Kamis, 30 April 2009

Hitam, Putih, Abu-abu

Hitam
Kelam
Pada masa
yang lalu berjalan

Putih
Derang
Pada masa
yang kini berjalan

Hitam
Kelam
Pada hari
yang tak pasti

Putih
Derang
Pada hari
yang selalu pasti

Abu-abu?

Jakarta, 30 April 2009 | 19.41

Sabtu, 25 April 2009

LOMBA MENULIS SKENARIO FILM REMAJA/PELAJAR TINGKAT JAWA TENGAH TAHUN 2009

Start:     Apr 25, '09
End:     Jul 25, '09
I. Pokok Pikiran

1) Penulisan skenario film merupakan salah satu media pelestarian dan pengembangan budaya;
2) Penulisan skenario film dapat dijadikan sebagai salah satu media dan ahana mengkomunikasikan ajaran budi pekerti;
3) Penulisan skenario film dapat dijadikan sebagai ajang peningkatan kreativitas, sekaligus pengembangan bahasa dan sastra.

II. Dasar Kegiatan

1) Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor: 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah;
2) Program Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009;
3) DPA Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Nomor: 906/DPA-2008.

III. Bentuk Kegiatan

Lomba Menulis Skenario Film Remaja/Pelajar Tingkat Jawa Tengah Tahun 2009.

IV. Tujuan
1) Meningkatkan kebanggaan dan kecintaan masyarakat terhadap budaya Indonesia;
2) Meningkatkan dan menumbuhkembangkan kreativitas remaja/pelajar dan masyarakat terhadap seni film;
3) Menyediakan ajang kompetisi dan apresiasi bagi remaja/pelajar terhadap seni film.

V. Pelaksanaan

Lomba Menulis Skenario Film Remaja/Pelajar Tingkat Jawa Tengah Tahun 2009 dilaksanakan mulai tanggal 1 April 2009 sampai dengan tanggal 25 Juli 2009.

VI. Peserta

Lomba Menulis Skenario Film Remaja/Pelajar Tingkat Jawa Tengah Tahun 2009 bersifat terbuka untuk umum, dapat diikuti oleh siapa pun yang bertempat tinggal di Jawa Tengah (dibuktikan dengan copy identitas, KTP/Kartu Pelajar/OSIS).

VII. Tema
Cerita untuk Lomba Menulis Skenario Film Remaja/Pelajar Tingkat Jawa Tengah Tahun 2009 bertema bebas, sejauh tidak mengarah pada persoalan SARA dan pornografi.

VIII. Persyaratan Umum dan Administrasi
1) Naskah harus asli karya sendiri, bukan karya terjemahan, saduran, atau gubahan.
2) Naskah belum pernah dipublikasikan.
3) Materi cerita berkisar pada permasalahan remaja/pelajar.
4) Naskah di-copy rangkap 4 (empat), dikirim ke:

Panitia Lomba Menulis Skenario Film Remaja/Pelajar Tingkat Jawa Tengah Tahun 2009

d.a. Seksi Perfilman, Bidang NBSF

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jawa Tengah

Jl. Pemuda 136 Telp. 024-3546001 Semarang, paling lambat tanggal 25 Juli 2009 (stempel pos).

IX. Ketentuan Teknis
1) Naskah karangan ditulis dalam bahasa Indonesia yang santun.
2) Naskah karangan diketik menggunakan kertas HVS ukuran kwarto berjarak 2 (dua) spasi.
3) Margin kiri 4 cm, kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm.
4) Keterangan dan identitas peserta ditulis pada kertas/halaman tersendiri.
5) Peserta boleh mengirimkan lebih dari 1 (satu) naskah/judul.
6) Prediksi durasi antara 15 s.d. 20 menit.

X. Kriteria Penilaian
Aspek yang dinilai:
1) Aktualisasi gagasan/ide
2) Orisinalitas karya/cerita
3) Kesesuaian antara tema dan isi karangan
4) Sinematografi (angel, effect, suasana, dsb.)
5) Kesantunan penggunaan bahasa

XI. Tim Penilai
Tim Penilai adalah praktisi film, akademisi, dan praktisi media.

XII. Kejuaraan dan Penghargaan

Akan ditentukan kejuaraan dan penghargaan sebagai berikut:
1) Juara I memperoleh penghargaan berupa piagam, tropi, dan uang pembinaan sebesar Rp4.000.000,00
2) Juara II memperoleh penghargaan berupa piagam, tropi, dan uang pembinaan sebesar Rp3.500.000,00
3) Juara III memperoleh penghargaan berupa piagam, tropi, dan uang pembinaan sebesar Rp3.000.000,00
4) Sepuluh (10) naskah terpilih, masing-masing memperoleh penghargaan berupa piagam, tropi, dan uang pembinaan sebesar Rp2.000.000,00

5) Naskah Juara dan Naskah Terpilih akan diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah.

XIII. Lain-lain
1) Pengumuman kejuaraan/pemenang akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 melalui surat kepada Bupati/Walikota, Instansi/Dinas terkait, dan media massa di Jawa Tengah.
2) Masing-masing pemenang akan dipanggil secara resmi untuk menerima hadiah dan penghargaan pada bulan Agustus 2009.
3) Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Pedoman Pelaksanaan dan Ketentuan Teknis ini akan diatur/ditentukan kemudian sesuai dengan keperluan/kebutuhan.

Semarang, Maret 2009

KEPALA DINAS
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Ttd.

Ir. SATRIYO HIDAYAT
Pembina Tingkat I
NIP 19601214 198703 1 005

Source Here

Lomba Menulis Hari Bumi - Wikimu

Start:     Apr 25, '09
End:     May 13, '09
Dalam rangka Hari Bumi, 22 April, Wikimu.com mengadakan lomba menulis artikel, dengan topik : “Budaya Menggunakan Transportasi Massal”

Transportasi massal adalah seperti bis umum, busway (di Jakarta, Jogja, Bogor, mana lagi ya?), kereta api/listrik (KRL di Jakarta, Pramex di Solo-Jogja-Kutoarjo, dll) atau pun kapal/perahu umum (di Kalimantan/Papua banyak menggunakan transportasi ini).

Transportasi massal lebih ramah lingkungan, karena bahan bakar (solar, bensin) yang ditanggung bersama-sama oleh banyak orang. Bandingkan saja, bila satu busway di Jakarta dapat menampung 85 orang dengan satu mobil sedan yang berpenumpang 1-2 orang. Atau perahu umum yang bisa muati 30-50 orang ,dengan speedboat yang hanya berisi 5 orang.

Namun perjalanan menggunakan transportasi massal, memiliki gaya dan budaya yang berbeda. Kalau naik mobil sendiri, mungkin bisa jumpalitan (=berlompatan) ke sana kemari. Tentu tingkah yang sama tidak bisa dilakukan di atas bis, kecuali orangnya nekat :-)

Lomba ini mengajak teman-teman Wikimu.com untuk menuliskan pengalaman, opini, ide, usulan maupun masukan bagaimana sih budaya dalam menggunakan atau mengendarai kendaraan-kendaraan umum.

