Rabu, 21 Desember 2011

Peluk

ingin aku kembali ke dalam peluk kali pertamamu, ibu. di dalam dekap itu, aku diam-diam merayap ke dadamu, mengisap puting kasihmu, mengalirlah aku oleh cintamu yang membuatku tumbuh. di labirin kasih itu, kau lengkapkan aku dengan nutrisi yang cukup untuk aku melawan masa yang akan kuhadapi kelak, saat itu kau sudah menghitung uban di kepalamu dan lelah menggerogoti tubuhmu.

ingin aku kembali ke dalam peluk kali keduamu, ibu. di dalam dekap itu, aku mendengar tangisku sendiri, kau tersenyum bahagia kala itu. tanda-tanda kehidupan dimulai dari sana. sesederhana itu. lalu aku sandarkan kepalaku di dadamu, membiarkan aku dibelai oleh keping-keping sayang yang ada di sisi-sisi kecil yang membuatku semakin tahu untuk menghadapi masa yang semakin kejam.

sesederhana itu kau mengajarkan aku adalah manusia, dan menjadi manusia itu harus berjuang. bahkan sekadar bernapas. itu harus kujalani sampai nanti, di masa aku akan menjadi letih dan aku pun akan mengajarkan hal serupa kepada generasimu.



Jakarta, 22 Desember 2011 | 04.44
A.A.- dalam sebuah inisial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar