Rabu, 25 Maret 2009

Ketika Surat Itu Sampai...

March 24, 2009
Untukmu, adikku



Setelah tiga tahun berpisah dari Indonesiamu, seperti cerita - ceritaku pada suratku yang terdahulu, aku mulai disibukkan dengan hal yang aku sukai di kampung halamanku terdahulu. Kembali aku menjadi musisi dan menjadi seorang pecinta film. Sayangnya hobi kita hampir sama, aku kurang menyukai membaca walau kamu selalu menyarankanku dan memberikanku kutipan - kutipan indah dari buku setiap kali membaca emailmu.

Pada awalnya, aku tahu kekecewaanmu ketika aku harus kembali ke tempatku terdahulu. Betapa besar kekecewaan yang terbesit di hatimu, aku tak pernah tahu. Namun, aku yakin begitu terluka hatimu ketika kamu harus menerima sebuah kenyataan aku harus kembali. Aku memang bukan seorang yang dewasa untuk menerima kenyataan. Kenyataan yang kuceritakan padamu sebelum surat ini sampai.

Namun, ketika aku kembali dan kita beremu lagi lewat dunia maya yang jauh ini, aku semakin merasa dekat padamu. Ingin sekali aku menjumpaimu dan kembali ke Indonesia. Namun aku tak akan kembali seperti kataku. Aku ini seorang laki-laki yang harus bisa mempertanggung jawabkan apa yang aku katakan. Kalau ada kesempatan, aku mau singgah sejenak ke Indonesia, sekedar untuk bertemu denganmu dan temanmu yang juga sering mengirimi aku surat.

Sejak membaca suratmu, aku menjadi begitu hangat bersamamu. Kuanggap kamu sebagai adikku, bukan muridku, juga bukan temanku. Kamu begitu dewasa, bahkan kukatakan kamu lebih dewasa daripada aku.

Betapa girangnya aku ketika suratmu sampai di kotak suratku. Kamu pernah melihat anak kecil yang mendapatkan permen, bukan? Seperti itulah aku ketika suratmu sampai. Aku selalu menduga pasti banyak hal yang akan kamu ceritakan kepadaku. Entah itu studimu, entah itu tentang buku, film, musik, atau yang lainnya.

Oh ya, tahukah kamu? Setiap sajak yang kamu sisipkan di setiap akhir suratmu aku jadikan lagu. Awalnya sekedar keisenganku belaka. Lama-lama aku menjadi tertarik untuk menjadikan setiap sajakmu menjadi lagu. Kadang aku membuka blogmu untuk sekedar mencari apa yang bisa kujadikan lagu. (Aku yakin kamu akan tertawa mendengar suaraku bernyanyi)

Aku begitu berterima kasih atas pemberian lagumu. Itu sangat menyentuhku. Lagumu amatlah membuatku sedikit bangkit dari keterpurukkanku. Seperti katamu, kalau kamu yakin, maka kamu bisa. Aku camkan kata-katamu itu dan kucoba lakukan semampuku. Hasilnya seperti apa yang kuyakini kelak. Aku mulai melupakan masa laluku dan kembali bertanding dengan kenyataan, walau agak berbeda.

Di sini begitu dingin. Kadang cuaca tak menentu. Tidak seperti di Indonesia yang begitu panas. Setelah tiga tahun meninggalkan Indonesia, aku mulai terbiasa dengan tradisi di sini. Aku seperti lahir kembali di sini. Tapi aku tak merasa asing berada di sini. Tak banyak yang berubah sampai sekarang.

Sekarang, aku ingin mendengar ceritamu. Bagaimana hari-harimu? Indahkah? Kuharap demikian. Teruskan keberhasilanmu seperti kamu meyakini aku bahwa aku bisa melawan semua yang telah aku alami selama tahun - tahun lalu.

Adikku, Aveline, berceritalah banyak hal kepadaku. Aku yakin kamu banyak cerita setelah sekian lama kita tidak bercerita tentang keadaan kita masing - masing dalam lintas negara.

Aku merindukanmu...





