Selasa, 30 September 2008

Bermimpilah, Karena TUHAN Akan Memeluk Mimpi - Mimpimu

Tulisan ini ditujukan untuk anda yang takut untuk bermimpi, terlebih untuk seorang sahabat di Kutoarjo, Tn. Yulius Denny Prabowo.

***

Tanpa sengaja, ketika membereskan meja saya yang masih berserakan kertas dan buku, saya menemukan tulisan anda (tulisan Tn. Yulius Denny Prabowo) terselip di antara serakan kertas - kertas itu. Tulisan yang telah lama saya cetak dan sudah saya baca dua tiga kali sekedar untuk mengisi waktu saya. Bukanlah saat yang tepat, waktu itu saya membaca kembali tulisan anda. Seharusnya saya merapikan kerjaan saya terlebih dahulu barulah saya membaca. Gejolak apa yang sanggup mengantarkan saya untuk lebih membaca tulisan anda yang keempat kalinya sebelum pekerjaan saya tuntas?

 

Dan ketika saya kembali membacanya, mungkin inilah puncaknya saya menemukan makna – makna dari tulisan anda. Anda masih takut untuk bermimpi dan anda masih ragu untuk menatap hidup anda.

 

Setiap aksara yang tampak seperti kehilangan arah, harapan, dan tujuan…

 

Dan benarkah kata – kata yang anda tuliskan kepada saya?

 

Kenyataan ialah titik di mana kita berada saat ini, masa depan ialah mimpi, dan orang sepertiku tak punya apa-apa selain mimpi, untuk mimpi-mimpi itu pula aku akan terus berjuang menjalani hidup

 

Dusta saya katakan kepada anda untuk mengatakan demikian jika anda sendiripun belum berani untuk bermimpi, bagaimana bisa untuk bermimpi jika anda sendiri masih takut untuk bermimpi?

 

Bukankah anda yang memeperkenalkan saya kepada Andrea Hirata, si keriting itu? Bukankah anda yang membawa saya masuk kepada dunianya? Tentang Edensor, tanah impian itu? Mengapa anda masih takut untuk bermimpi? Pernahkah baca bagian ini? Bagaimana Arai memotivasi Ikal untuk berangkat ke benua hitam adalah caranya untuk bermimpi.

 

Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu

Andrea HirataEdensor

 

Ya, harus saya sadari mungkin kita adalah insan yang sama. Sama pernah terjatuh dan merasakan manis, pahit, dan asamnya hidup. Namun ketika saya terbangun dari angan – angan saya selama ini, apakah saya pernah tersadar untuk bangkit? Awalnya tidak, namun saya berjuang tanpa saya sadari untuk bangkit. Banyak yang saya tinggalkan dan lewati, dan tentunya saya akan semakin banyak kehilangan orang – orang yang pernah saya cintai dan mencintai saya.

 

Begitupun anda, bagaimana mereka bisa menyatakan kehilangan anda ketika anda belum berani untuk menatap diri anda sendiri? Karena kita hanya tersadar dengan apa yang dunia nyatakan kepada kita saat ini tanpa pernah kita ketahui bagaimana merasakan hilang itu.

 

Beranikah engkau bermimpi? Itulah pertanyaan saya kepada anda. Mengapa anda tidak bisa menikmati pekerjaan anda, hidup anda, dan semua yang diberikan TUHAN kepada anda? Karena anda masih takut untuk semua hal itu.

 

Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menontonMark Twain

 

Kita kadang tak bisa mencintai apa yang seharusnya kita cintai, tetapi kita sering mencintai apa yang seharusnya kita cintai. Reality is so hard, begitu kata dunia kepada saya ketika saya harus tersungkur dalam ketidakberdayaan. Dan sampai detik saya menuliskan aksara untuk anda ini, saya belajar banyak bagaimana caranya untuk mencintai realita yang ada walau banyak perbedaan. Rentan yang amat jauh dari yang saya harapkan.

 

Seperti luka, ketika ia pernah mampir di tubuh kita, pasti akan meninggalkan bekasnya sedikit banyak. Itulah saya, ketika saya merasakan pengkhianatan yang paling besar saya rasakan, masih ada yang terekam di batin saya. Namun saya tak seperti ketika luka itu hadir pada kulit saya pertama kali, saya dapat merasakan darah yang menetes atau melihat kulit saya yang terkelupas.

