Kemarin...
Hanya ada sekelumit kisah
menanti kepulangan
melepas kepergian
melambaikan tangan
memanggil
merelakan
cuma bagaimana kita menerima
sekelumit kisah itu
menjadi suatu sejarah
yang hanya aku dan kamu tahu
bagaimana menyimpannya dalam kotak kenangan
Hari ini...
aku tahu harus menjadi apa
mungkin memang tak lagi sama
memang tak akan sama
karena hari pun selalu berganti
sebagaimana kita mengurai cerita
meski perih
meski bahagia
meski haru
meski pedih
ini hanyalah soal kita menyimpan kotak kenangan
Esok...
ya, kita tak lagi sama
kita pergi dengan jalannya sendiri
kita melepas langkah kita
kita melepas setapak demi setapak
memilih jalan pergi sendiri
mencari rute pulang masing-masing
karena di ujung penantian
masih akan ada penantian
dan penantian tak bisa berakhir
bila kita masih belum bisa
menerima kehilangan dan mendapatinya
lebih dekat, lebih nyata
Lusa...
kotak kenangan akan berdebu
tapi yang tersimpan akan tetap selalu manis
meski ia terasa pahit
Hanya ada sekelumit kisah
menanti kepulangan
melepas kepergian
melambaikan tangan
memanggil
merelakan
cuma bagaimana kita menerima
sekelumit kisah itu
menjadi suatu sejarah
yang hanya aku dan kamu tahu
bagaimana menyimpannya dalam kotak kenangan
Hari ini...
aku tahu harus menjadi apa
mungkin memang tak lagi sama
memang tak akan sama
karena hari pun selalu berganti
sebagaimana kita mengurai cerita
meski perih
meski bahagia
meski haru
meski pedih
ini hanyalah soal kita menyimpan kotak kenangan
Esok...
ya, kita tak lagi sama
kita pergi dengan jalannya sendiri
kita melepas langkah kita
kita melepas setapak demi setapak
memilih jalan pergi sendiri
mencari rute pulang masing-masing
karena di ujung penantian
masih akan ada penantian
dan penantian tak bisa berakhir
bila kita masih belum bisa
menerima kehilangan dan mendapatinya
lebih dekat, lebih nyata
Lusa...
kotak kenangan akan berdebu
tapi yang tersimpan akan tetap selalu manis
meski ia terasa pahit
Jakarta, 20 Desember 2010 | 16.27
A.A. - dalam sebuah inisial
PS: Mas Dhave, numpang culik fotomu, kalau kau membuka catatanku ini. Matur tengkyuh :-)
A.A. - dalam sebuah inisial
PS: Mas Dhave, numpang culik fotomu, kalau kau membuka catatanku ini. Matur tengkyuh :-)
Kemarin, hari ini, esok dan lusa...masing2 punya cerita
BalasHapus;-)
semoga esok kita memiliki cerita yang indah ^_^
BalasHapusYap, tetralogi ceritera yang tak pernah kita temukan jawabannya
BalasHapusfotonya bagus...
BalasHapusmatching saya puisinya
:)
Hari ini, esok, atau pun kemarin, ia punya esensinya sendiri :-)
BalasHapusSuwun, Mas Suga :D
BalasHapusTetap saja saya kalah sama pakar :p
pakar foto? iya mas dave memang pakarnya :)
BalasHapusternyata kehadiran gambar mampu memicu sel2 kelabu untuk merangkai kata2 indah, yah. :)
penulis yang sudah membukukan puisi yang terinspirasi gambar/foto adalah epri sakib
:)
Yap, Epri Tsaqib memang masternya kalau soal ini. Saya mah masih kelas ikan teri :D
BalasHapusAh, dikau, Mas! Ngeles aja =))
kereeeeeeeeeeeeeenn....suka banget ^^b
BalasHapussikasikasik nih.
BalasHapusperubahan adalah keabadian
karya2 Av memiliki kekhasan bahasa (diksi) dan ramuan2 lariknya juga apik.
BalasHapuskalau dilakukan konsisten, saya yakin Aveline akan jauh melebihi Epri Sakib sekalipun.
:)
Suwun, Mbak :-)
BalasHapusYa, bukankah dunia setiap hari mengalami rotasi dan revolusi? :-)
BalasHapusAh, dikau selalu pandai menyanjungku, Mas.
BalasHapusHatur nuhun...
sami2, Av.
BalasHapuskl saya, masih kesusahan tuk konsisten dlm berkarya.
belakangan, malah stagnan bikin puisi :)
Tapi novel sudah pasti selesai dan terbit tahun depan kan? :D
BalasHapusbahkan, kematian dalam diri sediri terjadi dalam tiap hari dan waktu, revolusipun demikian, senantiasa ada dalam tiap waktu
BalasHapusamiin...moga2
BalasHapus:)
hampir selesai
tak akan sama.... huuuuuuuuuuu yeeeeeeeaaaaaaaahhhhhh
BalasHapuso ow.. hehehe
mencerahkan ni puisimu ave..
Ah, pertanyaan ketika bicara tentang kematian: adakah hidup yang hakiki setelah kematian? :-)
BalasHapusDitunggu kabar sukanya, Mas
BalasHapusTerima kasih, mungkin terinspirasi sama fajar tadi pagi, maka jadilah senja =))
BalasHapushmm.. berlabuh dulu ah..
BalasHapusSABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
Silakeun, Mas :-)
BalasHapusada, jiwa adalah kehidupan yang hakiki, kematian hanya material fisik belaka yang terpisah dari jiwa, ingatkah dik? Om pernah menulis QN:
BalasHapus"Kehidupan adalah bertemunya yang hidup dengan yang mati, dan kematian adalah terpisahnya yang mati dengan yang hidup"
itulah kehakikian hidup: JIWA
Aku setuju akan hal ini. Betapa fananya hidup di dunia ini, sejarah yang membuatnya abadi
BalasHapusSaya jadi tekenang akan senja :-)
BalasHapus