuncinya."
"Lalu, kenapa harus takut ketika sahabatmu itu berbicara dengan yang lain?"
"Karena aku merasa sepi."
"Yakinkah demikian?"
"Amat yakin..."
"Kalo kamu takut, artinya kamu tidak memberikan kebebasan dong?"
"Masak sih... perasaan aku selalu memberikan kebebasan untuknya."
"Coba jelaskan!"
"Kalo sahabatku berbicara dengan yang lain, aku ikut mendengar dan aku ikut tertawa. Namun tak lama aku pergi dari mereka. Biarlah mereka berduaan saja."
"Itu yang namanya kebebasan?"
"Iya..."
"Kurasa kamu salah mengatakan itu sebuah kebebasan. Kebebasan itu bukan kamu berlari lalu merasa takut sendiri."
"Jadi bagaimana?"
"Bagaimana kamu memposisikan dirimu yang tepat di antara sahabatmu juga bisa menerima keberadaan teman yang dekat dengan sahabatmu itu. Bukan karena terpaksa lalu kamu merasa takut. Tetapi memang tulus. Barulah kamu bisa mengatakan kebebasan."
"Caranya?"
"Seperti demikianlah... Memahami pribadi masing - masing."

***

"Menilai bukanlah sebuah perbuatan yang terlarang."
"Lalu?"
"Menilai adalah perbuatan untuk meningkatkan karakter masing - masing insan."

***

"Tiba-tiba hujan turun sore ini, aku teringat pada engkau..."
"Aku?"
"Ya... engkau.... sahabat yang kukenal 6 tahun lalu."
"Ada apa dengan aku dan hujan?"
"Ya... ketika hujan turun, engkau bertanya tentang hal - hal pertemanan."
"Dan kau selalu menyebut itu dalam catatanmu itu adalah komunikasi tanpa batas."
"Tetapi kata 'batas' kuapitkan dengan tanda kurung. Bisa jadi komunikasi kita berbatas."
"Sejak 6 tahun lalu aku mengenalmu, kamu jiwa yang tetap."
"Untuk apa aku berubah? Walau aku semakin dewasa, tetapi aku adalah aku. Tak akan menjadi yang lain."
"Komunikasi tanpa batas ya?"
"Yap... itulah yang kusebut dengan sebuah pertemanan."




Ketika hujan turun sore ini
Dan aku sedang menatap jemariku
10 jemari menari dengan indahnya di atas abjad tak tersusun
Telepon itu berdering dan membawaku pada masa lalu
Sebuah masa kebahagiaan (ketika hujan turun)
Dan kuharap hujan sore ini tak lekas mereda
Karena aku takut ketika hujan mereda
Kebahagiaan yang tercipta secara alamiah ini sirna
Tetapi biarlah hujan terus turun membawa kebahagiaan selalu
Untuk mendamaikan hatiku, tempat tersembunyi dalam jiwa ini



Tulisan Komunikasi Berbatas ini dipersembahkan khusus untuk diri saya secara pribadi (mungkin juga untuk seorang sahabat yang baru chat via YM).

26 November 2008

Sabtu, 22 November 2008

Jalan Itu...

Kulalui jalan
Setapak
Setapak

Dari kakiku
Mengalir
Air merah

Menganga
Lebar
Lebar

Jalan itu
Mengangakan
Melebarkan

Dan aku masih bertahan
Entah sampai kapan.....


Luar Jakarta....
23112008

Rabu, 19 November 2008

Brotherhood Forever - Persaudaraan Selamanya-


Karena kuyakin rasa sayang lebih besar dari rasa cinta
Aku selalu mencoba dan terus mencoba menyayangimu
Aku tak memulainya dengan perasaan cinta
Tetapi kuawali hidupku dengan menyayangimu

Karena kumulai dengan menyayangimu
Aku selalu berusaha mencukupi apa yang kau butuhkan
Sekalipun aku tak mampu, namun aku berusaha
Walau harus kupertaruhkan jiwaku untuk mendapatkannya

Aku yang menyayangimu, siap melindungimu
Aku yang berani menyapa kematian demi dirimu
Aku yang selalu sedia memberikan kebutuhanmu
Aku yang akan menyayangimu selalu
(Karena kamu adalah bagian dari jiwaku)

Berdewasalah... berdewasalah seiring waktu
Aku yakin dirimu akan menjadi seorang yang tinggi
Namun tak akan menjadi yang tinggi hati
Karena itu bukanlah dari karaktermu