 

Siapapun pemenangnya, aku tak akan sama

Yulius Denny Prabowo – Angel and Devil Walk With Me

 

Ya, kita yang pernah terluka tak akan pernah menjadi seperti dulu lagi. Sisa – sisa dari luka itu pasti akan tersisa, namun tak seperih dulu lagi. Setiap – setiap kita adalah manusia yang akan merasakan sakit. Karena menurut saya, ketika seseorang bisa merasakan tawa dan tangis, dia telah bisa memaknai rasa kehidupan. Rasa yang seharusnya ada.

 

Ketika anda bahagia, tentu anda pasti pernah menangis. Ketika anda dalam sedu sedan, anda pernah bergelak tawa. Karena itulah kenyataan hidup yang seharusnya kita camkan dan kita nikmati.

 

I Have A Dream (Saya bermimpi)Martin Luther King Jr.

 

Bagaimana Martin Luther King bisa membebaskan orang berkulit hitam di Amerika? Karena dia memiliki mimpi untuk membebaskan mereka semua. Dan dia membebaskan mimpinya menjadi sebuah kenyataan. Di mana mimpinya terjawab untuk kemenangan orang banyak.

 

Ketika hidup tak ada tangis dan tawa, saya akan berseru, “itu bukan hidup.” Saya tak pernah merasakan hidup tanpa kedua hal itu. Dan ketika anda takut untuk menangis, maka anda akan takut untuk bermimpi. Begitu pula sebaliknya, ketika anda takut untuk tertawa, anda telah takut untuk bermimpi.

 

Semua realita yang kejam anggap saja sebagai bagian dari fatamorgana kehidupan anda. Begitu saya memaknai sisa waktu kehidupan saya di dunia.

 

 

So, keep dreaming, because GOD will hug your dreams…

 

Bermimpilah saudaraku, karena TUHAN akan memeluk mimpi – mimpimu…

 

Aveline Agrippina Tando


Tulisan ini bisa didapatkan di sini dan sini

Anda dapat membaca Edensor pada attachement file yang terlampir.

Attachment: edensor.zip

Senin, 29 September 2008

SELAMAT IDUL FITRI

Ketika Anda merayakan Idul Fitri di Arab Saudi, mereka tidak pernah menggunakan tradisi di Indonesia, "Mohon maaf Lahir dan Batin." tetapi mereka menggunakan "Taqobbalallahu Minna Waminkum." yang artinya semoga Allah menerima amalku dan amalmu. Atau menggunakan "Minal Aidin Wal 'Faidzin" yang artinya Semoga kita semua orang yang kembali ke Fitrah.

Dalam berbagai macam keberagaman, tetaplah Idul Fitri dirayakan dalam nuansa yang berbeda dalam sisi tradisi dan kebiasaan. Dan semoga di antara keberagaman itu, tidak memudarkan kita untuk kembali bersatu di dalam keragaman sebagai umat yang tetap merayakan kemenangan.


Selamat Idul Fitri
Mohon maaf Lahir dan Batin
Jadikan kesalahan masa lalu hanya sebagai proses pembentukan jati diri

Jumat, 26 September 2008

Faber est suae quisque fortunae






Faber est suae quisque fortunae

Setiap orang adalah penata/perancang nasibnya sendiri


-Appius Claudius Caecus-
Seorang Sensor, Konsul, Ditaktor pada Era Romawi

Tak Ada

Tak ada yang sempurna
                     Ya... tak ada


Tak ada yang hebat
                     Ya... tak ada


Tak ada yang abadi
                     Ya... tak ada


Tak ada yang menang
                     Ya... tak ada


Tak ada yang kalah
                     Ya... tak ada


Tak ada yang berhasil
                     Ya... tak ada

Tak ada yang gagal
                     Ya... tak ada


Karena semua itu adalah usaha di mana kita mendakinya...

Nikmatilah hidup ini apa adanya, walau tak ada lagi yang dapat kita nikmati



Non scholae, sed vitae discimus*. - Seneca



*) Kita belajar bukan untuk sekolah, melainkan untuk hidup

Kamis, 25 September 2008

Surat Untuk Ibu

Ibu... kerap kau membaca suratku
Kau pasti sadar kau tak lagi memijakkan kakimu
Pada atas bumi yang terbasahi
Oleh air mata anakmu yang menghantarkan
Jasadmu pada sebuah kedukaan mendalam

Ibu... kerap kau meninggalkanku
Apakah kau pernah tahu
Sedalam apakah luka yang mencabik-cabikku
Dan seberapa sanggupkah aku meninggalkanmu
Pada rute perjalanan hidup kita

Ibu... ketika kau tahu semua akan demikian
Masihkah engkau akan datang ke sana
Sebagai peminta - minta
Hanya untuk satu lembar kertas
Bertuliskan "Dua Puluh Ribu Rupiah"

Ibu... sudahkah kamu menghitung
Berapa banyak tetes air mataku
Harus jatuh untuk menghantarmu
Pada sebuah pemakaman lukaku

Kematianmu...



Mengenang tragedi kemiskinan
Pasuruan 150908

-25 September 2008-

Untuk sebuah kemiskinan yang mematikan

Rabu, 24 September 2008

"Veni, Vidi, Vici" ATAU "Vini, Vidi, Vici"?

Veni, vidi, vici adalah kalimat Bahasa Latin yang terkenal, berasal dari Julius Caesar, jenderal dan konsul Romawi pada tahun 47 SM. Julius Caesar menggunakan kalimat ini dalam pesannya kepada senat Romawi menggambarkan kemenangannya atas Pharnaces II dari Pontus dalam pertempuran Zela. Kalimat yang berarti Saya datang, saya melihat, saya menang/menaklukkan mengandung arti kemenangan mudah dan mutlak.

Kalimat ini sering salah kaprah ditulis sebagai Vini, Vidi, Vici.



-Copas dari Bang Wiki pada halaman ini

Dan sampe sekarang, saya masih bingung "Vini" apa "Veni"

Selasa, 23 September 2008

Boyz II Men - On Bended Knee




Darlin' I can't explain
Where did we lose our way
Girl it's drivin' me insane
And I know I just need one more chance
To prove my love to you
If you come back to me
I'll gurantee
That I'll never let you go


Chorus:
Can we go back to the days our love was strong
Can you tell me how a perfect love goes wrong
Can somebody tell me how to get things back
They way they use to be
Oh God give me a reason
I'm down on bended knee
I'll never walk again until you come back to me
I'm down on bended knee


So many nights I dream of you
Holding my pillow tight
I know that I don't need to be alone
When I open up my eyes
To face reality
Every moment without you
It seems like eternity
I'm begging you, begging you come back to me


Chorus:
Can we go back to the days our love was strong
Can you tell me how a perfect love goes wrong
Can somebody tell me how to get things back
They way they use to be
Oh God give me a reason
I'm down on bended knee
I'll never walk again until you come back to me
I'm down on bended knee


Mike's Monologue:
Baby, I'm sorry
Please forgive me for all the wrong I've done
Please come back home girl
I know you put all your trust in me
I'm sorry I let you down
Please forgive me


Gonna swallow my pride
Say I'm sorry
Stop pointing fingers the blame is on me
I want a new life
And I want it with you
If you feel the same
Don't ever let it go
You gotta believe in the spirt of love
It'll heal all things
We won't hurt anymore
No I don't believe our love's terminal
I'm down on my knees begging you please
Come home


Chorus:
Can we go back to the days our love was strong
Can you tell me how a perfect love goes wrong
Can somebody tell me how to get things back
They way they use to be
Oh God give me a reason
I'm down on bended, down on bended knee



Can we go back to the days our love was strong (Wanna build a new life)
Can you tell me how a perfect love goes wrong (Just you and me, Gonna make you my wife Raise a family)
Can somebody tell me how to get things back
The way they use to be
Oh God give me a reason
I'm down on bended knee
I'll never walk again until you come back to me
I'm down on bended knee

Tentang Sebuah Kerinduan

Mungkin semua dimulai dengan singkatan - singkatan
Namun tak pernah kita ketahui

Masihkah engkau merindukanku
Dengan air mata yang masih mengalir di sisi pipimu
Untuk memintaku menyekanya

Atau angin masihkah membelai manja dirimu
Sehingga kau merindukanku secara tiba - tiba
Tanpa kusadari waktu dan tempatnya

Masihkah harus kubelai dirimu
Atau melihatmu menangis dalam sedu sedan

Aku tak mungkin melihatmu demikian adanya

Temukanlah mozaik - mozaik yang hilang
Satukan aku ke dalamnya

Singakatan runyam, tidak...



