mungkin tuhan tahu seberapa engkau menderita karena perih itu
perih yang tak bisa kau bagikan kepada sekitarmu, kepadaku
perih yang hanya boleh kau nikmati seorang diri di dalam waktumu
atau kau memang hanya ingin menjadikannya bagian dari dirimu
tentang sakit itu bisa saja terobati, tetapi sejarah sudah lebih lekas mencatat
boleh kulit hatimu terluka, ditahirkan, tetapi akan meninggalkan bekas
biar kau ingat lagi rasa sakitmu, rasa perih yang tak bisa kau lupakan
biar kau selalu berusaha untuk tidak menggores luka kepada lawan bicaramu
mungkin tuhan tahu seberapa perih luka jiwamu yang meradang
ia hanya butuh tempat untuk beristirah dan memulihkan isi batin
lebih mengenal siapa dirinya dan tahu caranya untuk menjadi pulih
dari sana, ia menghargai perih sebagai bagian dari darah waktunya
Bandung, 12 Oktober 2011 | 07.27
A.A. - dalam sebuah inisial
Aah..perih itu...tak mau ku ingat2 lagi :(
BalasHapusAku tak ingin keperihan itu kau siram dengan air garam
BalasHapusButuh sendiri
BalasHapusnanti saya kasih tau di belakang aja y !
BalasHapushmm
Tuhan sebagai obat segala perih :)
BalasHapusKalau enggan meningat, tak beda kau melupakan sejarah hidup.
BalasHapusMenabur cuka di atas luka.
BalasHapusAda kalanya.
BalasHapus:-))
BalasHapusSuka!
BalasHapusitu pd komen 11 okt, tp ko di bawah puisi tanggal 12.
BalasHapus*merasa ketinggalan baca puisi2nya Mba Ave, jd perhatian sm tgl ;d