Senin, 02 Maret 2009

Apa yang Kalian Tujukan pada Hidup Ini?


"Kehidupan menjadi sangat sulit dan rumit kalau kita membiarkan diri kita berlari terus ke tempat tujuan. Lupa bahwa hari ini, di tempat ini, dengan badan yang ini, plus jumlah rejeki hari ini, juga menghadirkan 'tujuan-tujuan' besar yang tidak kalah menariknya." - Gede Prama

Orang bilang kalau hidup itu harus punya arah, punya tujuan yang baik. Lantas, apa semuanya harus diraih dengan mudah? Saya selalu bertanya pada hidup tentang apa yang hendak saya gapai pada waktu berikutnya. Entah satu menit lagi, satu hari lagi, atau satu tahun lagi.

Saya tak pernah lupa dengan apa yang dikatakan oleh teman saya,"cita-citamu adalah tujuan hidupmu, maka gapailah!" Sejak kecil, saya sudah memiliki beberapa cita-cita, namun beranjak tua, saya semakin sadar bahwa saya adalah orang yang egois. Egois untuk memperebutkan cita-cita itu semua. Saya berjuang mati-matian.

Benar! Saya berjuang mati-matian. Sewaktu SMP, di sekolah saya ada kelas unggulan. Nah, orang lain mungkin tak pernah tertuju untuk masuk ke dalamnya. Tetapi dari ratusan siswa di sana, ada seseorang yang berjuang untuk masuk ke sana. Berjuang agar tak tersingkir dari mereka yang tak sepenuhnya berjuang.

Akhir cerita, sayalah orang itu. Dan saya yang menembus sebuah tiket untuk saya sendiri. Tiket kursi di kelas itu. Kelas eksklusif. Masuk di sana juga saya berjuang mati-matian. Saya mempertahankan semua yang telah saya miliki.

Namun kelamaan, saya disadari oleh lingkungan hidup saya. Saya memang orang egois! Saya ingin merebut semua yang di mata saya dianggap baik. Saya orang yang tak pernah puas. Saya orang otoriter. Saya orang... Saya orang... Saya orang... Masih banyak lain yang membuat saya diam bahwa semua yang ada di mata saya yang baik itu tak perlu direngkuh semua.

Sebagai manusia yang normal dan ingin baik di masa depan, saya pun punya cita-cita. Puluhan cita-cita di otak. Sampai ketika seseorang bertanya pada saya, "Apa cita-citamu kelak di masa depan?" Saya sampai berpikir yang mana yang akan saya utamakan. Semua cita-cita itu adalah tujuan hidup saya. Dan semua saya utamakan.

Semakin bertambah hari, cita-cita itupun semakin berkurang. Saya ingin menjadi seorang ini. Saya ingin menjadi seorang itu. Lalu diikuti kelak saya akan membuat ini. Saya akan membuat itu. Semua adalah tujuan hidup saya nantinya.

Apakah ketika tujuan itu yang saya ambil tergapai, akankah saya menjadi seorang yang bahagia dan puas dengan semua yang telah saya peroleh? Kembali lagi ke cerita saya. Ternyata sampai di kereta, saya malah berjuang mati-matian mempertahankan kursi saya.

"Av, bagaimana tahunmu saat ini?" tanya seorang sahabat.
"Masih merealisasikan proyek-proyek."
"Hah? Masih?"
"Iya. Proyek saya terlalu banyak. Terpaksa saya kayuh satu-satu."

"Apa tujuan hidupmu, Av?"
"Hmmm... apa ya?"
"Lho kok malah balik nanya?"
"Tujuan hidup saya masih terlalu banyak."
"Banyak pijimana toh?"
"Saya ingin ini... Saya ingin itu..."

Sejak saat itu, saya mulai menekan tombol delete untuk tujuan hidup saya yang sama sekali saya tak dapat tempuh atau saya merasa menjadi beban untuk hidup saya. Perlahan, saya mulai menyadari bahwa tujuan hidup saya hanya tersisa lima. Bukan lagi puluhan. Apalagi sampai ratusan. Dan semua yang di mata saya bukan seluruhnya untuk saya ambil menjadi tujuan dan cita-cita di masa depan, melainkan hanya sepercik godaan yang baik bak seekor kutu menari di atas badan kerbau.

"Apa tujuan hidupmu, Av?"
"Sekedar menjadi seorang yang baik. Tetap menjadi seorang yang anti rokok, narkoba, dan global warming. Masih menjadikan kata-kata sebuah perlawanan untuk mereka. Membahagiakan keluarga. Dan karir yang baik."
"Bukan lagi seratus?"
"Hahaha... seratus, Mas? Itu dulu!"
"Yang sembilan puluh lima ke mana?"
"Dihapus dari daftar hidup."

Dengan demikian, tujuan hidup saya bukan menjadikan beban untuk saya melainkan sebuah motivasi pribadi bahwa itulah yang hendak saya gapai ke depannya bukan dengan mati-matian namun dengan benar. Setidaknya di perjalanan ini, ada kebahagiaan yang bisa diambil sebelum semua tujuan tercapai.

Nah, apa yang kalian tujukan pada hidup ini?



Jakarta dalam paginya, 2 Maret 2009

A A - dalam sebuah inisial

50 komentar:

  1. emang lo ego. tapi itu kan ego demi kebaekan.. gw pribadi rasanya gpp klo temen gw kayak gt

    BalasHapus
  2. yang kutunjuka ya hidung biar nampak :P

    BalasHapus
  3. Huahahahaha... lompat dari kasur...
    Senangnya!!! Eh, gimana barangnya Yola? Sudah ketemu?