-Lost Friend,
Aveline Agrippina

- To,
My sister, don't be afraid!

Michael Buble - Lost




LOST

I can't believe it's over
I watched the whole thing fall
And I never saw the writing that was on the wall
If I'd only knew
The days were slipping past
That the good things never last
That you were crying

Summer turned to winter
And the snow it turned to rain
And the rain turned into tears upon your face
I hardly recognized the girl you are today
And god I hope it's not too late
It's not too late
'Cause you are not alone
I'm always there with you
And we'll get lost together
Till the light comes pouring through
'Cause when you feel like you're done
And the darkness has won
Babe, you're not lost
When your worlds crashing down
And you can't bear the thought
I said, babe, you're not lost

Life can show no mercy
It can tear your soul apart
It can make you feel like you've gone crazy
But you're not
Things have seem to changed
There's one thing that's still the same
In my heart you have remained
And we can fly fly fly away

'Cause you are not alone
And I am there with you
And we'll get lost together
Till the light comes pouring through
'Cause when you feel like you're done
And the darkness has won
Babe, you're not lost
When the worlds crashing down
And you can not bear the cross
I said, baby, you're not lost
I said, baby, you're not lost
I said, baby, you're not lost
I said, baby, you're not lost

Semua Adalah Permulaan

Semua adalah permulaan
Awal dari sebuah kehidupan baru
Nafas baru
Jiwa baru

Lalu menantang matahari pagi
Melawan terik siang
Dan menantikan senja kembali
Membelai hitamnya malam
Dengan kepekatannya

Semua adalah permulaan
Awal dari kehidupan
Terus berputar... terus...
Sampai tiba pada satu tujuan
Semua adalah akhirnya


-Pagi ini
-Aveline Agrippina Tando
-24 September 2008


Merindukan sosok yang dibutuhkan pada hidup hari ini,
Seorang sahabat yang berlalu

Kamis, 18 September 2008

Laskar Pelangi - Nidji (OST. Laskar Pelangi)




Film yang sudah lama gue tunggu, akhirnya akan segera dirilis juga bersama Riri Riza, Mira Lesmana, dan Andrea Hirata. Dan ini salah satu lagu yang ada pada LASKAR PELANGI THE MOVIE

mungkin adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
telah hilang
tanpa lelah sampai engkau
meraihnya

laskar pelangi
takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
raih bintang di jiwa

menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia

selamanya...

cinta kepada hidup
memberikan senyuman abadi
walau ini kadang tak adil
tapi cinta lengkapi kita

laskar pelangi
takkan terikat waktu
jangan berhenti mewarnai
jutaan mimpi di bumi

menarilah dan terus tertawa
walau dunia takseindah surga
bersukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia

selamanya...

Senin, 15 September 2008

Ketika...

Ketika kabut senja menepi hari
Aku ingin merasakan setitik air yang jatuh
Dari bubungan yang paling tinggi
Yang tak dapat kugapai

Ketika angin malam menyapaku
Aku ingin ia menghembuskannya perlahan
Tenang dan tenang membawaku
Dalam ruang hampa yang kosong

Ketika aku masih berdiri di sini
Menantang hari, menanti senja
Ataupun aku ingin terbawa angin
Aku tetap menikmati segalanya ini



*) Karena angin ataupun senja akan selalu datang menyapa tiap harinya...


15092008

Rabu, 10 September 2008

Sebuah Kehilangan

Ketika jasad itu harus terbujur kaku
Atas nama kemiskinan
Masih dapatkah disebut sebuah keadilan?

Atau ketika sebuah jasad
Akan terbumbung tanah yang bukan merah
Masih dapatkah disebut kebahagiaan?

Ketika dirimu menghilang
Dalam baris kata - kata dan pada jejak jalan
Masihkah mereka sebut kemenangan?

Tidak, itu bukanlah sebuah keadilan
Ketika engkau harus pergi
Karena nyawa telah dinilai dengan materi

Dan itu juga bukan sebuah kebahagiaan
Karena dirimu harus pergi
Dan kami telah mendengar sebuah kabar duka

Kematianmu bukanlah sebuah kebahagiaan kami
Tetapi adalah sebuah kedukaan yang paling dalam...


