Pro G,
Aku tahu,
Di dalam sebuah pertemuan akan menjumpai sebuah perpisahan. Entah kapan, pasti akan ada saatnya. Seperti bus yang selalu melaju dari kota ke kota, ia akan mencari tempat persinggahannya untuk berhenti dan juga kembali. Hari ini kita kembali seperti setahun lalu lagi 'kan?
Esok,
adalah masa di mana aku tidak lagi menjumpai engkau. Bukan tidak lagi mengenal engkau. Ada satu fase di mana kita memang dipertemukan dengan bahagia, harusnya diceraikan juga dengan bahagia. Tak ada perpisahan yang membahagiakan, katamu. Meski kuinsafi saja bahwa memang aku tidak bisa menjadi orang yang bahagia dengan kehadiran perpisahan.
Berpisah denganmu.
Kehilangan adalah satu cabikan yang begitu perih. Namun tanpa kehadirannya, toh, hidup juga tidak akan berwarna. Ia menjadi salah satu warna pelangi yang berkelindan di kehidupan kita. Apa kau akan merasakan hal yang sama seperti yang kurasa?
Terima kasih untuk kesetiaan yang pernah kau berikan. Terima kasih untuk kesempatan yang tak bisa dan tak sama yang diberikan kepadaku dengan orang lain darimu. Terima kasih karena aku boleh mengenal dan menjadi bagian darimu. Untuk sebuah persahabatan dan totalitas, ribuan terima kasih tak terbayar untukmu.
Esok akan datang, tapi akankah ia sama? Aku yakin sangatlah berbeda. Tak ada aktivitas lagi di antara kita yang benar-benar membuat kita menjadi hidup dengan rasa percaya.
Hari ini kita berpisah.
Itu saja yang aku ketahui. Setahun mengenalmu, menjadi bagian darimu. Semoga kamu tidak pernah menyesal dengan sebuah pertemuan denganku. Aku pun percaya, akan ada orang yang lebih baik daripadaku esok.
Aku tidak memintamu untuk tetap ada, tetap menjadi teman seperjalanan. Hidup adalah improvisasi yang berujung dengan mati. Aku akan mengenal orang lain di dalam hidup ini, tentu juga dengan kamu. Meski semua memerlukan lagi adaptasi, memerlukan waktu untuk bisa saling memahami dan saling belajar. Di dalam perjalanan, kita akan menemukan banyak perbedaan yang pernah kita kenal dari seorang sebelumnya. Untuk itu, perpisahan tentu akan ada. Kehilangan akan datang. Dan aku tidak berharap kamu tetap ada di sini. Kita perlu belajar dari orang lain jua.
Kini, aku dan kamu akan berpisah,
hari ini kita berpisah tanpa syarat apa pun, tak perlu pertanda dan firasat apa pun.
Dan untuk semua yang pernah diberi,
terima kasih untuk semua totalitas dan inilah apologiku bila aku pernah mengoyakkan hatimu.
Jakarta, 15 Maret 2022 | 8.03
A.A. - dalam sebuah inisial
Aku tahu,
Di dalam sebuah pertemuan akan menjumpai sebuah perpisahan. Entah kapan, pasti akan ada saatnya. Seperti bus yang selalu melaju dari kota ke kota, ia akan mencari tempat persinggahannya untuk berhenti dan juga kembali. Hari ini kita kembali seperti setahun lalu lagi 'kan?
Esok,
adalah masa di mana aku tidak lagi menjumpai engkau. Bukan tidak lagi mengenal engkau. Ada satu fase di mana kita memang dipertemukan dengan bahagia, harusnya diceraikan juga dengan bahagia. Tak ada perpisahan yang membahagiakan, katamu. Meski kuinsafi saja bahwa memang aku tidak bisa menjadi orang yang bahagia dengan kehadiran perpisahan.
Berpisah denganmu.
Kehilangan adalah satu cabikan yang begitu perih. Namun tanpa kehadirannya, toh, hidup juga tidak akan berwarna. Ia menjadi salah satu warna pelangi yang berkelindan di kehidupan kita. Apa kau akan merasakan hal yang sama seperti yang kurasa?