Ketentuan :

1. Periode pengiriman warta 22 April – 13 Mei 2009.

2. Setiap penulis boleh mengirimkan warta sebanyak-banyaknya

3. Warta yang dinilai hanya penulis yang login member ketika mengirim warta tersebut.

4. Tulis di bagian tag/label untuk mengikuti lomba ini : wikimu hari bumi

5. Warta boleh disertai foto ataupun tidak.

6. Pengumuman pemenang dilakukan pada tanggal 20 Mei 2009

Penilaian :

1. Penilaian warta terbaik, dilakukan oleh dewan juri , yang terdiri dari para pihak pendukung lomba ini.

2. Akan dipilih 1 pemenang utama dan 2 pemenang pendamping.

3. Warta akan dinilai berdasarkan kelengkapan informasi, ide/pengalaman yang menarik, serta daya ajakan/persuasif pada pembaca.

Hadiah

1. Ketiga pemenang akan mendapat (sertifikat) masing-masing bibit pohon yang akan ditanam di kawasan Gunung Gede Pangrango

(program Hutan Sahabat Green : http://www.greenradio.fm/index.php?option=com_wrapper&view=wrapper&Itemid=268 )

2. Ketiga pemenang masing-masing akan mendapat satu kaos Wikimu.com.

3. Pemenang utama, akan sebuah buku “Alam Jakarta: Panduan Keanekaragaman Hayati yang Tersisa di Jakarta’” karangan Ady Kristanto

(lihat : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?ID=11434 )

Ayo tuliskan pengalaman, ide, masukanmu seputar transportasi massal!





*kegiatan ini dilakukan oleh Wikimu.com dengan didukung JakartaGreenMonster, Green Radio dan ITDP (Institute for Transportation and Development Policy).

Source Here

Lomba Menulis HIV dan AIDS 2009

Start:     Apr 25, '09
End:     May 31, '09
Lomba Menulis HIV dan AIDS untuk wartawan, mahasiswa, dan umum

Tema Tulisan
1. Pengurangan Dampak Buruk Narkotika Suntik
2. Anti Stigma dan Diskriminasi
3. Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS)
4. Program Pemakaian Kondom
5. Pengobatan, Dukungan dan Perawatan

Ketentuan Lomba
-Kategori peserta: Wartawan, Mahasiswa dan Umum
-Panjang tulisan tidak lebih dari 1500 kata
-Jenis huruf yang digunakan Times New Roman size 12pt paragraf 1,5
-Tulisan dikirim dalam bentuk soft copy berikut scan KTP ke lombatulis09@aidsindonesia.or.id
atau dalam bentuk hardcopy berikut foto copy KTP dikirimkan ke Panitia Lomba dengan alamat: Menara Eksekutif Lt.9, Jl, MH Thamrin Kav.9, Jakarta Pusat 10330 paling lambat 31 Mei 2009 cap stempel pos

Hadiah untuk semua kategori
Juara I: Uang 10 juta + tiket PP + akomodasi+ biaya registrasi untuk mengikuti Konferensi Aids Asia Pasifik ke IX di Bali, Agustus 2009
Juara II: uang 7,5 juta rupiah
Juara III: uang 5 juta rupiah

Contact person: Aldo 021 990 39647

Source Here

Blogger Block

Selama memasuki tahun kelima berkencan dengan internet, yang pertama kali dikenalkan dengan email. Lalu menjalar ke situs pertemanan, Friendster. Pada akhirnya saya memiliki blog sendiri, blog pertama saya yang akhirnya memutuskan untuk diselesaikan saja ceritanya pada awal November tahun lalu. Karena diikuti keisengan oleh karib saya, saya membuat blog di Blogspot. Atau banyak kisah lainnya yang dapat saya torehkan pada tulisan saya kali ini. Ya, kali ini saja saya bercerita tentang perjalanan saya yang pada akhirnya lagi dan lagi terpaksa saya selesaikan juga.
Hidup itu bukan koma, melainkan hidup itu akan bertitik suatu hari nanti.
Banyak hal yang sudah saya alami selama ini dengan internet. Baik email, situs pertemanan, chatting, blog, atau sekedar mencari referensi sejenak sampai nyasar ke situs yang haram. (Sungguh, ini tanpa sengaja karena ada SPAM yang masuk ke Inbox email saya).
Kalau dihitung - hitung kini, blog saya ada sekitar sepuluh. Termasuk yang saya buat lalu ditinggalkan dan yang telah mati setelah beberapa kali diisikan berbagai macam ceritera.

Jumat, 24 April 2009

Kepada Fajar

Terpaksa kutulis untukmu, fajar
sebelum kau datang mengusir pergi
pada malam yang tak pernah salah untuk datang
untuk membuatku dan dia tertidur lelap

Aku amat membencimu, sangat membenci
aku membenci matahari yang memanaskan bumi
karena itulah aku harus menguras semua tenagaku
sampai aku harus memutar otakku nyaris gila

Kepada fajar, aku tulis ini untukmu
janganlah lekas datang hari ini
aku ingin lelap pada waktu seperti ini
jangan usir malam yang tak pernah salah

Kalau memang harusnya kau datang
nantilah kapan aku ingin bangun
atau menjadi jenuh dengan malam:

dan rasanya aku tak pernah bosan


Kepada fajar, aku tulis ini untukmu
jangan datang mengusir malam: dia tak salah padamu

A.A. - dalam sebuah inisial
Jakarta hening, 24 April 2009 | 22.45

Yahoo! Answers - Bantuin beberapa nomor pr.... (mengenai pemuaian)?

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AtqmEI0vOM8dXOSF3P8PDR7nRgx.;_ylv=3?qid=20090423041331AAK6QBq
Jawaban Fisika :P

Rabu, 22 April 2009

We Need More

We Need More

Yang Datang Tanpa Rasa Sayang - Episode 3
Ada Hal yang Harus Dipahami - Episode 2


Terkadang semua hal harus menggunakan logika yang lebih. Termasuk dalam hal mencintai. Walau perasaan lebih mendominasi keadaan, pastilah logika juga yang harus ikut ambil bagian.

Kita butuh waktu yang lebih untuk bermeditasi. Menjelajahi alam luar dari keegoisan kita. Mencari kesungguhan apa yang harusnya kita miliki sebelum menyatukan diri dan mencoba mengulangi sesuatu mulai dari garis awal. Kadang lelah, tetapi harus dijalani dan menjadi lakon - lakon lain.

"Butuh waktu..."

"Pasti. Aku yakin kamu bisa."

"Tapi..."

"Ah, sudahlah... Kan kamu sudah memutuskan bahwa ini yang seharusnya. Hari ini akan menjadi masa lalu dan aku, aku tak akan mengusik masa lalumu itu. Biarlah dia mengiris hatimu namun kamu akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik daripada yang bisa kudapatkan."