Selamat jalan, Pak Frans,
Do'a kami akan selalu ada bersamamu...




Tanda kehilangan besar...

10102008

Sebuah barisan kata-kata untuk Pak Frans, seseorang yang harus pergi karena sebuah keegoisan manusia dan kemiskinan yang menderanya.

Minggu, 07 September 2008

Antara Cinta dan Benci

Antara cinta dan benci


             Ada perbedaan yang amat tipis



                                              Amat tipis...

Sendiri...

Dalam kesendirian ini
Kutemukan sebuah arti kemenangan

Dalam hening ini
Kutemukan sebuah kemenangan atas kekalahan

Aku tak takut akan kesendirian
Aku sungguh menikmati kesendirian ini

Sendiri malam ini...

Kutemukan semua yang kucari akan hidup

Dan malam ini... sungguh bermakna




Terima kasih untuk sahabat - sahabatku
Yang menemaniku sejak aku memulai kehidupan ini


7 September 2008 - Malam ini

Selasa, 02 September 2008

3 Kesempatan

Minggu, 2 April

Hari ini mengingatkanku akan sebuah kejadian yang terjadi satu tahun yang lalu yang terkadang membuat orang tidak percaya akan hal ini. Tapi ini benar. Sungguh. Aku mengalaminya sendiri. Awalnya, akupun tidak percaya menjadi bahkan harus percaya kalau dia masih hidup di alam sana.

Berawal dari kisah ini. Aku mengenalnya saat aku terpilih mengisi acara pensi di sekolahku. Sewaktu itu, pengisi acara pensi diikuti oleh seluruh kakak kelasku kecuali diriku dan seseorang yang belum kukenal karena aku adalah siswi baru di sekolah ini. Aku tidak mengenal seluruh kakak kelasku.

Aku duduk di sudut ruangan itu. Tiba – tiba aku didatangi oleh seorang lelaki yang memisahkan diri dari perkumpulan kakak kelasku tadi. “Hai! Kok nggak ikut gabung sama kita?” tanya Aryo, namanya yang kudengar tadi dari pembicaraan mereka. Dia cukup tampan, baik, ramah, dan terlihat pandai. Hal tersebut membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. “Eh… enggak”, jawabku. “Kenapa?” tanyanya lagi. “Nggak ah, maksudnya aku nggak kenal sama teman – teman kakak jadinya aku malu.”

Lalu aku diajaknya berkenalan dengan teman-temannya. Dan melalui kegiatan pensi itu, aku bisa bersahabat dengannya. Tapi dalam lubuk hati, aku memendam rasa cinta yang belum sanggup kukatakan padanya.

Setelah empat bulan aku bersahabat dengannya, akhirnya hubungan kita harus terhenti karena dia diisukan menjadi pengguna narkoba. Aku tak ingin memiliki sahabat apalagi kekasih seorang user. Aku malu! Tapi rasa cintaku padanya tak bisa lari darinya.

Ternyata isu ini bukan hanya beredar di telinga siswa-siswi. Isu itu juga terdengar sampai ke telinga guru – guru, bahkan sampai ke kepala sekolah. Sampai akhirnya ia harus dikeluarkan dari sekolah.

Sebelum ia dikeluarkan, aku sempat bertemu dengannya. Ia membisikkan telingaku,”Percayalah! Aku bukan seorang user!” Aku menangis saat melihatnya melintasi gerbang sekolah yang terakhir kalinya. Ia melambaikan tangannya dan memberikan senyumnya padaku. Itu saat terakhir kalinya aku bertemu dengannya.

Dua bulan kemudian terungkaplah segala kebenaran. Ternyata ia bukan seorang user. Sahabatnya hanya iri padanya karena ia terpilih menjadi ketua OSIS. Aku tak menyangka sahabatnya sekejam itu padanya karena hanya sebuah jabatan. Itu namanya sahabat? Setega itukah sahabatnya?

Aku benci pada diriku sendiri mengapa aku tak percaya padanya, langsung percaya akan yang mereka katakan, memecahkan persahabatan, betapa kejamnya aku pada Aryo, sahabatku yang malang karena terfitnah. Dan mengapa begitu jahatnya aku pada Aryo, orang yang selama ini kucintai.

