Sabtu, 08 Oktober 2011

Ia yang Disebut dengan Cinta

Bukankah kau yang memanggilnya demikian? Adapun aku tidak pernah melarang akan kehadirannya.

Aku hanya membuka pintu agar ia hendak bertamu, menikmati segala suguhan yang ada di rumah hati.

Kau memanggilnya dengan nama itu, aku pun demikian.

Memang mungkin ia yang disebut dengan cinta, ia yang dikenal dengan cinta.

Sehingga bukanlah hal yang tidak indah bila orang-orang bahagia karena ia, pula berlara karena ia.

Ia bisa menjadi sumber bahagia dan sumber nestapa. Ia seperti air yang melegakan, tetapi juga air yang menjadi bah.

Tapi tanpanya, hidup adalah tawar, tak lagi beragi.


Jakarta, 8 Oktober 2011 | 11.18
A.A. - dalam sebuah inisial

14 komentar: