Kamis, 31 Desember 2009

Ada yang Berubah Pada Tahun Baru

Bagaimana kalian merayakan tahun baru? Dengan bermain petasan dan kembang api? Dengan berkumpul bersama keluarga karena kalian semakin sadar usia kalian bertambah lagi satu hari? Dengan membuat bara api dan membakar jagung atau camilan tengah malam sambil menunggu jarum pendek pada arloji kalian menunjuk pada arah yang berlawanan dengan gravitasi? Atau nongkrong bersama pacar di suatu tempat sambil mengucapkan "selamat tahun baru, sayang..." (Untuk yang terakhir, di luar ranahku).

Aku sendiri merayakan tahun baru masih tetap seperti tahun lalu. Menuntaskan janji akhir tahun untuk seorang teman sambil chatting dengan temanku di Amerika yang masih 12 jam lagi merayakan tahun barunya. Menyisakan waktu sesekali untuk melihat kembang api yang meledak-ledak di awan. (Dan tanpa mereka sadari mereka telah menghabiskan uang untuk menambah pemanasan bumi).

Aku tak tahu darimanakah tradisi tahun baru itu harus dirayakan dengan penuh keramaian. Aku sendiri lebih memilih merayakan tahun baru dengan sederhana saja. Toh, di pemikiranku semua itu seperti biasa saja. Tak ada yang perlu dikhususkan. Pergantian tahun juga akan terus bergulir. Mungkin kalian telah berencana akan mengurangi dosa kalian di tahun berikutnya. -Mungkin- Atau berencana menambah sesuatu di dalam kehidupan kalian. Who knows?

Satu tahun sudah saya tidak membuat resolusi dan ini akan berlanjut kepada tahun-tahun berikutnya. Apakah tujuan membuat resolusi? Apakah hidup kalian akan lebih berarti dengan resolusi? Atau hanya seperti hiasan pada dinding kamar kalian untuk sebagai pengingat janji? Aku sendiri lebih nyaman hidup tanpa resolusi dan lebih membebaskan diri tanpa adanya ikatan semacam resolusi itu?

Oh ya, mengingat tahun baru. Sudah ada persiapan apakah? Baju baru? Makanan lezat? Sofa baru? Mobil baru? Atau rumah baru? Bahkan pacar baru? (Hehehe... lagi-lagi ini di luar ranahku). Sudah persiapkan kembang api sebanyak-banyaknya? Atau hanya menatap dari balik jendela saja kembang api yang memecah itu?

Banyak yang berubah dalam hidupku. Ketika kecil, aku memaksa orang tuaku untuk membelikan kembang api sebatang-sebatang itu. Kunyalakan depan rumah karena pesan mereka:" bermainlah di luar rumah, di dalam nanti terbakar". Kemudian begadang sampai larut malam dan bangun di siang bolong ketika waktunya untuk makan siang. Sekarang? Masihkah itu kujalani? Tidak! Aku menghindar dari keramaian. Aku menikmati kesendirian sambil berpikir hendak apa aku di tahun ini. Sesekali melongo ke depan, melihat kembang api yang meledak (dan tanpa mereka sadari mereka sudah mengganggu orang banyak). Aku tak lagi harus menunggu tahun baru untuk begadang. Nyaris setiap malam di akhir pekan atau libur, waktu tidurku hanyalah 3-4 jam.

Seperti dulu juga aku berebut untuk minta dibelikan terompet. Ketika kemarin melewati penjual terompet aku ditawari untuk dibelikan. Aku malah menolak mentah-mentah. Ada yang berubah setiap tahunnya. Entah tahun depan apalagi yang akan berubah? Mungkin menyalakan kembang api dengan telepon genggam?! Siapa tahu?

Lalu, apa makna tahun baru untukku? Sebuah taraf pendewasaan. Untuk itulah aku selalu menjauh dari hiruk - pikuk keramaian di perubahan tahun. Tak lagi meniup terompet atau bermain kembang api. Kuinsafi hidup semata bukan hanya penuh keramaian tetapi juga penuh kesendirian, kesepian, sesekali kebahagiaan.

Nah, sobat, selamat tahun baru untuk kalian yang menikmatinya...



Jakarta, 1 Januari 2010 | 00.01
A.A - dalam sebuah inisial


Pesan Sponsor: Catatan ini semata untuk penyadaran dari diriku pada tahun baru apa yang harus kulakukan *wink!*

31 komentar:

  1. Selamat Tahun Baru 2010 avlin
    tapi tak semua harus berubah baru khan dan masih ada yang dipertahankan buat itu.

    BalasHapus
  2. met taon baru Av... semoga tambah cantik ya.......

    BalasHapus
  3. Aku tidak pernah membuat resolusi Ave, tiap pergantian taun kulewati dgn doa di hati tanpa perlu kuucap, walau aku berada di tengah2 pesta [semata krn pekerjaan] aku tetap merasa sunyi krn dlam hati berkata "apakah aku bisa menikah taun ini? Dan jawabnya msh jg sama "BELUM" :D

    Gak jd naek gunung?

    BalasHapus
  4. Whalah, tahun baru apaan. Mendingan tidur, dg background musik lengkingan suitan roket2 petasan yg membelah angkasa malam.. :-)

    BalasHapus
  5. Selamat tahun baru, Mas Fitrah...
    Yap. Ada tradisi yang harus dipertahankan tetapi juga diubah

    BalasHapus
  6. Ahahaha... Selamat tahun baru, Om Roeb... Semoga tambah ganteng ya... :-D

    BalasHapus
  7. Tsah!
    Sabar bu, pada saatnya nanti akan berubah menjadi kata: Yap. Pasti.
    Pasti jadi! Kita lhiat saja nanti

    BalasHapus
  8. Hahaha... Mereka hanya menambah global warming saja.

    BalasHapus
  9. sepertinya tadi malam lebih menyenangkan ada di ketinggian, gunung yang senyap dengan purnama dan gerhana yang indah...

    BalasHapus
  10. saya sederhana saja
    sesederhana pemikiran saya
    bahwa apa yang bisa saya lakukan untuk diri saya sendiri sehingga bernilai untuk keluarga, masyarakat, bahkan lingkungan.

    walau usia boleh merenggut masa muda tapi kurasa semangat takkan pernah tua kan utuk tetap menjadi yang lebih baik lagi.

    BalasHapus
  11. Aih! Dan paginya melihat matahari datang dari kejauhan!
    *aaaah...*

    BalasHapus
  12. Selamat pagi Mbak Elok.
    "Saya punya cita-cita yang sangat sederhana" pernah saya katakan. Saya ada karena untuk itu semua.

    Ah, tidak juga. Saya sering melihat orang berusia lanjut naik gunung :-D
    Masa tua adalah masa menjadi orang yang bijaksana, itu bisa lebih tepatnya.

    BalasHapus
  13. tak ada perubahan yg berarti, sama. kalo aku seh cuma merepeat kehdpn lalu. begitulah tiap taunnya.
    bedanya kali ini ada lebih pd kejiwaan malah hahahaha..
    so, happy new year with new hope and new life... kedewasaan itu indah sayang :)

    BalasHapus
  14. ah ave kau selalu bisa berkata kata :)
    never give up untuk tetap belajar

    BalasHapus
  15. selamat tahun baru ya aveeeeeeeee!!!! *kisskiss
    aku suka ceritamu nakkkkk *sok dewasa gw

    BalasHapus
  16. met thn baru ave. mg sukses selalu ya. nana mlh g ngrayain thn baru. thn bru jg g ada plan apa2. just step on what God give :D

    BalasHapus
  17. acara saya td mlm, stlh pentas teater di acara pemuda langsung ibadah tutup tahun di gereja, rame2 sm temen2, sdh tradisi, jd pas pergantian tahun di ruang ibadah
    stlh itu nongkrong di rmh tmen, masak2, mkn2, ngobrol sampe pagi :-D
    rencana taon baruan di puncak semeru gagal krn ada acara teater td, coba taon dpn deh...

    BalasHapus
  18. th br, suami n anak ga bs ikutan ganti baru mbk hehe

    BalasHapus
  19. Seperti kaset ya, bisa direpeat hihihi...
    Oh ya, kugarisbawahi kedewasaan itu indah. Semoga menjadi pencerahan untuk jiwa yang sepi -))

    BalasHapus
  20. Dunia terus mengajar sampai kita mati.

    BalasHapus
  21. Selamat tahun baru juga, Mbak Marie....
    Terima kasih untuk pujaannya :-))

    BalasHapus
  22. Dan tahun baru tak selamanya harus dirayakan dengan pesta kebun 'kan, Mbak Nana?
    Selamat tahun baru *kirim terompet ke tempat Mbak Nana*

    BalasHapus
  23. Wah, kembali kepada Tuhan di awal tahun! Begitu agungnya!
    Kabar terakhir dari Semeru belum boleh ada pendakian karena berkabut. Wah, amatlah disayangkan! Saya juga berencana ke Halimun tetapi batal karena hal serupa. Pendaki tidak boleh melakukan pendakian sampai 3 bulan ke depan. Egh!

    BalasHapus
  24. aku tak pernah merayakan tahun baru secara berlebihan ave.. hanya perubahan waktu saja..seperti hari hari biasa saja bagiku, tak perlu dirayakan dengan istimewa.. bukan adat kebiasaanku soalnya.. jadi aku cuma bersantai di studio, sambil main game dna menyusun rencana mengisi liburan...
    selamat memasuki tahun baru Ave.. semoga tahun ini semuanya lebih baik bagimu..

    BalasHapus
  25. langit nya cerah....senja atau fajar??? apapun warna langit itu semoga secerah harapan di hati kita :)

    BalasHapus
  26. Yap. Demikian juga aku untuk empat-lima tahun terakhir ini. Kadang liburan hanya ingin diisi dengan istirah sejenak.

    Selamat tahun baru, Tante Cici. Sukses untuk ke depannya :-)

    BalasHapus
  27. Meski telat...tetap hanya bisa bergumam...kamu betul sayangku...

    BalasHapus