Senin, 06 Desember 2010

Konklusi

Mari berbisnis,
buka lapakmu dengan setia
dari kaki tanah sampai ke ubun-ubun langit
dan tolehkan kepalamu di muka toko
bernas padimu mulai berbumbung
tak perlu serau, kan? - untuk melihat jauhnya radius padimu

ah bagaimana aku bercanda
memang dulu kau berjualan emas
bahkan gaun istrimu dari emas
dan di dompetmu melautlah uang
bukankah horizon selalu menciptakan keajaiban tak terduga

hiperbola aku?
kau katakan ini eulogi?
dari emas menjadi pendulang padi?

ah, mari berbisnis!




Jakarta, 7 Desember 2010 | 9.06
A.A. - dalam sebuah inisial

25 komentar:

  1. marii.. hehehe
    wah, dah jadi..kerennn.. n_nb

    BalasHapus
  2. hmm.. bisnis padi?
    aku punyanya jagung ve.


    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    BalasHapus
  3. Mariiiii... semoga bisnisku deras meng-emas

    BalasHapus
  4. lho, kok vocabnya mirip2 pny si mus?

    :)

    BalasHapus
  5. lha kan memang ini dalam rangka meramaikan arisan katanya si topan..


    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    BalasHapus
  6. Makin tak mampu ku kayuh sepedaku untuk mengejar piawaimu mengayuh kata, dik av

    BalasHapus
  7. Ah, Om Damuh hanya merendah saja. Dikau guruku, Om Damuh

    BalasHapus
  8. mari kita berbisnis...

    teman adalah yang paling berharga.. kita jual yuuk..
    hahax.. just kidding

    BalasHapus
  9. tulisannya sangat bagus-bagus...
    kata-katanya tajam dan tegas.. :D
    saya follow dari blogspot aja ya, soalnya saya baru di multiply.

    BalasHapus
  10. Silakan, Bung Farell. Suatu kehormatan untuk saya :-)

    BalasHapus