"Aku ingin bertemu. Sekali saja dan terakhir kali."

Aku bertemu dengannya di sebuah bar di tengah kota. Bar ini juga yang mempertemukan kita pertama kali. Dan kita bertemu untuk terakhir kalinya.

"You need more than me." *

"But, you..." **

"Please, forgive me! I made one mistake with you. I came to you and made you sad. It's a trouble of me." ***

Kenapa lagi dan lagi kau usik masa-masa itu? Bukankah kau sudah berjanji?

"Kita tuntaskan masalah ini sekarang."

"Ya, setelah itu aku akan pergi. Dan kamu tak akan pernah mendapati aku lagi."

"Sebenarnya, aku ingin bertemu denganmu kali ini untuk yang terakhir. Tolong, peluk aku sekali saja. Itu akan mengobati rasa yang lebih sakit daripada kamu membuatku seperti ini."

"Aku benar-benar bersalah. Aku lancang masuk ke dalam sisi hidupmu dan merusak kebahagiaanmu bertahun-tahun."

"Itu bukan kesalahan."

"Jadi?"

"Memang harus demikian terjadi. Kamu tak perlu minta maaf. Seharusnya aku yang meminta maaf, kalau perlu sampai harus mati demimu aku rela."

Aku sudah bersandar dalam dadanya. Harum tubuhnya tetap sama. Dia tetap memberikan rasa hangat yang tidak dikurangi sedikitpun walau aku melukainya. Aku semakin merasa bersalah. Penebusan yang layak adalah aku rela mati demi kamu. Begitu banyak rasa, aku memilihkanmu rasa duka dan benci.

Lantas, dengan rasa benci itu, semua selesai? Tidak.

Kita bermain dalam babak yang tanpa kita sadari adalah jurang yang akan membunuh kita sendiri. Kita salah dalam menentukan arah hingga tersesat sampai terlalu jauh. Kita tidak melihat terang walau matahari memberikan sinar berkali-kali tanpa henti pada siang. Kita terlalu angkuh bahwa semua dapat selesai dengan sendirinya.

"Jangan lepaskan aku..."

Aku menangis di dalam peluknya. Dia semakin merapatkan pelukan itu. Matanya terpejam dan enggan menatapku sedikitpun. Di ujung matanya, bulir air mulai mengalir. Aku semakin tak kuasa menahan semua emosi yang kupendam begitu lamanya. Ingin kubunuh cinta ini. Palsu! Aku memberikan sesuatu yang palsu padamu.

Tangannya perlahan merenggang. Jatuh ke atas kedua pahanya. Kepalanya tertunduk. Air mata tak lagi kulihat dari ujung matanya.

"Mas..."

Dia tak lagi bergerak dan membuka matanya.

"Mas..."

Aku memanggilnya lebih kencang. Suaraku mengundang perhatian orang banyak. Mereka berkerumun di depan mejaku. Aku masih menepuk pipinya dan berusaha membangunkannya.

"Mbak, dia sudah..."

***

Aku masih ada di hadapannya. Dia benar, setelah pertemuan itu, aku tak dapat melihatnya lagi. Sekalipun dia pulang ke rumah. Dia tak akan pernah pulang lagi. Aku tak tahu dengan semua yang dia sembunyikan dariku. Semua yang aku enggankan dariku sudah kutumpahkan kepadanya.

Dia sudah tak lagi menjadi nyata.

Dan dia bukanlah abadi, melainkan fana.

"We need more. More love, more patient, and more immolation." ****

Kata itu masih kusimpan dalam memoriku. Dan kata itu pula yang akan memberikan padaku pengajaran yang lebih daripada sesuatu di dunia ini.



A.A. - dalam sebuah inisial
23 April 2009 | 10.35



*) Kamu butuh sesuatu yang lebih daripada saya.
**) Tetapi, kamu...
***) Tolong, maafkan saya! Saya membuat kesalahan padamu. Saya masuk dan membuatmu sedih. Itu adalah menjadi kesulitan untuk saya."
****) Kita butuh sesuatu yang lebih. Cinta yang lebih, kesabaran yang lebih, dan pengorbanan yang lebih."

Enya - Watermark




Senin, 20 April 2009

World Book Day 2009

Start:     Apr 23, '09
End:     May 17, '09
Location:     Museum Bank Mandiri - Kota (Jakarta)
Hari buku sedunia dengan tema: "Reading for Love" atau "Membaca untuk Cinta"
Akan diadakan setiap hari Sabtu dan Minggu

http://www.worldbookdayindonesia.blogspot.com/

World Book Day Indonesia 2009 bertema “Reading for Love” atau “Membaca Untuk Cinta”. Tema ini diangkat untuk mengingatkan kembali tentang kecintaan terhadap membaca dan pentingnya berbagi kecintaan membaca kepada orang lain di sekitar kita. Untuk itu perayaan WBD Indonesia 2009 dirancang khusus untuk memfasilitasi berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam perayaan tahunan ini di lingkungannya masing-masing. Walaupun demikian, tradisi World Book Day Indonesia sebagai ajang berkumpul komunitas literasi akan tetap dipertahankan untuk menjaga kesinambungan gerakan literasi di Indonesia.

Tidak seperti WBD Indonesia sebelumnya yang dilaksanakan selama beberapa hari berturut-turut. Pusat perayaan WBD Indonesia tahun ini akan berlangsung setiap hari Sabtu dan Minggu di Museum Bank Mandiri - Kota. Berbagai kegiatan akan diselenggarakan di hari Sabtu dan Minggu mulai tanggal 23 April – 17 Mei 2009 sebagai alternatif masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam mengisi waktu luang. Setiap minggu tema yang diangkat berbeda-beda sebagai upaya memfasilitasi seluruh usia untuk ikut berpartisipasi dalam perayaan WBD Indonesia 2009.

-Dikutip dari sini-

World Book Day Indonesia

http://www.worldbookdayindonesia.blogspot.com/
Blog untuk Hari Buku Sedunia di Indonesia.

Mencari Sepur




Ketika rel tak bersuara
Sepur pun tak terlihat
Masihkah punya waktu?

Tempat: Rel kereta Jakarta - Serpong

Minggu, 19 April 2009

30 April untuk Pramoedya Ananta Toer

30 April untuk Pramoedya Ananta Toer
-Serpihan dari catatan untuk Pramoedya Ananta Toer-


Prolog

Kalau saja lelaki tua yang tak pernah menganggap dirinya adalah tua itu masih hidup, mungkin dia sedang menyulutkan rokok pada mulutnya. Atau jika dia tidak memilih mengakhiri hidupnya pada 3 tahun yang lalu, saat ini dia masih akan membakar sampah di depan rumah yang berdiri enam lantai tersebut.

Ya, dialah lelaki yang tak pernah ingin disebut tua walau waktu telah menganyam sisa hidupnya, Pramoedya Ananta Toer.


Sastra Indonesia dan Pram

Mungkin semua pecinta sasta Indonesia sangatlah mengenal Pram, jadi tak perlu lagi ada penjelasan siapa Pram dan seperti apakah Pram itu. Bahkan ada yang mengenal sosok Pram baik dari luar maupun dari dalam.

Pram tak akan pernah lepas dari sastra Indonesia. Mungkin dia jugalah yang menjadi juru kunci dengan sastra sejarah Indonesia. Bagaimana dia bisa menikahi antara sastra dan sejarah yang biasanya identik dengan kata "menjemukan". Sudah sastra, sejarah pula. Dialah yang berhasil meramukan sastra dan sejarah tanpa menaburkan bumbu kejemuan tersebut.

Yang mengherankan adalah bagaimana bisa dia mengaduk sastra dan sejarah tanpa menaburkan bumbu jemu.

Rasanya, dia patut berterima kasih pada zaman komunisme Indonesia karena tanpa hal itu, mungkinkah lahir buku-buku Pram yang berbau dengan sejarah dan masa-masa yang mempenatkan di Buru. Ataukah mungkin dia bisa menciptakan seorang perempuan feminisme, Minke yang berani memberontak? Saya pikir tidak pernah. Andai saja Pulau Buru tak pernah dia kediamkan, bisakah Bumi Manusia lahir?

Sayangnya, tulisannya tak pernah berhasil dibaca oleh Indonesia pada zamannya. Jilid-jilid bukunya hanya menjadi abu. Malah, tulisannya berhasil keluar dari Indonesia dan diterbitkan dalam berbagai bahasa.

Bumi Manusia dan Tetralogi Buru

33 bahasa. Ya, 33 bahasa yang berhasil menerjemahkan Bumi Manusia. Siapakah yang dapat menyaingi Bumi Manusia yang benar-benar menceritakan sendiri apa yang tak terlintas oleh sejarah Indonesia? Rasanya tak akan ada. Seperti kata Pram sendiri,"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." Ya, lahirnya Bumi Manusia jugalah yang membuat Pram tak pernah terbelah oleh waktu. Pram tak akan pernah hilang dalam sejarah karena dia sendirilah yang mengatakan dan menuliskan bahwa menulis adalah pekerjaan untuk keabadian dirinya.

Bumi Manusia pernah dicanangkan akan dibuat menjadi film, namun sampai sekarang tetaplah dia akan dikenang sebagai novel. Rencana itu mungkin masih akan lama. Tetapi pementasan Nyai Ontosoroh sudah dilakukan di dua belas kota di Indonesia. Ini menjadi bukti besar bahwa Bumi Manusia tetaplah lahir sebagaimana mestinya.

Kegilaan seorang Pramoedya Ananta Toer menulis adalah pembuktian bahwa dia memang tak ingin hilang oleh peradaban masyarakat. Saking menjadikan menulis adalah bagian hidupnya, dia berhasil menceritakan Minke sampai empat babak sekaligus. Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca menjadi bukti autentik atas Pram yang pernah berdiam di Buru dan memfilmkannya dalam kata-kata.

Cinta Pram dan Minke

Kata yang paling mengena dalam Bumi Manusia adalah ketika Jean Marais mengatakan kepada Minke bahwa "Cinta itu indah, Minke, terlalu indah, yang bisa didapatkan dalam hidup manusia yang pendek ini."

Dia menulis dengan cinta, dan karena cinta itulah Minke lahir. Cinta yang menghadirkan Pram menjadi seorang yang tegar untuk ditahan dan dicap sebagai seorang PKI. Bahkan di tengah kepenatannya di Buru, dia dipaksa menulis kepada sang ditkakor dengan kata-kata manis. Dia menangis ketika menuliskan surat balasan untuk sang diktator.

Cinta kepada wanitapun dibuktikan dengan kata-kata pada Jejak Langkah yang diucapkan oleh Minke,"Tanpa wanita takkan ada bangsa manusia. Tanpa bangsa manusia takkan ada yang memuji kebesaranMu. Semua puji-pujian untukMu dimungkinkan hanya oleh titik darah, keringat dan erang kesakitan wanita yang sobek bagian badannya karena melahirkan kehidupan."

Karet Bivak, Pada Akhirnya

Entah dari berapa banyak pemakaman yang ada di muka bumi ini, dia memilih Karet Bivak. Karet Bivak menjadi keabadiannya. Dan dia berangkat ke Karet Bivak dalam sunyinya sendiri, persis seperti apa yang diceritakan dalam Bukan Pasarmalam. "Dan di dunia ini, manusia bukan berduyun-duyun lahir di dunia dan berduyun-duyun pula kembali pulang seperti dunia dalam pasarmalam."

Setelah kabar kematian sang Bumi Manusia beredar luas, makamnya seperti tempat pariwisata sendiri. Banyak sekali yang berduyun-duyun datang ke sana, sekedar untuk melihat nisan Pram. Dan di sanalah pasarmalam (Pram menuliskan "pasarmalam" bukan "pasar malam") dibentuk secara tidak sengaja oleh Pram.

Pram untuk Saya

Saya terbelenggu dalam romantika sastra Pram setelah saya yang menjadi seorang petualang di toko buku tanpa sengaja menemukan "Bukan Pasarmalam". Terlintas di pikiran saya ketika membaca tulisan di belakang buku tersebut adalah hubungan seorang ayah dan anak. Lalu apa hubungannya dengan pasarmalam?

Ketika usai membaca Bukan Pasarmalam dalam waktu satu jam, saya langsung berujar, "orang seperti apakah Pram itu?" Gila. Satu jam yang amat menggilakan untuk saya pada saat itu. (Andaikan waktu dapat mendur sehari saja, akan saya catat kapan saya menghabiskan waktu satu jam dengan Bukan Pasarmalam.)

Sejak itulah, saya mengejar dan terus mengejar Pram dalam kata-katanya. Saya menjadi pemburu buku-buku Pram. Dia masuk begitu saja ke dalam hidup baca saya tanpa permisi dan membuatnya jatuh cinta pada setiap kata-katanya.

Untuk saya, Pram adalah guru secara tidak langsung. Dia kaya akan bahasa dan cara menerjemahkan isi pikirannya dengan sejuta estetika. Dia mengajari saya membentuk pola kata di tengah kesulitan dan keterbatasan. Adalah kehadiran Pram di dalam koleksi buku saya menjadi sebuah penghargaan besar untuk saya.

Jutaan terima kasih tetaplah tidak pernah cukup atas ilmu yang disetrumkan kepada saya melalui kata-kata Pram. Mungkin pembaca Pram juga akan mengatakan demikian. Dia bagai setan yang merasuki saya agar tetap membacanya dan terus membacanya. Dia mendongengi tanpa membuat orang tidur, malah membuat orang mati penasaran dengan ceritanya.

