Minggu, 27 September 2009

Sang Petualang (Kantata Takwa)


           ::: Iwan Fals :::

Laut biru begitu lapang
Dan gelombang menghalau bosan
Petualang bergerak tenang
Melihat diri untuk pergi lagi

Ya sejenak hanya sejenak
Ia membelai semua luka
Yang sekejap hanya sekejap
Ia merintih pada samudera

Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap

Petualang merasa sunyi
Sendiri di hitam hari
Petualang jatuh terkapar
Namun semangatnya masih berkobar

Petualang merasa sepi / merasa sunyi
Sendiri dikelam hari
Petualang jatuh terkulai
Namun semangatnya bagai matahari

Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap

Ya sang petualang terjaga
Ya sang petualang bergerak
Ya sang petualang terkapar
Ya sang petualang sendiri

Sang Petualang

Sang Petualang
Catatan Kaki-kaki [2]


"Kamu masih ingin berangkat? Dengan keadaanmu seperti sekarang ini? Ah, jangan gila kamu! Kalau terjadi apa-apa, aku tak tahu lagi bagaimana keadaanmu."
"Percaya saja, modalnya hanya itu. Semua akan baik-baik saja. Aku sudah mulai merasa lebih baik dan siap untuk mengangkat ransel kembali."
"Tolong hubungi aku kalau terjadi apapun denganmu, aku pasti akan cemas menunggu kabar darimu. Aku tahu jiwamu itu memang membara, tetapi peduli jugalah denganku, dengan mereka yang menantimu."
"Lepaskan aku, tolong... Bebaskan diriku untuk meraih gunung bahkan aku ingin mati di puncaknya!"



Catatan Kaki-kaki adalah serial 99 catatan dengan gaya bahasa komunikasi antar dua orang. Tulisan ini pernah dilabuhkan di blog lama saya dan pada akhirnya berlabuh juga pada blog ini. Tulisan yang ada di dalam serial ini tidak akan pernah dapat disamakan dengan cerpen karena karakter tulisannya yang terlalu sedikit. Di sini -dalam serial ini-, tidak akan pernah ditemukan narasi yang tidak dalam bentuk dialog.

Senin, 21 September 2009

Hai, Pagi

Hai pagi,
mari kita minum sajian kopi pahit ini

Hai pagi,
mari kita santap
roti sarapan ini

Hai pagi,
mari kita bekerja untuk hari ini

Minggu, 20 September 2009

Kepada Pagi Ini

Kepada Pagi Ini
Catatan Kaki-kaki [1]




"Ah, katamu kita berbicara di depan kafe itu sambil mencari sinyal wi-fi pagi ini."
"Adakah baiknya kita terdiam sejenak?"
"Oh, pada mulanya seperti itu saja."
"Jangan pernah buang waktumu itu, lantas gunakanlah saja."
"Kuharap demikian, mari nyalakan notebookmu dan bekerjalah karena hari-hari adalah jahat."







Catatan Kaki-kaki adalah serial 99 catatan dengan gaya bahasa komunikasi antar dua orang. Tulisan ini pernah dilabuhkan di blog lama saya dan pada akhirnya berlabuh juga pada blog ini. Tulisan yang ada di dalam serial ini tidak akan pernah dapat disamakan dengan cerpen karena karakter tulisannya yang terlalu sedikit. Di sini -dalam serial ini-, tidak akan pernah ditemukan narasi yang tidak dalam bentuk dialog.

Jumat, 18 September 2009

Indonesia Library and Publisher Expo 2009

Start:     Oct 17, '09
End:     Oct 25, '09
Pengantar

Untuk yang pertama kalinya Perpustakaan Nasional dan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) akan menyelenggarakan pameran akbar "INDONESIA LIBRARY AND PUBLISHER EXPO 2009" yang diikuti seluruh perpustakaan tingkat provinsi, kabupaten, kota BUMN, Departemen, Universitas, Perbankan, Perpustakaan Perusahaan Swasta, serta Penerbit Buku.

Kami yakin pameran "INDONESIA LIBRARY AND PUBLISHER EXPO 2009" yang pertama ini akan mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari seluruh penggeliat perpustakaan dan penerbit buku serta masyarakat umum.

Dengan dilaksanakannya pameran ini akan menjadi alat komunikasi yang efektif antara pustakawan, penerbit, toko buku, distributor dan masyarakat luas. Di sini juga perpustakaan dari seluruh Indonesia akan memamerkan buku unggulan/koleksi setiap perpustakaan, dan penerbit akan memamerkan buku-buku terbarunya yang bisa menambah koleksi perpustakaan, serta yang terpenting dalam pameran ini agar masyarakat luas, penerbit dan penggeliat perpustakaan dapat saling berkomunikasi.

Dalam pameran ini, akan menampilkan beraneka ragam acara yang akan dikemas dalam bentuk ilmiah dan hiburan. Selain itu pemaren ini akan dijadikan sarana yang positif dan efektif untuk membangun serta memperkenalkan perpustakaan dan penerbit terhadap yang peduli akan kemajuan perpustakaan dan penerbitan sehingga, perpustakaan dan penerbit ikut serta untuk memajukan pendidikan dan kemajuan bangsa.

TUJUAN PAMERAN


1. Sarana tukar menukar informasi antara perpustakaan dan penerbit.

2. Agar perpustakaan dan penerbit memiliki satu tujuan untuk meningkatkan budaya baca.

3. Memperkenalkan koleksi unggulan Perpustakaan Daerah yang ditampilkan, melalui seni,

budaya dan menampilkan muatan lokal daerah masing-masing.

4. Membudayakan kunjung perpustakaan dan mempromosikan keberadaan perpustakaan

serta mengoptimalkan fungsi perpustakaan.

5. Merupakan sarana studi banding antar berbagai perpustakaan daerah.


TEMPAT DAN WAKTU PAMERAN

Tempat : Gedung Istora Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta

Waktu : Tanggal 17 - 25 Oktober 2009

Pukul : 09.00 - 20.00 WIB

* Peserta Pameran
* Produk
* Media Promosi
* Acara
* Biaya dan Fasilitas
* Pendaftaran
* Formulir Pendaftaran




INFO HERE

Diary Project 2009 Tobucil & Klabs

Start:     Sep 18, '09
End:     Dec 1, '09
Diary Project 2009 Tobucil & Klabs

Bertepatan dengan ulang tahun Tobucil & Klabs yang ke 8, yang jatuh pada 2 Mei 2009, kami bermaksud kembali meluncurkan program online ini sebagai bagian dari visi dan misi tobucil, yang menjadikan gerakan literasi sebagai bagian dari keseharian. Tentunya dengan pengeloaan program yang lebih baik dan teknis yang lebih mudah.

Lewat program Diary Project 2009, Kami ingin mengajak partisipan untuk berbagi cerita yang menjadi narasi individu dengan tema-tema yang kami pilih sesuai dengan visi dan misi Tobucil & Klabs "Literacy in your everyday life".


Apa tema Diary Project Tobucil & Klabs 2009?

Diary Project 2009 Tobucil & Klabs menawarkan tema "Aku dan Kota Tempat Tinggalku". Melalui tema ini, kami berharap partisipan dapat menceritakan pengalaman maupun pandangan pribadinya tentang bagaimana sebuah kota meninggalkan jejak ingatan sebagai sebuah tempat tinggal. Kami yakin, setiap individu pastilah memiliki keterhubungan yang berbeda-beda dengan kota tempat tinggalnya. Ingatan-ingatan tentang kota sebagai tempat tinggal inilah yang akan menjadi kisah-kisah yang membangun kesejarahan kota dari sudut pandang warganya. Sehingga beberapa tahun kemudian, kisah-kisah ini akan menjadi catatan berharga saat generasi berikutnya, ingin mengetahui sejarah kota, tempat ia tinggal.


Apa tujuan dari program ini?

Secara sederhana, program ini bertujuan untuk mengumpulkan catatan-catatan tentang kota sebagai bagian dari sejarah sosial yang dibuat oleh warganya sendiri. Harapannya, catatan-catatan ini, membuat kita lebih mengenal kota tempat kita tinggal dan menjadi lebih peduli dengan segala perkembangan dan persoalannya.


Bagaimana cara bergabung dengan program Diary Project 2009 Tobucil & Klabs?

Caranya sangat mudah:

* Terbuka untuk umum, semua umur, semua kalangan dan gratis, selama dapat mengakses internet.
* Peserta bebas berdomisili di kota manapun, baik di dalam maupun di luar Indonesia.
* Tulis kisahmu yang sesuai dengan tema 'Aku dan Kota Tempat Tinggalku'
* Panjang tulisan bebas.
* Menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
* Keterangan tempat dan waktu harap ditulis dengan sebenarnya. Nama pelaku yang terlibat dalam kisah, bisa disamarkan, namun waktu dan tempat, mohon disebutkan sesuai dengan kejadian yang dikisahkan.
* Boleh menyertakan foto maksimum 5 foto dengan ukuran masing-masing 400 pixel resolusi 72 dpi. Kirimkan melalui attachment.
* Kamu juga bisa mengirimkan tulisan yang pernah kamu muat di blog kamu dengan mengirimkan link dimana tulisan itu berada.
* Untuk tulisan yang diambil dari notes di facebook, tulisan harap di copy ke body mail, lengkap dengan link alamat profil partisipan di facebook.
* Kirimkan tulisan, foto atau link tulisan kamu yang sesuai tema ke alamat email: tobucil@gmail.com, dengan subjek: Diary Project 2009 nama partisipan. Misalnya: Diary Project 2009 Tarlen Handayani.
* Setiap partisipan dapat mengirimkan lebih dari satu tulisan.
* Program ini berlangsung mulai April sampai Desember 2009.
* Seluruh tulisan yang masuk akan di publikasikan di blog diary project 2009 http://tobucildiaryproject.blogspot.com/
* Seluruh tulisan yang dipublikasikan berada dibawah lisensi Creative Commons Attribution-Noncommercial-No Derivative Works 3.0 Unported


Setiap partisipan, harap mengirimkan biodata singkat berupa:

* Nama Jelas
* Kota tempat tinggal
* Alamat email
* Alamat blog
* Jenis Kelamin (tidak kami publikasikan)
* Umur (tidak kami publikasikan)
* Pekerjaan (tidak kami publikasikan)


Program ini merupakan program online Tobucil & Klabs

Penanggung Jawab Program: Tarlen Handayani (Program Director Tobucil & Klabs)
kontak: tobucil@gmail.com

------
Tentang Diary Project

Media catatan harian (diary) selama ini menjadi bagian yang akrab dari keseharian bagi banyak orang. Diary juga memungkinkan kita untuk berekspresi dengan leluasa dan mengungkapkan pandangan-pandangan yang sangat personal.

Diary Project merupakan program menulis buku harian yang terbuka untuk siapa pun yang tertarik. Program ini di latarbelakangi bahwa selama ini pengalaman, pemikiran-pemikiran, gagasan, dan ide-ide kreatif individu sering kali muncul namun lewat begitu saja karena tak ada proses pencatatan dan pembacaan lebih jauh. Selain itu, catatan tersebut dianggap tidak penting dan hanya dibaca oleh kalangan terbatas saja. Karenanya program ini mengajak sebanyak mungkin individu untuk berbagi catatan pengalaman dengan tema tertentu, untuk saling memberi inspirasi satu sama lain dan lebih jauh lagi menjadi bagian dari catatan sejarah sosial masyarakat.

Sekilas tentang Program Diary Project 01 dan Diary Project 02

Diary project adalah program Tobucil & Klabs yang pertama kali diselenggarakan tahun 2004 dengan mengambil tema mencatat pengalaman individu selama satu bulan (selama bulan September 2004). Diary Project 01 ini masih berupa pilot project, karena pada saat itu saya dan teman-teman menguji coba gagasan ini. Dari publikasi yang disebarkan lewat milis dan flyer yang difotocopy dengan jumlah terbatas, peserta yang mendaftar untuk terlibat dalam project ini kurang lebih 275 orang partisipan. Dari 275 yang mendaftar, kira-kira 125 orang yang menumpulkan karya berbentuk Diary (baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy).

