Senin, 16 Juni 2008

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (Bagian 4)

Ejaan Yang Disempurnakan (Bagian 4)

Hanya untuk berbagi sekaligus belajar…

By: Aveline Agrippina Tando

Tanda Baca (1)

1. Tanda Titik (.)
    dipakai ketika:
a. Mengakhiri kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Kemarin dia pergi.

b. Pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: A. T. Mahmud    Muh. Hatta

c. Pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr.  Ir. Kep. Yth.

d. Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu titik.
Contoh: a.n. (atas nama)    d.a. (dengan alamat) dll. (dan lain – lain)

e. Di belakang angka atau huruf dalam satu bagian, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
    I.    Bagian Pertama
        A. Sejarah Indonesia
        B. Letak Indonesia
            1. Letak Geografis
            2. Letak Astronomi

f. Memisahkan angka jam, menit, dan detik baik yang menunjukkan waktu, maupun jangka waktu.
Contoh: Pukul 13.25.45 (pukul 13 lewat 25 menit 45 detik)

Tanda titik tidak dipakai dalam hal – hal berikut:

a. Memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Ia sudah tiada sejak tahun 1955.

b. Singkatan yang terdiri dari huruf – huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya.
Contoh: Sulsel (Sulawesi Selatan) SMP (Sekolah Menengah Pertama)

c. Singkatan lambing kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang.
Contoh: Al (aluminium) kg (kilogram)

d. Pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh: Siti Nurbaya    Laporan Keuangan

e. Di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
Contoh: Jalan Melati 12     13 Mei 1998    Ytk. Julius Hermono

2. Tanda koma (,)
a. Memisahkan unsur – unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Senin, Selasa, dan Rabu saya ada rapat.

b. Memisahkan kalimat setara yang satu dari yang lain didahului kata seperti tetapi, melainkan
Contoh: Rencana saya gagal, tetapi proyek terus berjalan.
      Bukan saya yang melakukannya, melainkan dia.

c. Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat.
Contoh: Kalau sibuk, saya tak dapat hadir.
      Karena aku, dia menjadi angkuh.
Catatan: Tanda koma tidak dipakai apabila anak kalimat tersebut mengiringi kalimat.
Contoh: Saya tidak dapat hadir kalau sibuk.
      Dia menjadi angkuh karena aku.

d. Di belakang kata – kata seperti oh, ya, wah, aduh, kasihan, maaf, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Oh, begitu! Ya, ada apa? Wah, spesial sekali! Maaf, saya terlambat!

e. Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: “Saya bangga menjadi pujaan,” serunya sambil terharu.

f. Antara nama dan alamat, bagian – bagian alamat, tempat dan tanggal, dan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh: Sdr. Susilo, Jl. Kintamani No.12
              Jl. Kayu Manis, Jakarta

g. Antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakannya dan singkatan keluarga atau marga.
Contoh: Rita Budiman, S.Pd

h. Untuk menyatakan angka persepuluhan (desimal).
Contoh: 15,28 m
      $ 14,5

i. Untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan oposisi
Contoh: Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
      Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang yang makan sirih.

3. Tanda Titik Koma (;)
a. Memisahkan bagian – bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam kian larut ; kami belum selesai juga

b. Memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun ; Ibu memasak di dapur ; adik bermain di kamar ; saya sedang membaca komik.

4. Tanda Titik Dua (:)
a. Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh: Yang hadir kemarin sebagai berikut: Amir, Adi, Heru, dan Luki
             Fakultas Ekonomi memiliki dua jurusan: Ekonomi umum dan Ekonomi Perusahaan.
Catatan: Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Yang hadir kemarin yaitu Amir, Adi, Heru, dan Luki.
      Fakultas Ekonomi memiliki jurusan Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.

b. Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua        : Joko Santoso
Wakil        : Amir Susilo
Tempat    : Ruang Serba Guna lantai 4

c. Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Agus    :     Siapa nama lengkap anda?
Dayat    :     Nama saya Dayat Rismantyo. Biasa dipanggil Dayat.
Agus    :     Jabatan anda di tempat kerja?
Dayat    :     Saya sebagai Office Boy.

d. Di antara jilid atau nomor buku / majalah dan halaman, antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh: Kamus Besar Bahasa Indonesia : Edisi Revisi
              Budaya Jaya, II (1975), 34:7

5. Tanda Hubung (-)
a. Menyambung suku – suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh: Kemarin saya ga-
              gal mengikutinya.

b. Menyambung unsur – unsur kata ulang.
Contoh: hari – hari  orang – orang  kebiru – biruan

c. Menyambung huruf dari kata yang dieja satu – satu dan bagian – bagian penanggalan.
Contoh: k-e-r-t-a-s
              18-05-1999

d. Merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; ke- dengan angka; angka dengan –an; singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh: se-Jawa  ke-20  tahun 80-an

e. Menerangkan unsur Bahasa Indonesia dengan unsur asing>
Contoh: di-charter

f. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian – bagian ungkapan.
Contoh: ber-evolusi dengan be-revolusi
              istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah.

(Dengan bantuan berbagai sumber)

Sebelumnya di sini
 

2 komentar:

  1. Tambahan tanda hubung (-)
    Untuk membantu membuat kalimat yang tidak rasional.
    Contoh:
    Sesuatu upaya-upaya.

    BalasHapus
  2. Terima kasih Om untuk tambahannya....

    BalasHapus