Epilog

Mengapa hari ini ada tulisan ini? Ya, genap sudah tiga tahun Pram berpulang. Dan tulisan ini hadir agar mengingatkan saya bahwa saya pernah belajar untuk mencintai sastra Indonesia dan Pram telah berhasil menghiptonis saya dengan kata-kata yang dia rajutkan pada cara yang tak pernah saya ketahui.

Tulisan sederhana ini juga saya persembahkan secara khusus untuk Pram dan untuk siapa saja yang sungguh terjebak dalam keindahan di tengah kesederhanaan kata-kata Pram dan menjadi bukti bahwa masih ada anak muda yang mencintai kata-kata Pram.


A. A. - dalam sebuah inisial
Korban Hipnotis Pram

Jumat, 17 April 2009

Kesendirian Itu...

Kamu tahu aku takut:

akan kesunyian
akan kegelapan
akan hening

Namun kamu tak tahu
ada yang lebih menakutkan: kesendirian

Kadang aku merasa risih
gelisah dan resah
dikejar oleh sendiri

"Ini hanya negeri dongeng?" tanyaku
lalu kamu berlari

banyak hal yang membuatku
tegar
jatuh
terinjak
menangis
tertawa
gelisah

namun ada hal yang membuatku mati:
kesendirian

kesendirian yang abadi



I was born to walk alone...



A.A. - dalam sebuah inisial
Jakarta, 18 April 2009 | 11.43

Selasa, 14 April 2009

Ada Hal yang Harus Dipahami

Ada Hal yang Harus Dipahami

Yang Datang Tanpa Rasa Sayang - Episode 2



Pada akhirnya, setelah surat itu berstatus draft dalam surat elektronikku, kuputuskan surat itu memang harus tiba padanya sebelum semua berlanjut tanpa hal yang pasti seperti demikian ini. Kalau memang harus kita akhiri semua ceritera kita, mengapa kamu masih harus canggung terhadap semua ini? Itu pasti juga akan menyiksa dirimu dan perasaanmu sendiri.

Kadang dengan hal yang kuperbuat padamu itu sungguh kubuat dari ketulusan hati? Tidak! Aku bukanlah seperti itu. Jika kamu menilaiku aku pantas menjadi istrimu demi masa depanmu, itu adalah benar semata di matamu. Belum tentu di mataku.

Seperti yang kau katakan sendiri kepadaku bahwa merelakan harus menjadi sebuah jalan ketika tidak ada lagi pintas yang dapat kita lalui. Selalu kucamkan katamu itu, dan katamu itu benar padaku. Rupanya itu hanya katamu untukku, tidak untukmu secara pribadi. Itu hanya seperti kata penghiburan untuk jiwamu yang seharusnya bisa merelakanku.

Ketika dengan terpaksa kutekan "send" untuk mengirimkan rangkaian kataku padamu, aku mulai sesunggukkan. Aku tak tahu pastinya bagaimana perasaanmu ketika kau membacanya. Kalau sampai kau memang harus merelakan semua ceritera ini berakhir demikian, aku sudah siap. Karena memang itulah yang telah kurencanakan sejak awal pergulatan hati bermain dalam relung ini.

Butuh waktu untuk takut kesendirian. Sungguh! Demi Tuhan, aku takut dengan kesendirian yang akan mengecamku ketika kau benar- benar memisahkan diri dariku. Namun, itu adalah sebuah jalan yang telah kita tempuh setapak demi setapak. Entah bagaimana caranya atau waktunya, kita pasti berpisah. Aku tahu hal itu dan kata - katamu mungkin memang menjadi tolak ukur kepedulianku padamu.

"Karena aku sayang padamu bukan atas nama cinta, melainkan karena kasihan."

"Karena itu kamu ingin kita berpisah?"

"Ada alasan lain selain daripada itu. Bukannya kamu sudah tahu?"

"Ya, aku tahu. Aku memang harus sadar diri tentang hal itu."

Aku mulai sesunggukkan. Bibir ini perlahan bergetar. Sungguh aku takut, takut akan kesendirian dan takut kehilangan dirimu. Aku selalu mencemaskanmu dan mengkhawatirkan keadaanmu di manapun beradanya dirimu. Aku selalu mencarimu bahkan aku terpaksa sekalipun bereinkarnasi menjadi seekor semut untuk masuk ke celah yang paling kecil. Semua itu karena perelaan yang besar yang memang harus aku berikan kepadamu.

Karena kasihan itu alasan pertama yang tak benar untuk dijadikan alasan.

Hal - hal yang telah kau sadari seharusnya menjadi pengetahuanmu dan bekalmu bahwa aku memang tidak bisa untuk diperkenankan lagi bersama. Adalah hal yang egois ketika kau tidak memperbolehkan aku memisahkan dirimu. Aku berani bersumpah, tidak ada laki-laki lain selama ini yang menyebabkan perpisahan yang kelak akan kita jalani.

Pesan singkatmu tak hadir lagi beberapa hari setelah kukirimkan surat itu padamu. Rentang jarak Jakarta dan Kulonprogo begitu jauh sehingga tanganpun tak mampu untuk menggapai satu sama lain. Sehingga jalan untuk berkomunikasi hanyalah telepon. Dan telepon itu juga aku berkesempatan untuk tidak memberikan harapan yang lebih daripada kecukupan untukmu semua ini.

"Kalau memang aku harus rela, baiklah... Aku tak akan menghancurkan masa depanmu."

"Terima kasih. Aku sungguh berterima kasih sekali."

Seperti pencuri, air mata jatuh setetes demi setetes. Menghujani semuanya ini.

"Aku ingin memelukmu dan anak-anak kita."

"Aku ingin mengelus perutmu yang akan mengandung anak kita."

"Aku ingin bersatu dalam keluarga yang bahagia denganmu."

Benar-benar, sungguh... Aku takut hal ini. Hal yang harus dapat kau pahami sebelum semua ini terlambat dan tidak ada jalan keluarnya. Apalagi mengingat kata-katamu yang sungguh membahagiakan hatiku dan menjadi pelipur ketika aku berlara.

Aku menjadi merasa berdosa terhadapmu.
Terhadap peristiwa munafik ini.


A.A. - dalam sebuah inisial
14 April 2009 | 14.52

Sabtu, 11 April 2009

Celana Ibu

Celana Ibu

Maria sangat sedih menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.

Ketika tiga hari kemudian Yesus bangkit
dari mati, pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawakan celana
yang dijahitnya sendiri.

“Paskah?” tanya Maria.
“Pas sekali, Bu,” jawab Yesus gembira.

Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.

(2004) - Joko Pinurbo


PS: Selamat Paskah untuk teman-teman yang merayakan...

Jumat, 10 April 2009

LOMBA PENULISAN CERPEN

Start:     Apr 10, '09
End:     Jun 30, '09
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912, bekerjasama dengan Paguyuban Sastra
Rabu Malam (PaSar MaLam) “Lomba Penulisan Cerita Pendek (Cerpen).” Lomba ini
merupakan bagian dari rangkaian peringatan 97 tahun usia Bumiputera ini terbuka
untuk umum, terutama para pecinta sastra.

Sebagai asuransi tertua dan terbesar di Indonesia, Bumiputera dikenal peduli terhadap pengembangan kreativitas masyarakat yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan lomba penulisan setiap tahunnya, termasuk menyelenggarakan Lomba Kreativitas Ilmiah Guru dan Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia. Sedangkan PaSar
MaLam dikenal dengan kegiatannya seperti Sastra Reboan yang digulirkan secara rutin setiap hari Rabu akhir bulan di Warung Apresiasi (Wapres) Bulungan, Jakarta Selatan.

Topik : “Sosial, Human Interest”

Persyaratan Peserta :

1. Masyarakat umum, warga negara Indonesia.
2. Peserta boleh menggunakan nama samaran (namun nama asli tetap
dicantumkan di daftar riwayat hidup).
3. Melampirkan daftar riwayat hidup, (termasuk alamat lengkap,
nomor telepon, dan e-mail).
4. Lomba ini tertutup bagi pegawai tetap (organik) AJB
Bumiputera 1912.

Ketentuan Lomba :

1. Cerpen harus memiliki nilai manfaat bagi pengembangan pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang
asuransi;
2. Cerpen tidak mengandung SARA.
3. Bentuk tulisan dengan gaya bahasa yang cair, kreatif, dan tidak dalam bentuk makalah ilmiah.
4. Setiap karya wajib menyebutkan kata “asuransi” dan “AJB Bumiputera 1912″ sedikitnya satu kali.
5. Panjang cerpen maksimum 15.000 karakter, disajikan dalam teks Times New Romans, 1,5 spasi, dengan
font 12.
6. Cerpen harus asli, bukan saduran atau terjemahan;
7. Cerpen belum pernah/tidak sedang diikutkan dalam lomba penulisan lainnya dan belum pernah
dipublikasikan di media apapun;
8. Cerpen ditunggu paling lambat tanggal 30 Juni 2009 pukul
24:00 (untuk email) dan berdasarkan cap pos untuk pengiriman melalui pos.
9. Cerpen yang menjadi pemenang akan dimuat di majalah “bumiputeranews” (hadiah sudah termasuk
honorarium pemuatan);
10. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat.
11. Pengumuman pemenang lomba penulisan akan dilakukan pada bulan Agustus 2009 di website AJB Bumiputera 1912 di http://www.bumiputera.com/, website PaSar MaLam di http://www.reboan.com/ dan website panitia di http://www.bumiputeramenulis.com/
12. Penyerahan hadiah dilaksanakan pada akhir Agustus 2009, yang
tempat dan waktunya akan diberitahukan kepada para pemenang.

Tata Cara Pengiriman Cerpen :

1. Peserta lomba dapat menulis lebih dari satu cerpen;
2. Cerpen dikirim melalui email ke komunikasi@…
atau bila dalam bentuk hardcopy melalui pos ke alamat:
Departemen Komunikasi Perusahaan, AJB Bumiputera 1912, Wisma
Bumiputera Lantai 19, Jl. Jend. Sudirman Kav 75, Jakarta 12910

Untuk informasi lebih lanjut hubungi Bumiputera :
Telp. 021-5224565;
Faks. 021-5224566
Email : komunikasi@…

Hadiah :

1. Juara I : Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) dan Piagam Penghargaan.
2. Juara II : Rp. 4.000.000,- (Empat juta rupiah) dan Piagam Penghargaan.
3. Juara III : Rp. 3.000.000,- (Tiga juta rupiah) dan Piagam Penghargaan.
4. Juara Harapan sebanyak 5 orang masing-masing sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu juta rupiah).
5. Pajak hadiah ditanggung oleh pemenang.


CLICK HERE

LOMBA ESAI UNTUK BLOGGER

Start:     Apr 10, '09
End:     Jun 1, '09
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912, bekerjasama dengan Paguyuban Sastra Rabu Malam (PaSar MaLam) “Lomba Penulisan Esai.” Lomba yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan 97 tahun usia Bumiputera ini ditujukan kepada para blogger.

Sebagai asuransi tertua dan terbesar di Indonesia, Bumiputera dikenal peduli terhadap pengembangan kreativitas masyarakat yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan lomba penulisan setiap tahunnya, termasuk menyelenggarakan Lomba Kreativitas Ilmiah Guru dan Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia. Sedangkan PaSar MaLam dikenal dengan kegiatannya seperti Sastra Reboan yang digulirkan secara rutin setiap hari Rabu akhir bulan di Warung Apresiasi (Wapres) Bulungan, Jakarta Selatan.

Topik : “Asuransi dan Saya”

Persyaratan Peserta :

1. Para blogger di seluruh Indonesia;
2. Memiliki blog pribadi selama minimal 3 bulan per Maret 2009;
3. Melampirkan daftar riwayat hidup, (termasuk alamat lengkap, nomor telepon, dan e-mail).
4. Lomba ini tertutup bagi pegawai tetap (organik) AJB Bumiputera 1912.

Pelaksanaan Lomba :

1. Esai ditulis di masing-masing blog pada periode April – Juni 2009.
2. Alamat blog (URL) yang memuat artikel tersebut dikirimkan via email ke pihak panitia (Bumiputera) :
komunikasi@bumiputera.com.
3. Tulisan tersebut akan diunduh oleh Pantiia, dan kemudian akan dilakukan penilaian oleh Dewan Juri.

Ketentuan Lomba :

1. Esai harus memiliki nilai manfaat bagi pengembangan pengetahuan masyarakat, khususnya
pengetahuan tentang asuransi;
2. Setiap karya wajib menyebutkan kata “AJB Bumiputera 1912” sedikitnya satu kali.
3. Bentuk tulisan berupa esai dengan gaya bahasa yang cair, kreatif, dan tidak dalam bentuk makalah ilmiah.
4. Esai harus asli, bukan saduran atau terjemahan;
5. Esai belum pernah/tidak sedang diikutkan dalam lomba penulisan lainnya dan belum pernah
dipublikasikan di media apapun;
6. Tulisan tidak mengandung SARA.
7. Esai yang menjadi pemenang akan dimuat di majalah
“bumiputeranews” (hadiah sudah termasuk honorarium pemuatan);
8. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat.
9. Pengumuman pemenang lomba penulisan akan dilakukan pada bulan Agustus 2009 di website AJB
Bumiputera 1912 di http://www.bumiputera.com/, website PaSar MaLam di
http://www.reboan.com dan website panitia di http://www.bumiputeramenulis.com/
10. Penyerahan hadiah dilaksanakan pada akhir Agustus 2009, yang tempat dan waktunya akan
diberitahukan kepada para pemenang.