Beberapa bulan setelah isu tersebut terpecahkan, aku mengalami kejadian yang tak pernah ada di pikiran manusia. Padahal aku sudah mulai melupakannya seirirng berjalannya waktu. Dalam satu hari aku melihat Aryo secara langsung dengan mata kepalaku sendiri.

Paginya, aku lupa membawa buku tugas untuk hari ini. Pagi itu aku kalang kabut mencari buku itu dengan dibantu Dian. Tiba-tiba seorang lelaki masuk ke kelasku dan menaruh buku tugasku di atas meja. Ia langsung berjalan keluar dari kelasku. Itu Aryo!!! Aku mengarah keluar kelas dan mencarinya. Namun ia tak terlihat lagi.

“Elo ngapain sih keluar?” tanya Dian, sahabatku yang melihatku keluar kelas.

“Barusan gue ngeliat Aryo.” Kugenggam buku itu.

“Aryo?”

“Iya, barusan aja dia ke sini nganterin buku gue.”

“Ah… mungkin elo salah liat kali,” kata Dian tidak yakin.

“Iya kali!” Tapi aku tetap yakin kalo Aryolah yang mengantarkan buku itu.

Siangnya, kembali aku mengalami hal serupa. Sekolah baru saja usai. Aku tak bisa melupakan kejadian tadi pagi. Apakah benar Aryo yang meletakkan buku itu? Atau orang lain? Apa itu hanya halusinasiku saja?

Pertanyaan itu terus menghantui pikiranku. Sampai aku sadar, aku telah menabrak seseorang. “Eh… kalo jalan pake mata dong!” bentak seorang pria bertubuh tegap. “Maaf! Maaf mas! Saya nggak sengaja! Maaf!” kataku. Buku yang ku pegang jatuh berserakan di jalan. Seorang lelaki membantuku mengambilkan bukuku yang jatuh dan memberikannya padaku. “Terima kasih!” kataku. Dia bangkit berdiri dan hanya membalas kata-kataku tadi dengan senyuman. Ya Tuhan…, itu Aryo. “Aryo!!!” teriakku. Tetapi dia sudah menghilang. Teriakan itu mengundang perhatian orang – orang di pinggir jalan.

Malam hari, setelah aku pulang dari rumah temanku untuk mengerjakan tugas kelompok, aku pulang ke rumah dengan angkot. Lalu aku berhenti di halte di mana aku harus berhenti. Biasanya aku pulang dijemput Aryo dengan motornya atau naik angkot bersamanya. Rumahku tidak begitu berjauhan dengan rumahnya.

Tapi, sejak ia dikeuarkan dari sekolah, aku tidak pernah lagi berjalan pulang bersamanya. Tidak ada lagi orang yang menemaniku. Tak ada lagi orang yang mengantariku dan menjemputku. Tak ada lagi orang yang dapat diajak ngobrol kala senja menyingsing. Tak ada lagi orang yang biasa duduk di kursi bambu rumahku sambil mendengarkan cerita suka dan dukaku untuk meringankan hatiku. Selama ini aku berpikir aku akan selamanya bersama dia. Namun kini aku sadar, kita tak bisa selamanya menghuni dunia bersama seseorang yang kita kasihi.

Malam itu, hujan turun deras sekali. Aku turun dari angkot dan berdiri di halte. Ku telpon Indra, adikku, untuk menjemputku tapi tak diangkat. Aku ingin berlari, tapi aku takut sakit karena besok aku harus mengikuti ujian. Akhirnya, aku sendiri duduk di kursi halte sambil menunggu hujan berhenti.

Aku merasakan seseorang duduk dan memegang tanganku. Ia mengajakku berdiri. Dia ARYO. “Aryo, kamu dari mana?” tanyaku. Dia hanya tersenyum membalas kata-kataku tadi. “Yo, maafin aku ya!” kataku sambil menangis. Dia tersenyum kembali dan membuka payung yang ia pegang. Ia memengang erat tanganku dan memayungiku sampai ke rumah. Terasa sekali tangannya dingin. “Makasih ya!” kataku. Lalu ia pergi dan lama-lama tubuhnya menghilang.

Aku masuk ke rumah. “Indra, gimana sih kamu? Kakak telpon nggak diangkat!” marahku. “Untung ada Aryo yang nganterin kakak pulang, kalo nggak ada dia, kakak bisa sampai besok nungguin hujan,”lanjutku.

