Sabtu, 10 Desember 2011

Never Let Me Go

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Kazuo Ishiguro
Cinta dan Persahabatan Manusia-manusia Kloning

Kerap kali saya berpikir tentang dunia dengan teknologi yang berkembang semakin maju dan perubahan yang ada akan selalu mengejutkan dan menakjubkan. Setelah saya membaca banyak hal tentang Domba Dolly -domba betina pertama yang berhasil dikloning- untuk studi saya, saya akan percaya bahwa kloning terhadap manusia pun akan selalu dilakukan dan sangatlah memungkinkan bila di tahun-tahun mendatang kita akan berinteraksi langsung dengan mereka, manusia-manusia hasil kloningan. Memikirkan hal tersebut, bergidiklah saya dengan kemampuan manusia yang ingin menciptakan segala sesuatu serupa dengan Tuhan.

Buku ini kali pertama saya lihat ketika sedang browsing untuk mencari bacaan baru dan sekalian merekomendasikan kepada teman saya yang ingin belajar menerjemahkan buku. Melihat rating yang didapat dan komentar-komentar yang terlihat cerdas untuk buku ini, langsung saja saya katakan kepada teman saya tersebut untuk menjadikan buku ini sebagai contoh terjemahannya saja. Saat itu, saya tidak tahu kalau Gramedia sedang melakukan proses penerjemahan juga. Sampai ketika, di Twitter @Gramedia menuliskan bahwa buku ini telah diterjemahkan oleh mereka pada bulan September 2011. Memang saya mengharapkan buku ini diterjemahkan lekas-lekas karena ketertarikan saya terhadap makhluk-makhluk kloning tersebut.

Cukup sulit saya mendapatkan buku ini. Di beberapa toko buku yang saya sambangi di Jakarta dan Bandung menyatakan hal yang sama: buku kosong atau buku belum masuk. Ha! Permainan macam apa pula ini? Sampai ketika saya sudah melupakan buku ini dan lebih menginginkan membelinya di Kinokuniya atau Times Bookstore saja untuk edisi berbahasa Inggris atau menitip teman saya yang ada di Singapura, saya melihat buku ini tergeletak di tumpukan buku lain. Alang-kepalang bahagianya saya malam itu. Lekas-lekaslah saya membawa buku itu ke kasir, memberinya uang sebagai ganti, dan jadilah buku itu untuk saya.

Di balik tembok Hailsham-lah, Kathy, Ruth, Tommy, dan anak-anak lainnya yang seusia dengan mereka diajarkan seni, olahraga, dan ilmu pengetahuan. Segala kelengkapan dan kecukupan mereka dapatkan di sana, tetapi mereka tidak pernah tahu dunia yang seperti apa yang ada di luar Hailsham. Mereka dilindungi sedemikian rupa karena mereka adalah manusia kloning yang akan mendonorkan organ-organ bagi penduduk dunia.

Hailsham, sebuah asrama yang lebih mendekatkan Kathy dan Ruth sebagai sahabat dan Tommy yang membentuk mereka saling berhubungan cinta segitiga. Kathy dan Tommy saling mencintai, tetapi sampai selepas meninggalkan Hailsham, mereka tak sekalipun berani mengungkapkan perasaan mereka. Ruth pun yang pada akhirnya begitu erat dengan Tommy.

Tentu saja, selepasnya mereka dari Hailsham, mereka telah melihat banyak kejadian yang begitu menyesakkan. Manusia dikloning dan disiapkan sedemikian rupa untuk mendonorkan organ-organnya kepada pemilik mereka yang membutuhkannya. Ada tujuan yang mulia akan hal tersebut, tetapi manusia-manusia kloningan tidak pernah memiliki pilihan lain selain daripada itu. Ruth pada akhirnya meninggal pada donornya yang ketiga, serta Tommy dirawat oleh Kathy yang tentunya akan pula menjadi donor dan mereka harus siap berhadapan dengan apa yang dialami oleh Ruth.

Sisi kemanusiaan yang egois begitu terlihat di dalam novel ini. Bagaimana Kazuo Ishiguro berupaya menciptakan sudut pandang manusia-manusia kloning tersebut dengan menceritakan keegoisan manusia dengan kemajuan ilmu pengetahuan membuat dunia bisa terlihat lebih baik dan pula tidak. Entah memang diciptakan oleh Ishiguro yang demikian atau memang alurnya yang membuat keadaan demikian, tokoh-tokoh yang ada di dalamnya hanya bisa mengelola pilihan yang tak ingin mereka pilih. Mereka hanya menjalani keberadaan apa adanya, tanpa mau atau bisa memperjuangkannya.

Bagiku novel ini sangatlah mengharukan. Ketika waktu begitu sempit bagi manusia-manusia kloning, setidaknya mereka masih bisa membagikan kepada kita tentang cinta, persahabatan, dan pengorbanan. Begitu sederhana konflik-konflik yang disajikan, begitu bernilai makna yang dicurahkan selepas membacanya.

Dan kupikir, inilah karya terbaik yang pernah kubaca: Never Let Me Go.




Bandung, 11 Desember 2011 - 07.50
A.A. - dalam sebuah inisial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar