Rating: | ★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Nonfiction |
Author: | Bara Pattiradjawane |
Dari awal saya menyukai kegiatan melancong dari kota ke kota tanpa berpikir saya juga dapat mengorbitkan makanan dari kota-kota tersebut tanpa harus terbang ke kota tersebut. Membuatnya sendiri di rumah.
Bara Pattiradjawane, seorang tukang masak yang mungkin tidak asing lagi di layar TV. Pengisi acara "Gula-gula" ini juga berselingkuh ke ranah kepenulisan. Bukan seperti tukang masak lain yang menerbitkan buku penuh dengan resep dari halaman pertama sampai terakhir. Semua buku penuh dengan resep yang berbahan baku apa saja dan disertai cara memasaknya yang dikemas ala presentasi produk kecantikan. (Tsah!)
Bara menulis buku ini bukan seperti yang saya deskripsikan. Bukan penuh dengan resep atau gambar-gambar cara membentuk adonan atau mengaduk-aduk sayuran di wajan. Dia mengemasnya dalam bentuk catatan harian. Renyah dibaca. Seperti ketika Anda membuka lembar kuliner pada koran setiap minggunya.
Ia bercerita banyak tentang hidupnya dalam dunia kuliner. Sedari kecil sampai pengambilan gambar untuk acara "Kick Andy". Sejarah makanan dan becerita tentang kota-kota yang disinggahinya. Singkat cerita: kita bukan sekadar membaca resep, tetapi juga membaca pengalaman hidupnya tersesat di tempat yang penuh dengan perkakas dapur.
Banyak pengetahuan yang dapat diambil dari cerita-cerita yang dibagikan oleh Bara. Kesan meremehkan masyarakat Dataran Tinggi Dieng yang akan kesulitan mendapatkan bahan - bahan chiffon cake yang ternyata juga bisa membuat kue ini jauh sebelum kedatangan Bara. Atau juga nasihat-nasihatnya bagaimana menikmati makanan sesuai dengan jamnya. (Ini lebih kepada saya, pakar kebangetan yang menciptakan breakfast pada jam 12 siang dan dinner pada jam 10 malam).
Dilengkapi juga dengan foto-fotonya dan masakan-masakannya yang benar-benar berseni. Bukan foto-foto cara membuat masakan, mengaduk-aduk daging cincang di wajan, atau cara menghias makanan. (Oh ya, saya adalah orang yang paling tidak peduli dengan hiasan pada makanan karena menurut saya semua makanan pasti dimakan bukan dilihat hiasannya).
Jelas sekali Bara menulis dengan perasaannya. Dengan hatinya. Buktinya adalah ketika orang membaca menjadi ikut hanyut dalam cerita-ceritanya. Terus ketagihan membaca cerita-ceritanya sampai pada satu tujuan: habis tertutup. Bukan tersiksa membaca, tetapi memang candu dibuatnya.
Buku yang membuat banyak hal. Cerita dari kota dan negeri orang, sejarah kuliner dan makanan, cerita dari balik dapur itu sendiri, dan tentunya resep yang bisa menyulap makanan secara mudah.
Pesan Sponsor: Sebenarnya buku ini sudah saya baca dari bulan Oktober lalu tetapi baru sempat ditulis sekarang. Hahaha...
menunggu buku dari dapur Aveline :)
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
HapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Setelah pesan komersial yang akan lewat berikut ini :-))
BalasHapusjangan lama-lama yah iklannya, mo tidur neh :p
BalasHapusIklannya sampai nanti siap matang dari dapur saya :-))
BalasHapuswah benar2 pembaca buku..
BalasHapusseep. suka makan tengah malam juga ya ve?
SABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
Mengingat pesan Tantowi Yahya :-)) *lol*
BalasHapusKalau terdesak ya mau tak mau makan hahahaha...
hahaha terdesak?
BalasHapusyg ada bukan terdesak ve..
tp tak kuat membendung cacing2 yg demonstrasi hehehe
SABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
segera meluncur ke toko buku terdekat :))
BalasHapusMasih syukur kalau hanya demonstrasi, Mas... Lha? Kalau kerusuhan?
BalasHapusHahahaha...
Tersedia di toko buku online juga kok :-)
BalasHapus*bukan promo*
'So!' Itu jargon khas barra..
BalasHapussetuju..yang penting santapp..:)
BalasHapusSo! What? Hahaha...
BalasHapus*Eh, eh, yang katanya mau tidur? Yang besok bagi raport? :P*
Apapun makanannya, santaaaaaaap....
BalasHapussepertinya menarik juga. Sudut pandang yang lain dari seorang koki..lain dr yang lain
BalasHapus:)
Yap, caranya berbagi cerita. Sangat menarik!
BalasHapusSuka gaya masaknya...bara...
BalasHapusWah, saya ndak pernah nonton tuh :(
BalasHapusAku juga suka dinner midnight hehe
BalasHapusHahaha... :-))
BalasHapushidup masak
BalasHapushehehe aku suka masak
kemudian dimakan
yuuuuk ave mau ???
kapan neh ave nyusul bara pattiradjawane
bahkan sekarangpun sedang menyeruput susu... ;))
BalasHapusAku? Mau dimasak? Tega!
BalasHapus=))
Dinner tidak tepat pada waktunya :-))
BalasHapusmana makanannyaaaaaaaaaaa......laper neh :p
BalasHapusBarangkali ada naluri terpendam untuk jadi juru masak yang handal.
BalasHapusBelum sempat makan, update status dulu =))
BalasHapusTidak mungkin! Membedakan tepung terigu dengan tepung beras saja tidak mengerti :-))
BalasHapusKalo bedain gula pasir dengan pasir?
BalasHapusulasan menarik ave.. jadi pengen punya *secara bakal kawin sama tukang makan dan keluyuran sekaligus*
BalasHapusHahaha... Semoga bermanfaat :-))
BalasHapushuwaaaaa...aku seneng banget sama bara klo lagi masak. nggak jaim dan takarannya cuman pake kira2, kagak perlu ditimbang2..trus nggak tau kenapa, dia sama asiknya sama bondan pas wisata kuliner...hidup bara! lho..
BalasHapus*maap, numpang komen..*