“Siapa kak? Kak Aryo?”tanyanya kaget.

“Iya, Aryo yang dulu sering main ke sini itu lho.”

“Lho! Bukannya dia sudah… meninggal?”

“Kamu nggak usah bercanda deh!”

“Aku serius, kak! Tadi sore dia ada di berita.”

Ya Tuhan, siapa yang mengantari bukuku tadi pagi? Siapa yang membantuku mengambil bukuku? Siapa yang mengantari aku pulang? Bulu kudukku berdiri. Tanganku menjadi dingin. Tubuhku terasa lemas. Aku melepaskan tasku dari pundakku. Indra masuk ke kamarnya. Ku duduk di kursi sambil mengganti channel tivi. Dan membuatku berhenti menggerakkan jemariku di atas remote control itu adalah acara berita itu.

“TELAH DITEMUKAN KORBAN TABRAK LARI DALAM KEADAAN TEWAS DI KAWASAN KAMPUNG RAMBUTAN. PRIA YANG DIKENAL BERNAMA ARYO SAPUTRA INI DITEMUKAN WARGA SEMALAM.” Tersiarlah video seorang lelaki bersimbah darah di pinggir jalan. Remote control itu jatuh ke lantai. Tiba – tiba air mataku jatuh ke pipiku. Semakin lama semakin deras. Keringat dingin keluar dari tubuhku.

“ARYO…!!!” Teriakku histeris. Dia sudah pergi sebelum aku mengatakan terima kasih. Dia sudah pergi sebelum aku mengatakan padanya kalau aku cinta padanya. Indra keluar dari kamarnya. Mataku terasa sulit untuk dibuka. Aku masuk ke kamarku.

Kurebahkan tubuhku di atas kasur. Air mata semakin deras membanjiri pipiku. Aku terdiam di dalam kamar. Aku tersadar saat mataku yang sayup – sayup ini tertuju pada setangkai bunga mawar di atas mejaku. Aku berusaha untuk tidak tertidur karena aku harus belajar untuk ujian esok. Tapi mengapa mata ini sangat berat? Mataku tak dapat melihat dengan jelas.

Ku angkat bunga itu dan kubaca selembar kertas yang diselipkan di dekat bunga itu. Mungkin itu surprise dari Dio, pacarku.

Ira, aku tak tahu apa yang harus ku katakan. Apa yang harus aku lakukan kepadamu? Apa yang harus aku ucapkan terhadapmu? Segalanya aku berikan demi dirimu. Mungkin waktu kita tak banyak untuk bersenda gurau. Ternyata hidup itu tidak cukup hanya diisi dengan tawa dan air mata.

Aku hanya ingin kamu mengingatku selalu dan selamanya karena aku mencintaimu seperti kamu menjadi sahabatku. Aku mencintaimu dengan segenap hatiku.

“Bruk…!” Pintu kamarku terbuka. “Kak, itu bunga dari kak Aryo. Kemarin sore, kak Aryo ke sini. Kakak belum pulang, terus dia nitip bunga itu. Tapi aku lupa kasih tahu kakak.” Indra hanya terdiam melihatku. Air mataku terus jatuh tiada habisnya. Aryo… terima kasih telah mengisi hari – hariku. Dan tiba – tiba saja mataku menjadi gelap.

***

Ra, gebetan elo sudah nggak ada.”

“Dian, gue udah tahu.” Aku hanya bisa berkata apa adanya saja.

“Yang tegar ya!”

“Dian, kemarin yang nganter buku gue itu benar – benar Aryo!”

“Ra, jangan gila gitu deh. Itu halusinasi elo kali?”

“Kemarin itu memang Aryo!”

“Ah, elo udah gila!”

Dian meninggalkanku dengan rasa yang tidak percaya. Namun aku tetap percaya, peristiwa kemarin itu adalah tiga kesempatanku untuk bertemu dengan cinta pertamaku dan ia mengungkapkan cintanya padaku. Tiga kesempatan yang tak akan pernah terlupa seumur hidupku. Tiga kesempatan yang tidak akan pernah lagi diberikan Tuhan. Tiga kesempatan yang akan selalu ada walau sulit untuk dipercaya.

15 – 18 Desember 2006

©Aveline Agrippina Tando