mungkin memang pulang yang mesti menjadi jawaban
dari semua kegelisahan yang lahir dari rahim waktu
yang dikandung oleh perempuan bernama rindu
dari sana ia menjadi seonggok anak yang sempurna
mungkin memang pulang memberi kecukupan
tentang haus akan cinta dan kasih di dalam dekap
tentang peluk di dalam setiap sapaan yang lembut
tentang cium yang mesra di bibir usia yang menua
dan pula mungkin pulang yang memberikan kecup kenang
biar kamu enggan untuk pergi lagi karena kamu tahu langkahmu
kamu tahu semestinya kamu memang berada di mana
dan di sanalah sesungguhnya rumahmu, letak hatimu bersemayam
Jakarta, 14 Oktober 2011 | 20.12
A.A. - dalam sebuah inisial
Ah kau, aku baru saja datang. Sudah kau suruh pulang hehehe
BalasHapuswah, udh di Jakarta lagi :)
BalasHapusKnp sy malah ingat drama korea secret garden setelah baca ini, haduuuuh haduuuh....
BalasHapusDatang lagi, Mas.
BalasHapusDan esok di Bandung lagi. :-))
BalasHapusHahahaha... Visualisasinya sampai ke Secret Garden. :p
BalasHapusckckc.. bener2, lakbolakbalik ;d
BalasHapuspulang dulu deh.. suka, ave :)
BalasHapusPulang ya pulang hai petualang . . .*ingat sajak Rendra*
BalasHapusSudah seperti bernapas.
BalasHapusTerima kasih, Kak :-)
BalasHapusBurung mana yang tak ingat akan sangkarnya? Petualang manakah yang tak rindu pulang?
BalasHapus:)
BalasHapusagak ngganjel ama seonggok anak, Ave.. hehe
BalasHapusKemarin habis pulang, sekarang sudah berangkat lagi ya hehehe
BalasHapusSABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!