    BalasHapus
  4. Tuju bukan tunjuk
    Sampeyan gimana toh?

    BalasHapus
  5. hehe.. ga ktemu
    hr ini kykny gw k skul bwt nyari

    BalasHapus
  6. Hilang? Panitia tidak bertanggungjawab

    BalasHapus
  7. gw kan pengen nunjuk,..... :P

    BalasHapus
  8. Nunjuk saya jadi penghulunya
    Huahahahaha... 9 bulan lagi yak? :P

    BalasHapus
  9. SsssssssssssssssssssssssTTTTTT,....

    undangan udah nyampe lum ?

    BalasHapus
  10. Hahaha... ya belom lah...
    Ngirimnya pake surat kawat.

    Ke mana aja ga keliatan?

    BalasHapus
  11. keliling,...
    kemaren seminggu gw jagain monas ,. lu ga mau dateng

    BalasHapus
  12. Wong ga dapet SMSnya
    Ngapain juga jagain monas? Kurang kerjaan

    BalasHapus
  13. Kan pernah ada iklan politik yang bunyinya: "When there ees a wheel, there ees a way!"
    Jadi cari roda dulu, entar pasti ada jalan tuh!

    BalasHapus
  14. Hehehe... Roda yang berputar saja :-)

    BalasHapus
  15. menyelesaikan misi sebagai manusia, memberikan manfaat bagi alam, manusia dan makhluk Tuhan lainnya

    BalasHapus
  16. Sesuai dengan apa yang hendak orang umum gapai :-)

    BalasHapus
  17. begitu saja... karena misi-misi pribadi hanya sebagian kecil dari misi besar itu

    BalasHapus
  18. Seperti pergulatan kata-kata, hanya mengganti kalimat, namun intinya tetap sama

    BalasHapus
  19. tidak ada permainan kata, karena tidak dimaksudkan demikian..
    manusia cuma serpihan kecil di alam semesta ini.. 3/4 misi kecilku sudah selesai...
    1/4 lagi.. sudah tiba di misi besar :)

    BalasHapus
  20. Wah... pasti termasuk misi ke JJF tahun ini :-)
    Selamat!

    BalasHapus
  21. itu bukan misi.. itu buah dari misi yg lain kok..
    bonus dari Tuhan, karena konsistensi menjaga tujuan :)

    BalasHapus
  22. Hehehe... benar-benar membahagiakan
    Welcome to Tribute to Luther Vandros :-)
    Welcome to Jayakarta

    BalasHapus
  23. tidak semua tujuan mudah di capai Av..
    no Pain no Gain .. ( klo gak salah tulis )
    semua butuh pengorbanan dan trkadang rasa sakit.
    Meski kadang jenuh dan ingin menyerah..
    tapi tujuan tetaplah tujuan yg harus dicapai seberapa sulitnya..
    Menjadi lebih baik adl tujuanku dlm hidup .. Amien...

    BalasHapus
  24. Ya semua itu bukan semudah membalikkan telapak tangan.
    Tetapi tidak semua juga yang apa kita lihat itu harus menjadi milik kita
    Ibaratnya ada laki-laki, dia tak akan mungkin menjadi milik 2 wanita ketika dia sadar bahwa dia hanya harus dimiliki satu orang saja

    BalasHapus
  25. menjalani hidup apa adanya, sampai mati

    BalasHapus
  26. Bukankah itu sudah menjadi jalannya bahwa hidup akan berakhir dengan kematian

    BalasHapus
  27. entar aja ya...
    lagi kagak moot nih :D

    BalasHapus
  28. Proses mencari... Proses mendapatkan...

    BalasHapus
  29. Gubraaaaak...
    Waduh... karena hari ini hari Senin ya, Mas? Jadi ga mood? Hehehe...

    BalasHapus
  30. Udah ga zaman. Sekarang mainannya Dinosaurus

    BalasHapus
  31. Hidup adalah seni menikmati hidangan semesta yg tersaji sepanjang jalan asa. Bila lidah telah mampu mengecap semua rasa, tidak akan pernah menjadi persoalan, apakah asa membawa diri di puncak nyata, ataukah sebaliknya.

    BalasHapus
  32. 'wama kholaktu jinni wal insi illa liya'budun'.
    TuHAN tak menciptakan jin dan manusia, kecuali utk beribadah (menyembahNya).
    Jadi, tujuan hidup saya, sbg manusia beriman adalah beribadah kpd Tuhan di setiap napas kehidupan.
    Melakukan sesuatu, jk dilandasi niat ibadah, akan terasa lebih ringan, bukan? ^_^

    BalasHapus
  33. Itu hukum wajib, Mas Suga kalau kita masih mau dianggap umatNya

    BalasHapus
  34. trus, hukum sunnah-nya apa?
    hukum mubahnya?
    hukum makruhnya?
    hukum haramnya?
    :)

    BalasHapus
  35. Rasanya, tujuan hidup kita semua "Berbahagia Dunia dan Akhirat" he...he...

    BalasHapus
  36. Rasanya, tujuan hidup kita semua "Berbahagia Dunia dan Akhirat" he...he...

    BalasHapus
  37. Hahaha... jawaban paling sederhana

    BalasHapus
  38. yola udah ikhlas

    eh... ikhlas bener ga nulisnya?

    BalasHapus
  39. Santai aja lah Ave
    Jangan terlalu ngoyo
    Tapi tetep semangat ^_^

    BalasHapus
  40. Life is a choice
    Ketika kita memilih demikian, itulah yang harus kita perjuangkan

    BalasHapus