Rabu, 23 Desember 2009

Catatan dari Balik Dapur Si Tukang Masak

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Bara Pattiradjawane
Saya tak tahu. Sungguh! Mengapa saya bisa mengambil buku ini dan membawanya pulang dari Gramedia? Saya hanya seorang pelancong yang suka makan. Kalau ke kota manapun, saya pasti akan mencari makanan dan bukan menciptakan makanan sendiri. Saya bukan penggemar masak memasak termasuk di dalamnya acara masak memasak yang menampilkan berbagai macam gaya juru masaknya.

Dari awal saya menyukai kegiatan melancong dari kota ke kota tanpa berpikir saya juga dapat mengorbitkan makanan dari kota-kota tersebut tanpa harus terbang ke kota tersebut. Membuatnya sendiri di rumah.

Bara Pattiradjawane, seorang tukang masak yang mungkin tidak asing lagi di layar TV. Pengisi acara "Gula-gula" ini juga berselingkuh ke ranah kepenulisan. Bukan seperti tukang masak lain yang menerbitkan buku penuh dengan resep dari halaman pertama sampai terakhir. Semua buku penuh dengan resep yang berbahan baku apa saja dan disertai cara memasaknya yang dikemas ala presentasi produk kecantikan. (Tsah!)

Bara menulis buku ini bukan seperti yang saya deskripsikan. Bukan penuh dengan resep atau gambar-gambar cara membentuk adonan atau mengaduk-aduk sayuran di wajan. Dia mengemasnya dalam bentuk catatan harian. Renyah dibaca. Seperti ketika Anda membuka lembar kuliner pada koran setiap minggunya.

Ia bercerita banyak tentang hidupnya dalam dunia kuliner. Sedari kecil sampai pengambilan gambar untuk acara "Kick Andy". Sejarah makanan dan becerita tentang kota-kota yang disinggahinya. Singkat cerita: kita bukan sekadar membaca resep, tetapi juga membaca pengalaman hidupnya tersesat di tempat yang penuh dengan perkakas dapur.

Banyak pengetahuan yang dapat diambil dari cerita-cerita yang dibagikan oleh Bara. Kesan meremehkan masyarakat Dataran Tinggi Dieng yang akan kesulitan mendapatkan bahan - bahan chiffon cake yang ternyata juga bisa membuat kue ini jauh sebelum kedatangan Bara. Atau juga nasihat-nasihatnya bagaimana menikmati makanan sesuai dengan jamnya. (Ini lebih kepada saya, pakar kebangetan yang menciptakan breakfast pada jam 12 siang dan dinner pada jam 10 malam).

Dilengkapi juga dengan foto-fotonya dan masakan-masakannya yang benar-benar berseni. Bukan foto-foto cara membuat masakan, mengaduk-aduk daging cincang di wajan, atau cara menghias makanan. (Oh ya, saya adalah orang yang paling tidak peduli dengan hiasan pada makanan karena menurut saya semua makanan pasti dimakan bukan dilihat hiasannya).

Jelas sekali Bara menulis dengan perasaannya. Dengan hatinya. Buktinya adalah ketika orang membaca menjadi ikut hanyut dalam cerita-ceritanya. Terus ketagihan membaca cerita-ceritanya sampai pada satu tujuan: habis tertutup. Bukan tersiksa membaca, tetapi memang candu dibuatnya.

Buku yang membuat banyak hal. Cerita dari kota dan negeri orang, sejarah kuliner dan makanan, cerita dari balik dapur itu sendiri, dan tentunya resep yang bisa menyulap makanan secara mudah.

Pesan Sponsor: Sebenarnya buku ini sudah saya baca dari bulan Oktober lalu tetapi baru sempat ditulis sekarang. Hahaha...

33 komentar:

  1. menunggu buku dari dapur Aveline :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

      Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

      Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

      Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

      Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

      Hapus
  2. Setelah pesan komersial yang akan lewat berikut ini :-))

    BalasHapus
  3. jangan lama-lama yah iklannya, mo tidur neh :p

    BalasHapus
  4. Iklannya sampai nanti siap matang dari dapur saya :-))

    BalasHapus
  5. wah benar2 pembaca buku..
    seep. suka makan tengah malam juga ya ve?



    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    BalasHapus
  6. Mengingat pesan Tantowi Yahya :-)) *lol*
    Kalau terdesak ya mau tak mau makan hahahaha...

    BalasHapus
  7. hahaha terdesak?
    yg ada bukan terdesak ve..
    tp tak kuat membendung cacing2 yg demonstrasi hehehe




    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    BalasHapus
  8. segera meluncur ke toko buku terdekat :))

    BalasHapus
  9. Masih syukur kalau hanya demonstrasi, Mas... Lha? Kalau kerusuhan?
    Hahahaha...

    BalasHapus
  10. Tersedia di toko buku online juga kok :-)
    *bukan promo*

    BalasHapus
  11. So! What? Hahaha...

    *Eh, eh, yang katanya mau tidur? Yang besok bagi raport? :P*

    BalasHapus
  12. sepertinya menarik juga. Sudut pandang yang lain dari seorang koki..lain dr yang lain
    :)

    BalasHapus
  13. Yap, caranya berbagi cerita. Sangat menarik!

    BalasHapus
  14. hidup masak
    hehehe aku suka masak
    kemudian dimakan
    yuuuuk ave mau ???
    kapan neh ave nyusul bara pattiradjawane

    BalasHapus
  15. bahkan sekarangpun sedang menyeruput susu... ;))

    BalasHapus
  16. Dinner tidak tepat pada waktunya :-))

    BalasHapus
  17. mana makanannyaaaaaaaaaaa......laper neh :p

    BalasHapus
  18. Barangkali ada naluri terpendam untuk jadi juru masak yang handal.

    BalasHapus
  19. Belum sempat makan, update status dulu =))

    BalasHapus
  20. Tidak mungkin! Membedakan tepung terigu dengan tepung beras saja tidak mengerti :-))

    BalasHapus
  21. Kalo bedain gula pasir dengan pasir?

    BalasHapus
  22. ulasan menarik ave.. jadi pengen punya *secara bakal kawin sama tukang makan dan keluyuran sekaligus*

    BalasHapus
  23. huwaaaaa...aku seneng banget sama bara klo lagi masak. nggak jaim dan takarannya cuman pake kira2, kagak perlu ditimbang2..trus nggak tau kenapa, dia sama asiknya sama bondan pas wisata kuliner...hidup bara! lho..

    *maap, numpang komen..*

    BalasHapus