Terima kasih untuk kesetiaan yang pernah kau berikan. Terima kasih untuk kesempatan yang tak bisa dan tak sama yang diberikan kepadaku dengan orang lain darimu. Terima kasih karena aku boleh mengenal dan menjadi bagian darimu. Untuk sebuah persahabatan dan totalitas, ribuan terima kasih tak terbayar untukmu.
Esok akan datang, tapi akankah ia sama? Aku yakin sangatlah berbeda. Tak ada aktivitas lagi di antara kita yang benar-benar membuat kita menjadi hidup dengan rasa percaya.
Hari ini kita berpisah.
Itu saja yang aku ketahui. Setahun mengenalmu, menjadi bagian darimu. Semoga kamu tidak pernah menyesal dengan sebuah pertemuan denganku. Aku pun percaya, akan ada orang yang lebih baik daripadaku esok.
Aku tidak memintamu untuk tetap ada, tetap menjadi teman seperjalanan. Hidup adalah improvisasi yang berujung dengan mati. Aku akan mengenal orang lain di dalam hidup ini, tentu juga dengan kamu. Meski semua memerlukan lagi adaptasi, memerlukan waktu untuk bisa saling memahami dan saling belajar. Di dalam perjalanan, kita akan menemukan banyak perbedaan yang pernah kita kenal dari seorang sebelumnya. Untuk itu, perpisahan tentu akan ada. Kehilangan akan datang. Dan aku tidak berharap kamu tetap ada di sini. Kita perlu belajar dari orang lain jua.
Kini, aku dan kamu akan berpisah,
hari ini kita berpisah tanpa syarat apa pun, tak perlu pertanda dan firasat apa pun.
Dan untuk semua yang pernah diberi,
terima kasih untuk semua totalitas dan inilah apologiku bila aku pernah mengoyakkan hatimu.
Jakarta, 15 Maret 2022 | 8.03
A.A. - dalam sebuah inisial
Kata orang Inggris: "Parting is such a sweet sorrow!"
BalasHapuskebersamaan hanya sebuah pertemuan dalam satu jalur yang bisa saja terpisah lagi di jalur yang lain: ikatan karma
BalasHapusG : gatot, gue ?
BalasHapusapalah itu namanya , perpisahan itu tetap menyakitkan ..
semoga ketemu dengan G yang lain ..
never like goodbyes..
BalasHapusada pertemuan pasti ada perpisahan
BalasHapustidak sedikit orang yang terluka oleh perpisahan
tapi yakinlah semua indah pada waktunya
Siapa yang minta putus duluan?
BalasHapusSABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
Yes, that's true!
BalasHapusIya, selalu ada pertemuan, tentu juga akan perpisahan sebagai epilog.
BalasHapusGeorge. George Clooney... Hahaha.... :D
BalasHapusSo do I
BalasHapusAku aminkan kata-katamu, Mbak
BalasHapusTakdir.
BalasHapusEnak aja nyalahin takdir hehehe..
BalasHapusSABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
Wah, Mas Mus, takdir saja tak marah disalahkan. Hahaha :-))
BalasHapusSiklus Hidup :)
BalasHapusWakakak.. kata siapa tidak marah.. ia marah tapi kau tak merasakannya..
BalasHapusSABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
marahnya gimana mus :)
BalasHapusmarahnya.. kalau senang kenapa tidak pernah menyapaku?
BalasHapusSABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
Life is a never ending game
BalasHapusAh, ia hanya bercanda :p
BalasHapusNah, ini juga yang ingin kutanya. :D
BalasHapusHahaha... Bisa ngambek juga ia! :p
BalasHapusah.. sedihnyaaaa
BalasHapus*bersiap-siap*
duh,..
BalasHapuskan masih ada mas fajar di sini Ave.. *lhoh.. haha
sepertinya bukan aku soalnya aku belum pernah mengkoyakkan hatimu hehehe
BalasHapusTissu-nya... Tissu-nya... Seribu saja. Seribu saja :-))
BalasHapusMas? *tersedak*
BalasHapusAih... Aih... :-))
BalasHapus