Dan ketika kita menjauh, kurasakan sesuatu yang hilang daripadaku
Ketika kita bersatu, kurasakan sesuatu yang mendekapku

Aku akan setia menjagamu sampai engkau berani mengepakkan sayapmu
Terbang jauh, dan aku yakin itu adalah awal kedewasaanmu
Namun aku selalu siap sedia ketika engkau terjatuh
Aku akan menghiburmu dan mengobatimu
(Dan tak sedetikpun kurelakan membuatmu menjerit sakit)

Aku akan selalu setia, setia sampai aku harus menjadi satu dengan bumi
Untuk melindungimu, bagian jiwaku....


Brotherhood forever, I'm said...
I believe everything is forever



-Sebuah tulisan pada 19 November 2009-
-Didedikasikan khusus untuk Adryan Adisaputra Tando-
-Untuk sebuah pertemuan yang ajaib 13 tahun lalu-



Happy birthday, my brother....

Jumat, 14 November 2008

Dan... Saya Ingin Melihat Tuhan Tersenyum

Di tengah beban yang begitu berat untuk dipikul
Atau di tengah duka menjadi sahabat karib
Saya ingin melihat Tuhan tersenyum
Seolah mengatakan ini hanya permainan kehidupan saja

Di tengah ketidakpercayaan pada dunia
Atau di tengah keraguan menatap hidup
Saya ingin melihat Tuhan tersenyum
Seolah mengatakan bahwa Ia akan menopang hidup

Dan... harapan saya hari ini...
Saya tak ingin menjatuhkan air mata Tuhan
Tetapi saya ingin melihat Tuhan

--- tersenyum---



Sebuah catatan pagi
Yang ditulis pada pagi
Untuk menatap pagi
Agar Tuhan pun tersenyum
8.25

REQUEIM (Drama Kematian)

isak dan tangis memadu dalam sakratul maut
jerit pedih semakin terasa membumbung
godam duka senantiasa mengetuk hati

dan jantungpun berhenti
drama kematian dimulai
histeris terdengar
dekat dan semakin dekat

jas dan kemeja dikenakan oleh seseorang
tertidur lelap
lelap... lelap...
paling lelap sepanjang hidupnya

namun tidurnya tak membawa kebahagiaan
untuk mereka
mereka meraung - raung
seolah memintanya untuk bangun

irama yang sendu mengiringi jalan
seseorang yang terlelap
ke gerbang kematian
dan mengoyakkan hati mereka
yang berdiri mengitari si pelelap

dan kotak itupun ditutup
mengawali kabar kematian kepada mereka
bahwa ia sungguh telah tiada

lelap... lelap...
lelaplah dalam tiada
lelaplah dalam tidur panjang


>>> Setelah melihat kematian seseorang...

Sabtu, 08 November 2008

Menjadi "Tuhan" Atas Manusia Lain

Yang perlu diketahui adalah tulisan ini hanyalah sekedar tulisan refleksi, bukan untuk mendukung ataupun menolak hukuman mati.

Pagi ini, ketika menjalani rutinitas saya ketika hari libur -menyalakan komputer dan mulai berjalan - jalan di dunia maya-, saya tertarik dengan satu tulisan singkat yang ada di inbox Multiply saya. Cukup singkat. Tentang kematian Amrozi dan kawan - kawan. Begitulah kurang lebih isinya yang saya tangkap. Kemudian secara iseng, saya mulai mencari kebenaran atas berita itu. Saya gali lebih informatif, ternyata hasilnya sama saja, saya mendapatkan isinya sama saja, Amrozi dkk telah dihukum mati.

Pertentangan hukuman mati di Indonesia sebenarnya telah ada sejak hukuman mati dan penjadwalan hukuman mati untuk Fabianus Tibo (Kasus Poso) -yang menurut penilaian saya- ditentukan secara tergesa-gesa. Ada mereka yang menyatakan boleh hukuman mati diberlakukan, tetapi menurut agama ataupun hal - hal lainnya, tidak dibenarkan hukuman mati diberlakukan.

Saya tidak membahas tentang pertentangan hukuman mati atau hal apapun. Seperti judul di atas, itulah yang akan saya bahas hari ini. Sebuah metafora pagi yang saya terima. Entah itu adalah sebuah kebenaran ataupun hanyalah sebuah tipuan belaka untuk mengelabui rakyat. Lebih tepatnya untuk membuat rakyat senang ataupun bangga ataupun hal - hal lainnya yang sebenarnya ingin dirasakan.