Diary Project 02. kembali diselenggarakan pada bulan Oktober 2005 ini. Namun kali ini, Diary Project 02 menjadi semacam online project dimana partisipan bisa mendaftarkan dirinya langsung secara online dan juga mendisplay langsung tulisannya via online. Project ini menggunakan system blogging yang sekarang ini banyak digunakan untuk online diary. Diary Project 02, mengambil tema “Forgiven Not Forgotten”. Tema ini bertujuan mengangkat persoalan rekonsiliasi ditingkat yang paling kecil yaitu individu. Bagaimana setiap individu mengatasi hal-hal buruk yang terjadi dalam hidupnya dan bagaimana mereka bisa melalui hal-hal buruk tersebut. Untuk itu partisipan diminta menuliskan satu pengalaman terburuk dalam hidupnya dan bagaimana mengatasinya. Lewat project ini, diharapkan tiap partisipan bisa saling menginspirasi satu sama lain untuk menemukan jalan rekonsiliasinya, memaafkan hal-hal buruk yang pernah terjadi dalam kehidupannya untuk menjalani kehidupan selanjutnya dengan lebih baik.

Menemukan model pengelolaan program Diary Project ini secara online, ternyata bukan hal yang mudah juga. Di program Diary Project 02, kami menggunakan webmaster dan menggunakan domain khusus www.diaryproject.info dan itu membuat program ini secara teknis, sangat bergantung pada kehadiran webmaster yang mengelola situs diary project tersebut. Selain itu proses perubahan dan kepindahan tobucil dari jalan Kyai Gede Utama ke Jalan Aceh no. 56, membuat program ini, akhirnya vakum selama lebih dari 3 tahun.

---

Tentang Tobucil & Klabs

Sejak awal berdiri, 2 Mei 2001, tobucil memiliki komitmen untuk mendukung gerakan literasi di tingkat lokal. Melalui kegiatan-kegiatan klab yang berbasis pada aktivitas sehari-hari, tobucil memfokuskan kegiatannya pada kegiatan membaca, menulis, apresiasi dan pengembangan hobi. Tobucil & Klabs memahami literasi bukan sekedar kemampuan membaca dan menulis saja, namun juga kemampuan membaca lingkungan secara kritis serta keberanian untuk memahami diri sebagai individu yang mandiri dan memiliki potensi untuk berkembang dan berkontribusi pada perubahan.

INFO HERE

Rabu, 09 September 2009

Sting - Englishman In New York




I don't drink coffee I take tea my dear
I like my toast done on one side
And you can hear it in my accent when I talk
I'm an Englishman in New York

See me walking down Fifth Avenue
A walking cane here at my side
I take it everywhere I walk
I'm an Englishman in New York

I'm an alien I'm a legal alien
I'm an Englishman in New York
I'm an alien I'm a legal alien
I'm an Englishman in New York

If, "Manners maketh man" as someone said
Then he's the hero of the day
It takes a man to suffer ignorance and smile
Be yourself no matter what they say

I'm an alien I'm a legal alien
I'm an Englishman in New York
I'm an alien I'm a legal alien
I'm an Englishman in New York

Modesty, propriety can lead to notoriety
You could end up as the only one
Gentleness, sobriety are rare in this society
At night a candle's brighter than the sun

Takes more than combat gear to make a man
Takes more than a license for a gun
Confront your enemies, avoid them when you can
A gentleman will walk but never run

If, "Manners maketh man" as someone said
Then he's the hero of the day
It takes a man to suffer ignorance and smile
Be yourself no matter what they say

I'm an alien I'm a legal alien
I'm an Englishman in New York
I'm an alien I'm a legal alien
I'm an Englishman in New York

Senin, 07 September 2009

Buah Maja untuk Sang Patih

Aku benar-benar kasihan dengan Gajah Mada. Sekian lama dia berjuang, memberontak terhadap berbagai macam kerajaan dengan upayanya menyatukan nusantara malah kandas di ujung jalan dengan kegagalannya untuk merebut Sunda. Bahkan sampai kini, Sunda dan Jawa masih sulit untuk disatukan. Walaupun sudah diberikan nama Indonesia, dalam keberagamannya, kita masih sulit menyatu.

"Aku ingin memberikan buah Maja untuk Gajah Mada."
"Apa? Sudah gila kau?!"
"Tidak! Aku ingin menghadiahkannya. Begitu malang nasibnya sampai akhir hayatnya."
"Aih, benar-benar gila kau ini!"

Aku memetik beberapa Maja yang begitu pahit dan sepat. Memasukkannya ke dalam saku celanaku. Aku mengingat Dyah Pitaloka yang akan dipinang oleh Prabu Hayamwuruk dan Gajah Mada berkumandang bahwa Dyah Pitaloka adalah penyerahan utuh dari Kerajaan Sunda. Seandainya Hayamwuruk tahu, utusannya pernah jatuh cinta kepada Dyah Pitaloka.

Kalau saja Gajah Mada tak punya pemikiran menyatukan nusantara, mungkin Dyah Pitaloka tak akan mati bunuh diri dan Hayamwuruk akan hidup bahagia dengannya. Namun kalau Gajah Mada tak punya pemikiran dan bersumpah tak akan memakan Maja, aku tak akan pernah singgah ke makamnya untuk memberikan buah Maja kepadanya.

"Patih, ini untukmu... Hadiah untuk Patih yang tak pernah menyerah."

Beberapa butir buah Maja kuletakkan di atas makamnya. Entahlah benar atau tidak itu makamnya, namun aku sudah membulatkan janji menghadiahkannya buah Maja sebagai apresiasi atas lambang kebijaksanaan dan kesetiaannya sampai akhir hayat. Termasuk mengecap pahitnya buah Maja.

"Selamat menikmati, Patih!"





Jakarta, 7 September 2009 | 20.13

Jumat, 04 September 2009

Catatan Seorang Kawan

Catatan Seorang Kawan [1]

Desing pesawat masih dapat kudengar. Taksi ini sedang menuju ke bandara untuk mengantarkanku berangkat ke kota yang baru. Maaf, mau tak mau aku harus meninggalkan kota ini dalam waktu yang lama. Aku harus berkelana, bukankah hidup adalah sebuah petualangan. Akan kulakoni semuanya di kota baru. Dalam 30 episode, akan kuanyam sebuah cerita baru di dalam sebuah kota.

"Mengapa?"

Pertanyaan itu sedari kemarin, sedari aku memutuskan untuk beranjak pergi. Masih dipertanyakan juga olehnya. Aku sedikit risih dengan pertanyaan itu. Perlukah kujawab? Seharusnya dia tahu, aku pengelana maka aku akan membuat jejak di setiap pertapaan yang harus kusinggahi. Hidup adalah pertualangan dan hendaknya kita jalani. Aku menikmati hidup seperti ini, meninggalkan rumah, menggendong ransel dan menikmati hidup dengan caraku sendiri.

"Itu tugasku sebagai penikmat hidup."

Untuk sebuah alasan sederhana, aku mencoba tidak mengecewakannya. Toh, bukannya dia sudah tahu bahwa aku akan berbagi cerita dalam berbagai episode yang ada. Kugenggam tiket pesawat penerbangan pagi ini. Taksi sudah meminggirkan badannya ke arah terminal bandara. Waktunya tiba untuk turun. Lekaslah kuambil ransel gunungku dan mengenakannya di belakang.

"Jawa Tengah sampai Jogjakarta. Aku janji! Tiga puluh hari terhitung hari ini, aku pulang."
"Maukah kau?"
"Untuk?"
"Memelukku..."

Aku merangkulnya. Demi mengabulkan permintaannya sebagaimana dia memberikanku kesempatan untuk meninggalkannya. Satu bulan mungkin waktu yang begitu berat baginya. Walaupun sudah kuupayakan tak begitu membebaninya, rasa itu masih ada. Jadi, harus apa aku sekarang? Tanganku merogoh saku, hendak menghisap rokok. Belum sempat, kotak itu direbutnya dari tanganku dan diinjaknya di hadapanku. Aku terpaku.

"Berjanji kepadaku!"
"Untuk?"
"Tiga puluh hari kamu akan meninggalkan aku, juga kamu harus sanggup tiga puluh hari tanpa rokok."
"Emh..."
"Kenapa? Kamu tak sanggup?"
"Sanggup... Sanggup..."

Aih, mengapa juga kamu harus membenci rokok? Membenci juga kepergianku? Kamu menyiksaku dengan cara demikian.