pada akhirnya
aku lebih memilih untuk beranjak pergi
daripada untuk tetap tinggal
dan ternyata
pilihan itu tidak bisa dikatakan benar
pula tak bisa dikatakan salah
karena kita
sudah pernah memilih hal tersebut
dan harus menikmati suka-duka
mungkin hari ini
biar semesta tahu bagaimana aku memeluk rindu
yang berderu untuk mengantar haru
Bandung, 19 Agustus 2011 | 16.13
A.A. - dalam sebuah inisial
Karena rindu kita tak berkesudahan
BalasHapusTapi aku tak sanggup untuk terus menemani
Ah
Menulislah, bila kau merasa kau tak abadi.
BalasHapusTidak ada pilihan ya...?
BalasHapusMemilih untuk tidak memilih. :-)
BalasHapuslempar nanas dah kalao begitu :D
BalasHapusLangsung saya jadikan selai untuk membuat nastar pas lebaran. Hahaha... :-))
BalasHapusPergi tapi bukan lari
BalasHapusLike this poem.. Keren..
BalasHapusWalo isinya mengharukan.. :(
jangaaaaaaaan peeeeeerrrrrrgiiiiiiiiiii........ huaaaaaaaaa
BalasHapusDan lari bukan berarti berpisah.
BalasHapusThanks, Mbak! :-)
BalasHapusAku di sini, Mbak. :-)
BalasHapusAku di sini, Mbak.:-)
BalasHapushiks.. jadi pengen pergi juga :(
BalasHapusBerangkatlah dan melangkahlah sekarang.
BalasHapusketika memilih untuk maju, maka jangan lagi lihat ke belakang..
BalasHapuskarena hanya akan ada sesal yang terlihat
*baru aja melepas seorang teman untuk pergi semalam*
Sesal itu pilihan, Mbak. :-)
BalasHapushmm.. sebuah pilihan
BalasHapusYap.
BalasHapusAhahaha, betul juga..
BalasHapus