Hukuman mati. Mengapa bisa hukuman mati diterapkan? Pada awalnya hukuman mati diciptakan untuk membuat efek jera bagi pembunuhan. Benarkah? Saya rasa salah. Toh, kalo seseorang telah dihukum mati, siapa lagi yang akan jera? Ada juga keluarganya yang meraung - raung sedih. Maka hukuman mati adalah bukanlah menjadi sebuah hukuman melainkan menimbulkan tindak pidana lainnya.

Ada beberapa macam hukuman mati (hukuman mati? Kata - kata yang salah, mengapa tidak menggunakan mencabut nyawa tersangka saja?) yang diberlakukan di seluruh dunia. Menurut Wikipedia, ada 6 macam hukuman mati. Pancung kepala, sengatan listrik, gantung, suntik mati, tembak, dan rajam. Dan katanya, hukuman suntik matilah yang pantas untuk menggantikan semuanya karena hukuman lainnya adalah hukuman yang tidak berkeprimanusiaan. Sejenak saya berpikir, berkeprimanusiaan? Benarkah? Apakah membunuh orang dengan menyuntik mati itu dianggap berkeprimanusiaan? Saya pikir sama saja. Membunuh orang dengan cara apapun tetaplah sesuatu yang tidak berkeprimanusiaan.

Saya ingin tahu, menurut anda, membunuh seseorang itu tindakan menghukum mati untuk seseorang bukan? Misalnya saja, si A dendam pada si B karena si B telah menipu si A. Lalu si A membunuh si B. Termasuk hukuman mati bukan?

Judul tulisan saya hari ini, menjadi TUHAN atas manusia lain apa sangkut pautnya dengan hukuman mati? Menurut orang banyak (dan teori yang ditetapkan oleh orang yang lebih dewasa ketika saya kecil), yang berhak menentukan mati adalah TUHAN. Tuhan yang berhak memberikan nyawa dan mencabut nyawa seseorang.

Namun bagaimana dengan hukuman mati? Dalam pikiran saya, hal itu adalah seseorang manusia telah menjadi TUHAN atas manusia lainnya. Mereka yang menentukan jadwal kematian seseorang. Apapun alasan mereka untuk menetapkan seseorang harus dihukum mati. Mulai dari hukum atau seseorang itu memang harus mati karena kalo dia tetap hidup, teruslah dunia akan dihancurkannya sampai memang takdirnya harus mati demikian adanya.

Menjadi TUHAN atas manusia lain. Acap kali kita tak pernah berpikir, dengan mengeksekusi nyawa seseorang, kitapun telah menyamakan diri kita dengan TUHAN secara tidak langsung. Dan Indonesia telah menjadi TUHAN atas rakyat mereka yang ditetapkan hukuman mati.

Di Indonesia, sebenarnya sudah ditetapkan tidak boleh diberlakukannya hukuman mati untuk seseorang. Tercantum dalam UUD 1945 pada pasal 28A

Setiap orang berhak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Artinya mereka yang menentukan hukuman mati telah melanggar UUD 1945 pasal 28A dan telah menjadi TUHAN atas manusia lainnya.

Jadi, bagaimana dengan ketetapan hukuman mati? Terus dijalanikah? Atau hari ini untuk yang terakhir? Itu semua tergantung kebijakan hukum atau biarkan TUHAN yang SEBENARNYA yang menentukan kematian.


>>>> Catatan pagi ini...
>>>>> 9 November 2008 -08.49
>>>>>>Aveline Agrippina Tando

***

Tulisan ini tercantum di sini

Selasa, 04 November 2008

Answer, Reason, Life

Give me the answer, if I cannot find that.
Just it I need now...

Give me the reason, if I cannot see all of the world
Just it... Yes, just it...

Give me long life, if I cannot find the answer and I cannot see all of the world

So... I hope them...



>>> Very long night...
Aveline Agrippina Tando

Sabtu, 01 November 2008

Lowongan Penerbit TINTA EMAS

Start:     Nov 1, '08
Who wants to be an innovator in creative industry?

