Ejaan Yang Disempurnakan (Bagian 4)
Hanya untuk berbagi sekaligus belajar…
By: Aveline Agrippina Tando
Tanda Baca (1)
1. Tanda Titik (.)
dipakai ketika:
a. Mengakhiri kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Kemarin dia pergi.
b. Pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: A. T. Mahmud Muh. Hatta
c. Pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr. Ir. Kep. Yth.
d. Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu titik.
Contoh: a.n. (atas nama) d.a. (dengan alamat) dll. (dan lain – lain)
e. Di belakang angka atau huruf dalam satu bagian, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
I. Bagian Pertama
A. Sejarah Indonesia
B. Letak Indonesia
1. Letak Geografis
2. Letak Astronomi
f. Memisahkan angka jam, menit, dan detik baik yang menunjukkan waktu, maupun jangka waktu.
Contoh: Pukul 13.25.45 (pukul 13 lewat 25 menit 45 detik)
Tanda titik tidak dipakai dalam hal – hal berikut:
a. Memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Ia sudah tiada sejak tahun 1955.
b. Singkatan yang terdiri dari huruf – huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya.
Contoh: Sulsel (Sulawesi Selatan) SMP (Sekolah Menengah Pertama)
c. Singkatan lambing kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang.
Contoh: Al (aluminium) kg (kilogram)
d. Pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh: Siti Nurbaya Laporan Keuangan
e. Di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
Contoh: Jalan Melati 12 13 Mei 1998 Ytk. Julius Hermono
2. Tanda koma (,)
a. Memisahkan unsur – unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Senin, Selasa, dan Rabu saya ada rapat.
b. Memisahkan kalimat setara yang satu dari yang lain didahului kata seperti tetapi, melainkan
Contoh: Rencana saya gagal, tetapi proyek terus berjalan.
Bukan saya yang melakukannya, melainkan dia.
c. Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat.
Contoh: Kalau sibuk, saya tak dapat hadir.
Karena aku, dia menjadi angkuh.
Catatan: Tanda koma tidak dipakai apabila anak kalimat tersebut mengiringi kalimat.
Contoh: Saya tidak dapat hadir kalau sibuk.
Dia menjadi angkuh karena aku.
d. Di belakang kata – kata seperti oh, ya, wah, aduh, kasihan, maaf, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Oh, begitu! Ya, ada apa? Wah, spesial sekali! Maaf, saya terlambat!
e. Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: “Saya bangga menjadi pujaan,” serunya sambil terharu.
f. Antara nama dan alamat, bagian – bagian alamat, tempat dan tanggal, dan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh: Sdr. Susilo, Jl. Kintamani No.12
Jl. Kayu Manis, Jakarta
g. Antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakannya dan singkatan keluarga atau marga.
Contoh: Rita Budiman, S.Pd
h. Untuk menyatakan angka persepuluhan (desimal).
Contoh: 15,28 m
$ 14,5
i. Untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan oposisi
Contoh: Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang yang makan sirih.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Memisahkan bagian – bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam kian larut ; kami belum selesai juga
b. Memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun ; Ibu memasak di dapur ; adik bermain di kamar ; saya sedang membaca komik.
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh: Yang hadir kemarin sebagai berikut: Amir, Adi, Heru, dan Luki
Fakultas Ekonomi memiliki dua jurusan: Ekonomi umum dan Ekonomi Perusahaan.
Catatan: Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Yang hadir kemarin yaitu Amir, Adi, Heru, dan Luki.
Fakultas Ekonomi memiliki jurusan Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
b. Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Joko Santoso
Wakil : Amir Susilo
Tempat : Ruang Serba Guna lantai 4
c. Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Agus : Siapa nama lengkap anda?
Dayat : Nama saya Dayat Rismantyo. Biasa dipanggil Dayat.
Agus : Jabatan anda di tempat kerja?
Dayat : Saya sebagai Office Boy.
d. Di antara jilid atau nomor buku / majalah dan halaman, antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh: Kamus Besar Bahasa Indonesia : Edisi Revisi
Budaya Jaya, II (1975), 34:7
5. Tanda Hubung (-)
a. Menyambung suku – suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh: Kemarin saya ga-
gal mengikutinya.
b. Menyambung unsur – unsur kata ulang.
Contoh: hari – hari orang – orang kebiru – biruan
c. Menyambung huruf dari kata yang dieja satu – satu dan bagian – bagian penanggalan.
Contoh: k-e-r-t-a-s
18-05-1999
d. Merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; ke- dengan angka; angka dengan –an; singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh: se-Jawa ke-20 tahun 80-an
e. Menerangkan unsur Bahasa Indonesia dengan unsur asing>
Contoh: di-charter
f. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian – bagian ungkapan.
Contoh: ber-evolusi dengan be-revolusi
istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah.
(Dengan bantuan berbagai sumber)
Sebelumnya di
sini