Minggu, 18 Desember 2011

Puncak di Atas Segala Puncak

Catatan penutup tahun 2011 ini memang saya angkat dari topik yang berbeda. Catatan ini pun ditulis dari tempat yang berbeda dari biasanya dan waktu yang benar-benar singkat karena saya pun diterpa deadline yang bertubi-tubi. Tentunya kawan-kawan yang mengikuti lini masa di Twitter saya pasti tahu kapan saya tidur, kapan saya bangun, berapa jam saya tidur, atau aktivitas lannya dari ceracauan saya itu. Ya, mungkin saya masih menulis blog, tetapi tahun ini cukuplah rajin saya meng-update-nya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Topik yang saya angkat tahun ini adalah puncak di atas segala puncak. Saya rasa pencapaian saya untuk tahun 2011 ini cukup dahsyat. Bagaimana tidak, di dalam waktu setahun saya sudah bisa berproduktif berkarya sepanjang hari, sepanjang bulan, sepanjang waktu. Ada rasa kepuasan batin tersendiri ketika seluruh karya kita diapresiasi dengan baik.

Seperti di sebuah pendakian, kita pun dari bawah ingin sekali menuju ke atas. Itulah yang saya lakukan untuk 2011 ini. Diawali dari bulan Januari yang kita tempuh. Pendakian menuju ke puncak pun terasa begitu sulit. Ada terpaan yang selalu menjadi penghadang. Saya pun tidak dapat menafikan terpaan itu, mau tidak mau maka kita harus melawannya. Awal tahun ini cukup sulit bagi saya untuk menemukan pola menulis-membaca-belajar-bekerja. Setidaknya di awal tahun dapat dilihat bahwa saya tidaklah terlalu produktif berkarya.

Kemudian, selepas dari awal tahun, saya mulai menemukan ritme bagaimana mendaki tahun ini untuk semakin menikmati setiap langkahnya. Di punggung pun sudah ada ransel yang berisi tugas-tugas yang cukup berat untuk saya pikul, tetapi dengan menikmati setiap langkahnya saya pun ikut di dalam bahagia. Saya tahu tugas itu dan saya mencintainya. Bagi saya, bekerja yang paling menyenangkan adalah bekerja karena kau mencintai pekerjaanmu, bukan mencintai yang lain. Maka, berbahagialah mereka yang mencintai pekerjaannya.

Totalitas saya untuk berkarya pun selalu menjadi pemicu untuk saya mencintai kehidupan ini. Nyatanya ada satu puisi saya yang tersangkut di dalam buku, serta ada dua buku yang saya bantu untuk proses kelahirannya. Ini sudah lebih dari cukup bagi saya. Bahkan yang lebih membuat saya bahagia adalah keberhasilan di tahun 2009 pun kembali terulang. Nah, penasaran keberhasilan apa? Silakan dicari sendiri. Hahaha...

Adapun saya merasakan ‘kembali pulang’ setelah cukup lama tidak mampir di tempat yang saya cintai, bertemu dengan sahabat-sahabat yang menyenangkan. Bahkan di kota yang baru pun, saya sempat bertemu dengan teman-teman baru dan teman-teman lama. Ini menjadikan kenyataan bahwa kita pun tidaklah pernah sendiri meski di dalam kesunyian. Lewat blog pula, saya bertemu dengan banyak kawan baru. Untuk itu, terima kasih bagi kalian!

Satu lagi yang membahagiakan bagi saya adalah ketika perpisahan tidak lagi begitu menikam saya di pertengahan Juli. Rasanya memang berat, seperti seorang pendaki yang berjuang mencari jalan ke puncak gunung. Itulah saya. Setidaknya perpisahan yang saya rasakan membuat saya lebih bijaksana untuk menghadapi kehidupan selanjutnya dan merekam setiap kejadian dengan lebih penuh kebajikan.

Suatu masa, seorang pendaki akan merasakan bahagia. Suatu masa pula, seorang pendaki akan merasakan duka. Setidaknya untuk mencapai ke puncak yang paling atas, ada siklus kehidupan yang harus dilewati. Keberhasilan tertinggi seorang pendaki adalah ketika mereka berhasil berdiri di puncak dalam keadaan apa pun. Atau keberhasilan lainnya adalah ketika mereka harus pergi ke puncak yang paling tinggi di dalam masa pendakian. Tak seorang pun tahu dan cukuplah bagi kita untuk tetap mendaki meski di dalam kondisi terburuk sekalipun.

Untuk itu, catatan penutup di tahun ini rasanya sudah mewakili apa yang ada di tahun 2011 bagi saya. Dengan segala kebahagiaan dan kesedihan yang silih berganti, setidaknya itu yang menjadikan perjalanan menuju ke puncak yang paling puncak yang memberikan suasana yang berbeda, meninggalkan kesan yang mengesankan, dan menciptakan bahagia yang paling bahagia.

Nah, kawan, selamat bila kau merasa 2011 adalah puncak tertinggimu sepanjang kau hidup! Selamat Natal bagi kawan-kawan yang merayakan! Selamat tahun baru untuk kalian semua!

Tetap tersenyum,

 

 

Bandung, 14 Desember 2011 | 07.59
A.A. – dalam sebuah inisial

14 komentar: