Cintamani
Catatan Kaki-kaki [4]
"Bagaimana perasaanmu mengenai cinta yang kau pendam begitu lama?"
"Rasa merisaukan cinta itu sendirii dan tiada yang hendak kubagikan dalam kehidupan."
"Baiknya kau penuh harap kepada Sang Cintamani, manatahu ia akan berbaik hati untuk membuat kau dan dia merengkuh suatu harap dari ketiadaan yang begitu semu."
"Aku sudah terlalu banyak berharap. Kepada siapa lagi aku harus bersandar? Rasanya memang tiada asa yang dapat kutorehkan dan dapat kubagi."
"Ada kalanya belum menjadi saatnya, sesuatu harus dikatakan. Tapi dengan menegakkan hati sampai pada pancang tertinggi, di sanalah sudah kau tanamkan harapan penuh dengan air mata dan gelak tawa dari dirimu sendiri."
Catatan Kaki-kaki adalah serial 99 catatan dengan gaya bahasa komunikasi antar dua orang. Tulisan ini pernah dilabuhkan di blog lama saya dan pada akhirnya berlabuh juga pada blog ini. Tulisan yang ada di dalam serial ini tidak akan pernah dapat disamakan dengan cerpen karena karakter tulisannya yang terlalu sedikit. Di sini -dalam serial ini-, tidak akan pernah ditemukan narasi yang tidak dalam bentuk dialog.
Catatan Kaki-kaki [4]
"Bagaimana perasaanmu mengenai cinta yang kau pendam begitu lama?"
"Rasa merisaukan cinta itu sendirii dan tiada yang hendak kubagikan dalam kehidupan."
"Baiknya kau penuh harap kepada Sang Cintamani, manatahu ia akan berbaik hati untuk membuat kau dan dia merengkuh suatu harap dari ketiadaan yang begitu semu."
"Aku sudah terlalu banyak berharap. Kepada siapa lagi aku harus bersandar? Rasanya memang tiada asa yang dapat kutorehkan dan dapat kubagi."
"Ada kalanya belum menjadi saatnya, sesuatu harus dikatakan. Tapi dengan menegakkan hati sampai pada pancang tertinggi, di sanalah sudah kau tanamkan harapan penuh dengan air mata dan gelak tawa dari dirimu sendiri."
Catatan Kaki-kaki adalah serial 99 catatan dengan gaya bahasa komunikasi antar dua orang. Tulisan ini pernah dilabuhkan di blog lama saya dan pada akhirnya berlabuh juga pada blog ini. Tulisan yang ada di dalam serial ini tidak akan pernah dapat disamakan dengan cerpen karena karakter tulisannya yang terlalu sedikit. Di sini -dalam serial ini-, tidak akan pernah ditemukan narasi yang tidak dalam bentuk dialog.
akhirnya ....
BalasHapuscinta mati
BalasHapusJadi inget restoran seafood 99
BalasHapusada catatan jari-jari gak ya Ve
BalasHapushebat kakinya bisa mencatat.. hehee
BalasHapusSABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
Like this
BalasHapuspernah baca tulisan ini tapi lupa dimana yah.....swear pernah baca hmmm apa aku mengalami tidur panjang?? entahlah yang penting teruslah berkarya Nak :)
BalasHapusbetter late than never ... for love he he he ...
BalasHapusAkhirnya apa, Mbak? Hahaha...
BalasHapusDi luar tanggung jawabku :-))
BalasHapusHuahahaha... Haduh!
BalasHapusCatatan perut-perut yang ada, Mbak Nana :-)
BalasHapusSilahkan dibaca keterangan akhirnya, Mas Mus. Mengapa bisa disebut catatan kaki-kaki sudah saya perjelaskan di sana. :-)
BalasHapusThanks Mbak Mary
BalasHapusTulisan ini pernah dilabuhkan di blog lama saya dan pada akhirnya berlabuh juga pada blog ini.
BalasHapusAh, aku tak pakar dalam bidang ini :-))
BalasHapusiya sudah dibaca kok ve.. maaf ya bukannya nyindir..
BalasHapustapi mus sering bertanya mengapa ada istilah catatan kaki ya
untuk tulisan keterangan kecil di bawah tulisan besar.. hehehe
SABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
Ahaha... Aku yang sepatutnya memberikan apologiku. Catatan kaki ada karena untuk membantu pembaca untuk mengetahui sumber darimana tulisan itu dikutip atau menjadi referensi bagi pembaca. Aku menamakan catatan ini sebagai kumpulan Catatan Kaki-kaki karena karakternya yang tak jauh beda dengan catatan kaki.
BalasHapusBegitulah, Mas Mus... Kuberikan apologiku sebagai tanda maafku kepada Mas Mus.
nah kalau itu sudah tahu ve..
BalasHapusyang mus belum tahu sejarahnya kenapa disebut dg catatan kaki.. kok bukan kutipan gitu lho.. hehehe
SABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
Sederhana saja logikanya, kaki kan ada di bawah. Tulisan tersebut seringnya ada di bawah tulisan lain. Tepatnya di paling dasar artikel. Maka demikianlah disebut dengan catatan kaki.
BalasHapusnah berarti ga salah kalau mus bilang wah hebat ya kakinya bisa mencatat hehehe
BalasHapuskan catatan kaki hehehehe
SABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
Hahaha... Ngakak aku, Mas :-))
BalasHapuskirain aku cinta mati :D
BalasHapuscatatan kaki 3,2,1nya mana? :)
Hahaha...
BalasHapusSerial itu bisa diklik di sini
meluncur :D
BalasHapus:-)
BalasHapus