Kami adalah penerbit buku pendidikan yang berlokasi di salah satu kota industri kreatif di Asia Pasifik. Produk-produk inovatif kami dipersembahkan untuk siswa, guru, dan orang tua pada jenjang pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan pendidikan umum.

Jika anda mencari kesempatan untuk berkarir di industri kreatif, mengembangkan ide-ide kreatif, dan bercita-cita menghasilkan produk-produk inovatif dan berkualitas di bidang pendidikan: Tinta Emas Publishing adalah tempatnya.

A. Departemen Penerbitan

1. Editor (Ed)

Deskripsi Tugas:

* Mengedit naskah buku -materi, bahasa, alur penyajian, dan gambar- sebelum dipublikasikan sehingga menjadi lebih menarik dan disukai oleh pembaca.

Kualifikasi:

* Lulusan S1 jurusan Matematika, Kimia, Fisika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ekonomi, Geografi, dan Sejarah dengan IPK minimal 3,00.
* Diutamakan yang berpengalaman, fresh graduate dipersilakan mengirim lamaran.
* Berwawasan luas.
* Teliti, menguasai tema naskah yang diedit dan terampil tatabahasa.
* Apabila memiliki karya tulis, sertakan sebagai portofolio.
* Bersedia bekerja sama dengan tim.
* Bisa mengikuti deadline ketat.

2. Layouter (LO)

Deskripsi Tugas:

* Tidak hanya bertugas sebagai penata letak buku namun juga berfungsi sebagai desain grafis yang membuat tampilan buku menjadi lebih menarik.

Kualifikasi:

* Pria/wanita, maksimal 30 tahun.
* Menguasai InDesign, Photoshop serta aplikasi penunjang lainnya (CorelDraw dan Ilustrator).
* Sanggup bekerja dengan deadline.
* Berpengalaman minimal 2 tahun.
* Minimal pendidikan D3.
* Menyertakan portofolio hasil karya, dalam bentuk bentuk file (CD).
* Mampu bekerja sendiri ataupun dalam tim.
* Bisa mengikuti deadline ketat.

3. Ilustrator (Ilus)

Deskripsi Tugas:

* Membuat gambar ilustrasi untuk keperluan buku.
* Ikut andil dalam perumusan konsep buku.

Kualifikasi:

* Pria/wanita, maksimal 30 tahun.
* Mampu menggambar manual realis dan kartun.
* Mampu mengoperasikan Adobe Photoshop, Corel, dan software pendukung lainnya.
* Mampu colouring (digital dan manual).
* Berpengalaman minimal 2 tahun.
* Dapat menerjemahkan teks ke dalam gambar visual.
* Menyertakan portofolio hasil karya, baik dalam bentuk gambar maupun bentuk file (CD).
* Bersedia bekerja sama dengan tim.
* Bisa mengikuti deadline ketat.

4. Fotografer (Ft)

Deskripsi Tugas:

* Melengkapi kebutuhan gambar yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah buku, yang tidak hanya bertumpu pada sumber gambar internet.

Kualifikasi:

* Pendidikan Min. D3 Fotografi, IPK minimal 2,75.
* Mampu mengoperasikan Adobe Photoshop dan software pendukung lainnya.
* Menyertakan portofolio hasil karya, baik yang original maupun hasil retouch dalam bentuk CD.
* Memiliki sense of art yang tinggi.
* Cerdas dan kreatif.
* Bersedia bekerja sama dengan tim.
* Sanggup bekerja dalam tekanan dan bekerja overtime apabila diperlukan.
* Pengalaman diutamakan.

B. Departemen Bisnis dan Administrasi

1. Akunting (Ak)

Deskripsi Tugas:

* Menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan aktivitas keuangan.
* Menyusun laporan keuangan perusahaan berupa neraca, rugi-laba, harga pokok dan lampiran-lampirannya.
* Melakukan control budget atas segala aktivitas yang di lakukan oleh masing-masing Departemen.
* Menyusun sistem pembukuan yang praktis, sistematis, dan informatif.

Kualifikasi:

* Mampu menganalisa laporan keuangan.
* Mampu membuat laporan keuangan.
* Pengalaman diutamakan, fresh graduate dipersilakan mengirim lamaran.
* Mampu mengoperasikan komputer.
* Pendidikan minimal D3 Akuntansi, IPK minimal 3,00.
* Mampu bekerja dalam tim atau sendiri.
* Menguasai perpajakan.

2. Human Resource Development (HRD)

Deskripsi Tugas:

* Mengendalikan dan menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi kepegawaian.
* Melaksanakan proses kegiatan penggajian, kenaikan pangkat, kenaikan berkala, mutasi, kesejahteraan pegawai, dan pembinaan pegawai.
* Mengurus Proses Askes, Astek, Taspen, dan proses pegawai yang telah mencapai usia pensiun dan penghargaan.
* Merancang sistem dan prosedur kerja.

Kualifikasi:

* S1 jurusan Psikologi/Hukum, IPK minimal 3,00.
* Pengalaman diutamakan, fresh graduate dipersilakan mengirim lamaran.
* Memiliki kemampuan mengoperasikan komputer.
* Lancar berbahasa Inggris, lisan dan tulisan.
* Mampu bekerja sendiri maupun dengan tim.
* Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.
* Mampu bekerja di bawah tekanan dan overtime bila diperlukan
* Memiliki daya analisis yang tinggi.

3. Marketing Komersial (MK)

Deskripsi Tugas:

* Mencari peluang dan mengembangkan bisnis serta membina hubungan strategis dengan mitra perusahaan.

Kualifikasi:

* S1 segala jurusan, IPK minimal 3,00.
* Memiliki pengalaman minimal 2 tahun dalam bidang yang sama.
* Lancar berbahasa Inggris, lisan maupun tulisan.
* Mampu mengoperasikan komputer.
* Memiliki daya analisis tinggi, mampu membuat laporan tertulis dan presentasi.
* Memiliki relasi yang luas dan kemampuan berkomunikasi yang baik.
* Memiliki kemampuan untuk membaca peluang bisnis, khususnya di bidang penerbitan.

4. Marketing Riset&Promosi (PR)

Deskripsi Tugas:

* Merumuskan strategi dan mengkoordinir kegiatan promosi dan branding
* Merancang dan melakukan kegiatan riset pemasaran.

Kualifikasi:

* S1 Fikom/Ekonomi, IPK minimal 3,00.
* Berpengalaman di bidang serupa minimal 2 tahun.
* Mampu bekerja di bawah tekanan dan overtime bila diperlukan.
* Lancar berbahasa Inggris, lisan dan tulisan.
* Mampu mengoperasikan komputer.
* Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.
* Memiliki relasi yang luas.
* Mampu berkorespondensi dalam bahasa Inggris

5. Translator Buku Sains dan Matematika (TR)

Deskripsi Tugas:

* Menerjemahkan naskah buku sains dan matematika dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.

Kualifikasi:

* Minimal S1 MIPA, IPK minimal 3,00.
* Mampu mengoperasikan MS Office.
* Pengalaman diutamakan, fresh graduate dipersilakan mengirim lamaran.
* Kemampuan bahasa Inggris yang baik, lisan dan tulisan.
* Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.
* Mampu bekerja di bawah tekanan dan overtime apabila diperlukan sesuai deadline.
* Menyertakan hasil terjemahan, baik Indonesia-Inggris maupun Inggris-Indonesia.
* Freelance.

6. Media Relation Officer (MRO)

Deskripsi Tugas:

* Menyediakan content (isi) untuk website dan media promosi perusahaan lainnya.

Kualifikasi:

* S1 Komunikasi/Jurnalistik, IPK minimal 3,00.
* Memiliki relasi yang luas dan jaringan dengan komunitas media.
* Memiliki kemampuan menulis dan komunikasi yang bagus.
* Lancar berbahasa Inggris, lisan maupun tulisan.
* Memiliki kemampuan editing dan menulis
* Mampu mengoperasikan komputer dan mengerti website.
* Dinamis, service oriented, dan kreatif.

Lamaran ditujukan ke:

Tinta Emas Publishing

Jl. Rajamantri Kaler No. 23, Buah Batu

Bandung 40264

Telp. 022-7303024

Cantumkan posisi jabatan di sudut kiri atas amplop. Kirim lamaran lengkap + portofolio + pas photo paling lambat 1 (satu) minggu dari iklan ini diterbitkan
(8 November 2008).

B. Mitra kerja
1. Mitra Penulis untuk menyediakan naskah-naskah kreatif, unik, bermutu, dan berprospek pasar.

a. Paket buku pendidikan sekolah

Paket ini terdiri dari buku teks pengayaan, buku aktivitas, dan buku panduan mengajar bagi guru maupun orang tua. Buku ini dapat menjadi alternatif pembelajaran di kelas atau pun di rumah dan diharapkan dapat memperkaya wawasan siswa.

Naskah yang dibutuhkan saat ini: IPS Terpadu SMP, IPA Terpadu SMP, Bahasa Inggris SMP, Matematika SMA, Bahasa Inggris SMA, dan Fisika SMA. Naskah yang diajukan disusun berdasarkan metode pembelajaran kreatif dan memperkaya kurikulum 2006.

b. Buku Penunjang Kreatif

Buku non teks yang dapat menunjang pembelajaran di sekolah. Buku yang dapat mengajak anak mandiri dan berpikir kreatif.

c. Buku Pendidikan Pra Sekolah

Buku khusus usia pra sekolah (3-5 tahun), berupa buku cerita, dongeng, atau buku aktivitas yang memuat berbagai aktivitas serta permainan kreatif, serta buku yang mengandung nilai-nilai budi pekerti.

d. Buku Referensi

Buku yang dapat menjadi acuan atau sumber belajar bagi siswa. Bukunya dapat berupa ensiklopedi dan kamus dengan tema buku dari berbagai bidang.

e. Buku Umum Pendidikan Tematik

Buku umum bertema pendidikan, baik untuk anak, remaja, maupun orangtua, dengan spesifikasi dari berbagai bidang seperti sains dan teknologi, pengetahuan populer, sejarah dan penemuan, bahasa, dan lain-lain.
2. Mitra Outsourcing untuk melayani jasa alihdaya pengerjaan penerbitan buku (editing, layout, dan ilustrasi).

3. Mitra Distributor untuk mendistribusikan dan menjual produk-produk kreatif dan unik Tinta Emas.

Proposal konsep dan contoh naskah buku (mitra penulis) maupun surat penawaran kerja sama dan profil perusahaan (mitra outsourcing&distributor) dapat dikirim ke:

Tinta Emas Publishing

Jl. Rajamantri Kaler 23, Buah Batu

Bandung 40264

Telp. 022-7303024

HERE

Sayembara Penulisan Naskah Drama Federasi Teater Indonesia (FTI) 2008

Start:     Nov 1, '08
End:     Dec 5, '08
Sayembara Penulisan Naskah Drama Nasional Federasi Teater Indonesia
(FTI) 2008

Deadline: 5 Desember 2008

Federasi Teater Indonesia (FTI) tahun 2008 ini akan menyelenggarakan
Sayembara Penulisan Naskah Drama Nasional yang terbuka tidak hanya
bagi pekerja teater atau para penulis naskah dan pengarang, tapi bagi
siapa saja yang memiliki minat untuk menulis naskah drama. Tidak
peduli ia aktifis atau pekerja dari kesenian lain atau mungkin bidang
atau profesi yang tidak berhubungan sama sekali dengan kesenian (teater).

Sayembara ini juga terbuka lebar bagi warga Indonesia yang berdomisili
di luar negeri, tak ada batasan usia, bahkan juga dibebaskan dalam
tema, jumlah halaman, termasuk bentuk ungkapannya. Peserta hanya
diharapkan menghindari pelecehan SARA dan mengunakan bahasa Indonesia

"Naskah memiliki potensi yang penting dalam perkembangan seni teater
modern. Inovasi atau pembaharuan data teater dapat bermula dari sini.
Kami mengharapkan muncul naskahnaskah baik yang tidak hanya mengangkat
seni teater di Indonesia tapi juga kian mendekatnya pada publik
penontonnya sendiri "kata Radar Panca Dahana Pembina FTI tentang latar
sayembara ini.

Ketentuan:

1. Usia bebas, domisili bebas, jumlah halaman bebas, tema bebas,
berbahasa indonesia,tidak SARA, original,
2. Kirimkan karya anda dalam file digital (soft copy), 4 buah dalam
bentuk hard copy, poto copy KTP/identitas lainnya, biodata dan surat
pernyataan original, belum pernah diterbitkan dan tidak sedang
diikutsertakan dalam lomba (bermaterai rp 6000)
3. Kirimkan ke alamat :
* Jln Kebagusan Dalam no 59, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12520. email:
ftindonesia@yahoo.com. Telp 021-98275912
4. Batas waktu pengiriman 5 Desember 2008 (cap pos)
5. Tersedia hadiah total Rp. 30 juta rupiah untuk katagori pemenang
utama dan 5 terbaik. Para pemenang akan diundang khusus pada malam
Refleksi FTI dan Anugerah FTI 2008, 27 Desember 2008, di Taman Ismail
Marzuki.

Contact Person:
Olive
Koordinator SPNDN
HP no. 085280383999

Jumat, 31 Oktober 2008

Selamat Pagi Indonesia

selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil mengangguk
dan menyanyi kecil buatmu.
aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam
kerja yang sederhana;
bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan
tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.
selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,
di mata para perempuan yang sabar,
di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;
kami telah bersahabat dengan kenyataan
untuk diam-diam mencintaimu.
pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu
agar tak sia-sia kau melahirkanku.
seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam
padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.
aku pun pergi bekerja, menaklukan kejemuan,
merubuhkan kesangsian,
dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng
kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman
yang megah,
biarkan aku memandang ke Timur untuk mengenangmu
wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,
para perepuan menyalakan api,
dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.

Selamat pagi, Indonesia, seekor burung kecil
memberi salam kepada si anak kecil;
terasa benar : aku tak lain milikmu


Sapardi Djoko Damono

Senin, 27 Oktober 2008

Pulang

Aku ingin pulang

                        Namun... aku tak tahu

                                                        Di mana aku harus pulang...




-AAT, Sebuah inisial...

Sabtu, 25 Oktober 2008

Katon Bagaskara - Cinta Putih





Mari kita jaga sebentuk cinta putih
Yang telah terbina
Sepenuhnya terjalin pengertian
Antara engkau dan aku oh..

Masihlah panjang
Jalan hidup mesti ditempuh
S'moga tak lekang oleh waktu

Reff#

Cukup bagiku hadirmu
Membawa cinta selalu
Lewat warna sikap kasihku
Kau ungkap..tlah terjawab

Jika kau bertanya
Sejau mana cinta membuat bahagia
Sepenuhnya t'rimalah apa adanya
Dua beda menyatu saling mengisi
Tanpa pernah mengekang diri
Jadikan percaya yang utama

Back to Reff#

Reporter Untuk Majalah Gramedia Group

Start:     Oct 25, '08
Dibutuhkan !!!


REPORTER PERISTIWA (REP-PER)

- Pendidikan S1 Jurnalistik/Komunikasi/sejenisnya
- Senang Menulis
- Mampu berbahasa Inggris/asing lainnya
- Lebih diutamakan yang memiliki pengalaman jurnalistik di bidang wanita

Lampirkan: Contoh artikel bertema dunia wanita karya anda sendiri


REPORTER HIBURAN (REP-HIB)

- Pendidikan S1 Jurnalistik/Komunikasi/sejenisnya
- Senang Menulis
- Mampu berbahasa Inggris/asing lainnya
- Mengikuti perkembangan dunia wanita (gaya hidup, lifestyle, musik,
film)
- Lebih diutamakan yang memiliki pengalaman jurnalistik di bidang wanita

Lampirkan: Contoh artikel bertema dunia wanita karya anda sendiri


REPORTER BOGA (REGA)

- Pendidikan S1 Jurnalistik/Komunikasi/sejenisnya
- Senang Menulis
- Memiliki ketertarikan di bidang boga/kuliner
- Lebih diutamakan yang memiliki pengalaman jurnalistik di bidang
boga/kuliner

Lampirkan: Contoh artikel bertema boga/kuliner karya anda sendiri



Kirimkan CV dan berkas lamaran (dengan mencantumkan kode posisi) ke:
HR Department
Group of Magazine - Kompas Gramedia
Gramedia Building 1st Unit 8th Floor
Jl. Panjang No.8A Kebon Jeruk
Jakarta Barat 11530

atau melalui email :
tyas@yahoo.com (untuk REP-PER dan REP-HIB)

astari@yahoo.com(untuk REGA)


Semua berkas lamaran dan lampiran tidak dikembalikan. Hanya lamaran yang
memenuhi kualifikasi yang akan diundang mengikuti proses seleksi

===================
SOURCE HERE

Lowongan Chief Editor

Start:     Oct 25, '08
female lifestyle magazine in Jakarta;

urgently needs:

Chief Editor (office manager)

requirements;

- 5 years experience as chief editor in magazine

or media industry

- knowledge of all aspect in circulation /

marketing

- knowledge of accounting

- female / male age minimum 35 years

send your CV ASAP to:

ken@yahoo.com

==========

Source here

Hujan Sore Ini

Hujan sore ini mengingatkanku untuk hal - hal itu
Ada sesuatu yang belum terungkap saat ini

Hujan sore ini membawaku mengenang semua itu
Agar aku tak melupakan sejuta kenangan

Hujan sore ini mengirimku pada imajinasi
Agar aku berani untuk bermimpi

Hujan sore ini membuat hidupku lebih bermakna
Walau tak sempurna



-Aveline Agrippina Tando-
25102008-10.22

>>> Menikmati tetes hujan

Minggu, 19 Oktober 2008

Berpisah

Pepatah sering mengatakan "ada waktunya bertemu, juga ada waktunya berpisah." Saya pikir itu adalah sesuatu yang netral dalam hidup. Seperti ada kelahiran, tentu juga ada kematian. Seperti hukum sebab akibat. Dan berbagai hukum timbal balik lainnya.

Kelahiran tentu saat - saat membahagiakan. Itu merupakan pertemua perdana ketika seseorang manusia dalam ujud kecilnya dilahirkan dengan manusia - manusia yang telah lahir sebelumnya dan dengan dunia. Pertemuan yang membahagiakan bukan? Atau ketika anda bertemu dengan seseorang yang anda cintai. Menjadi sebuah pertemuan yang mengharukan.

Jadi, pertemuan adalah sesuatu yang membahagiakan untuk anda yang sedang rindu ataupun merasa sendiri dalam hidup anda. (Kecuali, anda bertemu dengan musuh anda, tentunya bukan kebahagiaan yang anda dapatkan melainkan amarah dan dendam).


Namun bagaimana dengan berpisah?

Berpisah dengan seseorang yang anda kasihi?

Berpisah dengan seseorang yang anda sayangi?

Berpisah dengan seseorang yang mengasihi anda?


Berpisah berasal dari kata "pisah" yang artinya akan berubah menjadi jauh.  Sebuah perpisahan akan menjadi saat - saat yang mengharukan, menyedihkan, menyakitkan, dan suasana - suasana lainnya yang menjadikan sesuatu tak lengkap. Tak sempurna lagi.

(Kecuali anda berpisah dengan musuh anda, itu lain soal.)

Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang harus berpisah. Kematian. Jarak. Ruang lingkup. Dan banyak lainnya.

Berpisah. Saat yang menakutkan kah? Terus terang dalam hidup saya, berpisah adalah saat yang harus saya lalui dalam deru air mata. Dan yang pasti dalam pikiran saya, berpisah adalah sesuatu yang bisa membuat saya terjatuh, namun belum tentu menakutkan diri saya.

Kadang sayapun juga ragu terhadap diri saya. Apakah saya berani menghadapi perpisahan? Berpisah dengan orang yang saya kasihi, keluarga, sahabat - sahabat, dan semua orang yang pernah saya jumpai.

Bagaimana memaknai rasa perpisahan? Saya tak pernah bisa merasakan makna perpisahan. Ketika saya bertemu dengan seseorang yang membuat saya nyaman bersamanya, saya tak pernah berpikir dengan perpisahan. Yang saya lakukan adalah apa yang saya harus lakukan ketika berjumpa dengan orang itu.

Namun, ketika saya merasakan kehilangan orang itu, saya baru sadar, saya telah berpisah dengannya. Ketika saya merindukannya, saya baru sadar, dia tak ada di samping saya. Tidak menemani saya. Nah, di saat - saat itulah saya harus berani melawan ketakutan saya terhadap perpisahan.

Perpisahan itu ada dua. Berpisah untuk sementara atau berpisah untuk selamanya. Yang saya tuliskan ini adalah berpisah untuk selamanya. Bagaimana rasanya berpisah, dan bagaimana rasanya memaknai perpisahan itu. (walau menyakitkan)

Kenikmatan yang saya ambil? Rasanya ada... walau sedikit sekali. Yaitu bagaimana perpisahan mendewasakan saya dan menjadikan sebuah ketegaran yang harus saya jalani. Menemukan mozaik yang hilang dari bagian kehidupan saya.



>>> Pagi ini
Jakarta 18 Oktober 2008

-Aveline Agrippina Tando


*) Catatan ini bukan catatan perpisahan ataupun menjadi tulisan terakhir...


Terima kasih untuk pesan di YM-ku, kawan!