Tata Cara Pengiriman Esai :

1. Peserta lomba dapat menulis lebih dari satu esai;
2. Panjang tulisan tidak dilakukan pembatasan.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi Bumiputera :
Telp. 021-5224565;
Faks. 021-5224566
Email : komunikasi@bumiputera.com

Hadiah :

1. Juara I : Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) dan Piagam Penghargaan.
2. Juara II : Rp. 4.000.000,- (Empat juta rupiah) dan Piagam Penghargaan.
3. Juara III : Rp. 3.000.000,- (Tiga juta rupiah) dan Piagam Penghargaan.
4. Juara Harapan sebanyak 5 orang masing-masing sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu juta rupiah).
5. Pajak hadiah ditanggung oleh pemenang


MORE INFO
HERE

Anugerah Pena dan Lomba Novel 2009 FLP

Start:     Apr 10, '09
End:     May 20, '09
Berkenaan rangkaian acara Munas II FLP, selain pemilihan Ketua Umum, panitia juga menyelenggarakan Anugerah Pena FLP dan Lomba Novel. Berikut adalah pengumuman awal mengenai kedua kegiatan tersebut.

ANUGERAH PENA
Merupakan penghargaan yang diberikan oleh FLP kepada karya-karya terpuji yang dihasilkan oleh anggota FLP. Ini adalah penyelenggaraan untuk ketiga kalinya.

Adapun untuk kategorinya, adalah:
1. Karya Fiksi Terpuji (novel)
2. Cerpen Terpuji

(pernah dimuat di media massa lokal atau nasional)
3. Karya Nonfiksi Terpuji
4. Karya Esai Kritik Terpuji (pernah dimuat di media massa lokal atau nasional)
5. Penulis Terpuji (produktif)

6. Penulis muda berbakat

7. Penulis Favorit

8. Dedikasi untuk Tokoh Penulis/Sastrawan Terpuji

# Pengurus FLP wilayah dan cabang di seluruh Indonesia dan perwakilan luar negeri, dapat mengirimkan usulan/rekomendasi untuk kategori-kategori di atas, masing-masing 3 usulan untuk tiap kategori. Usulan tersebut akan menjadi masukan bagi panitia dalam menentukan finalis.

# Untuk Karya Cerpen Terpuji dan Esai Kritik Terpuji, dapat dikirim perorangan.

# Untuk kategori Penulis Favorit, terbuka bagi semua anggota FLP dan juga simpatisan untuk memilih, dengan syarat penulis yang diusulkan adalah anggota FLP.

# Usulan/rekomendasi dari pengurus wilayah ditunggu selambatnya tanggal 20 Mei 2009. Dikirim ke: flp.pusat@gmail. com

LOMBA NOVEL:
# Tema umum: optimisme terhadap kondisi sosial bangsa, dan karya yang mengangkat isu lokal.
# Deadline penerimaan: akhir Mei 2009.

Informasi lebih detail akan menyusul.

salam,
Badan Pengurus Pusat FLP
Ketua Umum
M Irfan Hidayatullah

dan Panitia MUNAS II FLP (Solo, 3-5 Juli 2009)


SOURCE HERE

Rabu, 08 April 2009

Yang Datang Tanpa Rasa Sayang

Yang Datang Tanpa Rasa Sayang


Kepadamu aku hadir

tanpa rasa sayang,


Hari ini aku hadir lagi melalui ungkapan dalam ketikan huruf keyboard. Sungguh menjadi alasanku mengapa aku tak ingin bertemu denganmu. Menjadikan aku merasa enggan dan seolah membuatmu menjadi salah paham dengan keberadaanku yang lebih nyaman ketika aku tidak mendekat padamu. Ada banyak alasan yang menjadikanku lebih memilih menjauh daripadamu dibandingkan seperti masa-masa dulu, dapat hadir tanpa beban.

Sungguh, aku terpaksa mengakuinya! Mendekat padamu adalah beban yang amatlah amat berat.

Pada awalnya, aku cinta dengan ungkapan-ungkapanmu melalui surat elektronik ataupun melalui pesan singkat di telepon genggamku. Aku merasa nyaman dengan setiap lekuk kata yang terbentuk dari pikiranmu. Aku merasa semua hal itu adalah hal yang hidup. Terlalu mustahil jika aku tidak bisa mengerti apa yang kau maksud. Kau rangkai semua keindahan aksara itu lewat apa yang kau kirimkan.

Lama-lama aku mengerti ada hal yang tak seharusnya kita lakoni. Dengan terpaksa, aku harus membenci semua yang kau kirimkan padaku. Surat elektronikmu terpaksa langsung kubuang tanpa kubaca. Pesan singkatmu yang senantiasa absen dalam layar telepon genggamku langsung kuhapus tanpa jejak sedikitpun. Perlahan aku menjadi merasa muak dengan ungkapan - ungkapan yang kau kirimkan setiap hari untuk memotivasiku. Rasa-rasanya aku tak perlu dimotivasi dengan kata - katamu.

Pada awalnya, aku nyaman ketika berada di dekatmu. Kau seperti penjaga yang selalu siap sedia untuk menjagaku. Tak perlu kurasakan khawatir ataupun gundah ketika kau menggandengku. Aku tahu itu adalah caramu untuk menyalurkan rasa sayangmu padaku. Dari banyak cara, kau memang telah memutuskan untuk demikian.

Lama-lama, aku mengerti aku tak perlu dijaga olehmu. Aku tak pernah merasa membutuhkanmu. Kutepis tanganmu ketika engkau ingin menggandengku. Aku tahu hatimu terluka dengan perbuatanku. Koyakan itu begitu dalam, namun tetap kuteruskan ketika tanganmu mulai mendekat untuk menggandengku. Aku menjadi enggan dengan caramu untuk menyalurkan rasa sayang.

Pada awalnya, aku sungguh gembira ketika bertemu denganmu. Perjumpaan denganmu selalu kunantikan sepanjang hari. Kadang, aku menjadi risih dan ingin tahu keberadaanmu ketika kau jauh daripadaku. Aku jadi merasa diguna-guna oleh air wajahmu yang selalu membuatku merindu. Aku menjadi seorang gila yang menanti aktor kesayangannya pentas di depannya dan membuatnya histeris. Itulah aku ketika kamu ada.

Lama-lama, aku mengerti memang seharusnya aku tak perlu sampai jauh ke sana untuk merindumu. Terlalu naif. Akupun jadi muak sendiri dengan pola tingkahku masa lalu di matamu. Aku menjadi merasa salah dengan hal itu aku bisa membuatmu terus berharap. Aku lebih memilih untuk hidup sendiri walau itu menyesakkan.

Pada awalnya, aku suka dengan setiap nasihatmu. Dari gayamu berbahasa, mudah kucerna dan mudah membuatku merasuk. Begitu kau berbicara, aku seperti mendengar pidato seorang yang besar. Kau seperti Tuhan atas diriku. Hanya kau dan kau sajalah yang berhak mengusik diriku seorang.

Lama-lama, aku mengerti tak boleh lagi kau berbuat demikian di hadapanku. Seharusnya kupatahkan semua nasihatmu. Semua nasihatmu menjadi api yang siap membakar hatiku. Tak lagi kucamkan dalam pikiranku bahwa kau adalah penasihat agung yang ulung. Malah sebaliknya, kau hanya mengguruiku saja.

Seandainya kau tahu, dengan apa yang kuperbuat sekarang benar-benar membuatku menjadi perih sendiri. Kadang aku ingin juga merasakan cabikan yang kubuat sendiri kepadamu. Namun, aku tak perlu merasakannya. Memang semua rasa itu kuperbuat untukmu. Penuh dedikasi kepadamu dengan rasa benci.

Mungkin dengan membuang setiap lekuk aksaramu. Mungkin dengan menolak pegangan tanganmu. Mungkin dengan menjauhkan diri darimu. Atau dengan membuatmu bosan untuk menasihatiku. Dengan cara itu kuharap kau dapat membenciku sehingga dengan mudah kamu dapat membenciku.

Tapi apa yang kuharapkan malah berbanding terbalik. Lekuk aksaramu selalu mengundangku untuk membacanya. Kata-katamu selalu membuatku mati dalam penasaran. Walau seharusnya tak perlu kubuka atau kubalas. Kadang rasa selalu mengalahkan apa yang diinginkan.

Atau dengan menjauhkan darimu adalah hal yang mudah bagiku? Ternyata tidak! Ketika bertemu denganmu, matamu selalu mengundangku untuk lekas bertemu. Walau dengan mudah aku berlari menjauhimu, ternyata tak pernah mudah. Setiap kali aku ingin tahu kegiatanmu, kesibukanmu, atau di mana kau saat ini.

Sialnya, nasihatmu terlalu begitu berharga. Semua itu memang pantas untuk kulakukan. Tak bisa kutolak. Nasihatmu semuanya benar. Dan kau mungkin telah tahu sendiri bahwa aku telah jenuh dengan nasihatmu yang sebenarnya tak pernah membuatku untuk penat. Aku ingin membuatmu berhenti dengan kata-katamu.

Dengan hal demikian yang kulakukan, seharusnya kau dapat membenciku dan menjadikan aku jijik di matamu. Bukan sebaliknya seperti sekarang. Kamu malah semakin mencoba menyayangiku.

Aku tak bisa memisahkan diri daripadamu begitu saja. Ada hal yang kau tak dapat mengerti mengenai keputusan yang kubuat ini. Aku memang salah terlalu dini membuat ikrar tak akan memisahkan dirimu selamanya. Jadi dengan cara ini kucoba membuatmu berlalri dariku. Seharusnya memang kau membenciku bukan membebaniku dengan rasa sayangmu yang semakin menggunung seperti sekarang. Aku harus, ya aku harus membuatmu membenciku. Karena dengan cara itu kau dapat membuatku tak lagi layak bersanding di hadapanmu.

Sungguh... Aku terlalu mencintaimu, namun ada hal yang tak dapat kau mengerti.
Aku tak akan lagi pernah datang kepadamu dengan rasa sayang.
Walau kutahu itu hal yang sungguh munafik termasuk kepadaku sendiri.



Dariku
yang datang tanpa rasa sayang




A.A. - dalam sebuah inisial
8 April 2009 | 20.20


PS: Tulisan ini sengaja kutuliskan untukmu, Margareth, untuk seseorang yang ingin kau buat membencimu, YD.

Jumat, 03 April 2009

Di Atas Rel Mati

Di atas besi tua yang berkarat, yang diam pada jalan berkerikil. Hidup di tengah kesepian yang merajalela pada setiap ikatan sambung rel. Tak dapat berkutik ketika sepur melewati di atasnya. Hanya kepasrahan yang menggesek roda sepur dengan belahan besi tua yang menjadi jalan roda tersebut.

Dia adalah gabungan besi yang bernasib harus demikian adanya. Dia harus tergesek dengan kecepatan sepur. Dicongkel orang. Dijual atau diinjak oleh orang. Dia tak akan pernah menjadi tuan. Selamanya akan menjadi budak. Budak agar orang - orang yang berkejaran dengan waktu dapat dengan cepat menembus harinya.

Mungkin di atas rel itu kosong. Tak ada yang berbicara.

Sekalipun semut yang melintas di atasnya selain sepur.

Semua makhluk boleh melalu-lalang di atasnya. Tak ada yang berhak untuk membatasi keadaan sesungguhnya.

Tak ada yang mengawasi. Seorang tua yang tertatih - tatih berjalan di atasnya. Tanpa membawa apapun. Dia melewati setiap jalan di atas rel itu. Berjalan seperti orang yang hendak datang pada juragannya. Dia membungkukkan punggungnya.

Di ujung sana, sepur telah berjalan dengan cepatnya. Tak ada waktu untuk berhenti.

"Tereeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet......................."

Dia tak berjalan ke pinggir. Entahlah, dia memang ingin mati atau tak mendengar.

"Tereeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet......................"

Dia bahkan diam di tengah.

"Tereeeeeeeeeeeeeeeeeeeet........................"

Sapaan itu. Ah, bukan! Itu bukan sapaan!

Tubuh yang renta itu tak lagi berbentuk. Tak dapat lagi dibedakan mana kepala, badan, tangan, dan kakinya. Pakaiannya telah berlumur darah. Tak ada yang tahu bahwa tubuh renta itu telah dihajar oleh sepur. Tak ada yang tahu siapa dia. Tak ada yang menghampirinya, hanya sekedar mencari atau mengumpulkan bagian - bagian tubuhnya yang memang ingin mati di atas rel. Semutpun juga tidak. Dia hanya lewat dan melihat tubuh yang akan membangkai itu.

Sekalipun dia salah. Sekalipun dia benar. Atau hal apapun.


Tak ada orang yang berbondong - bondong melihat tubuh itu. Tak ada orang yang histeris. Tak ada orang yang mengumpulkan serpih - serpih tubuhnya. Semua diam. Tak ada orang di sekeliling rel itu. Sekedar untuk tahu bahwa ada yang mati. Semua tak tahu bahwa ada yang mati di atas rel.

Sepur itupun tak berhenti. Sekalipun dia telah membunuh seorang yang renta. Sekalipun dia telah salah atau benar. Penumpang yang menjerit histeris hanya menjadi abaian sejenak.

Dia telah mati dalam kesunyian. Pada sunyi yang paling sunyi.

Di atas rel yang juga mati.






Jakarta, setelah klakson sepur terdengar...
4 April 2009 | 10.20
A.A. - Dalam sebuah inisial


Foto: Rel kereta Bogor - Serpong, Banten

"Klik"




Sekedar jemprat sambil menjepret...