Your Im

55 komentar:

  1. Hahaha... Admire darimana, toh Om Amir?

    BalasHapus
  2. Wah, novel? Belum sampai di sana ilmunya :P

    BalasHapus
  3. udah donk..udah mumpuni...
    ayo, coba...:)

    BalasHapus
  4. suratnya dibuat dengan perencanaan matang dan tak spontan,hingga bahsanya terasa halus menyapa.

    BalasHapus
  5. Ahaha... nunggu Mas Suga merampungkan novelnya dulu...
    Saya nyusul dan berguru pada Mas Suga

    BalasHapus
  6. Kurasa demikian, dia memang rmaah pada setiap orang. Wajarlah banyak yang merasa kehilangan ketika dia kembali ke kampung halaman

    BalasHapus
  7. Ini suratnya yang kesekian. Dan inilah yang paling kusuka isinya dari dia.
    Pengakuan tulus... Hahaha...

    BalasHapus
  8. suka sama suratnya apa suka sama orangnya..?
    jangan2 jatuh hati... hehehe....

    BalasHapus
  9. ah ternyata...
    hehehe..sapa Av?...
    budak mano?

    BalasHapus
  10. Ternyata kenapa, Om Nino?
    Ndak ado apo-apo... Hahaha...

    BalasHapus
  11. ciee adik..
    aveline adiknya siapa

    BalasHapus
  12. gw cemburu
    kenapa gw ga dikasih lagu
    :p

    BalasHapus
  13. Cemburu itu sehat...
    Maka, cemburulah!
    Hahaha...

    BalasHapus
  14. Hahaha... hanya aku, dia, dan Tuhan yang tahu...

    BalasHapus
  15. he..he..he..
    rasanya ada yang aneh,
    lingkungan pergaulanmu kan orang orang yang melek internet, jika orang yang kamu maksud itu adalah orang yang kenal baik denganmu, seharusnya kalian jadi lebih mudah berkomunikasi, karena sudah pasti orang yg kamu maksud pasti juga melek internet kecuali ia tinggal di padalaman benua afrika :D

    gue curiga, orang misterius itu sebenarnya tidak ada, kalau pun ada berarti orang itu berada di.. :D

    BalasHapus
  16. weh..lagunya apaan dong vlin?? bukan vina panduwinata kan?? SURAT CINTAKU YANG PERTAMA..... hehehhe... *yang gimana tuh lagunya??*

    BalasHapus
  17. kalau di kasih lagu Dian Sastro - Tentang Seseorang..
    cocok tidak ya ?

    BalasHapus
  18. Hehehe juga Mas Utara...

    Rasanya Mas Utara butuh membaca tulisan terakhir dia sebelum penutup, dia juga sadar bahwa sudah begitu lama tidak berkomunikasi dengan saya. Dan rasanya bukan karena dengan hadirnya internet, semua bisa dilakukan dengan internet. Kesibukan acap kali yang melanda juga menjadi masalah untuk hal komunikasi...

    Silahkan curiga, Mas Utara... Selama curiga itu tak dilarang! Hahaha...

    BalasHapus
  19. Surat Cintaku yang kesekian, Jeng
    Hahaha...

    BalasHapus
  20. Hehehe.. yang saya tahu lagu ini dinyanyikan oleh Anda "Bunga", Mas
    TFS banget, Mas

    BalasHapus
  21. cinta.. cinta..
    ga abis-abis
    haha..

    BalasHapus
  22. asyiknya menikmati lagu latar ini....

    BalasHapus
  23. Ga bisa deh... Udah janji sama Astrid mau merancang lampu

    BalasHapus
  24. Hehehe... yap, benar, Om Damuh...
    Bagaimana kabar Bali setelah menyepi sehari?

    BalasHapus
  25. baik dik, duh! dian....gara-gara musik ini jadi gak selesai-selasai baca tulisanmu dik

    Hem..nyepi? asyik dan selalu asyik

    BalasHapus
  26. baru sadar ada dian sastro
    kok ga muter ya lagunya

    BalasHapus
  27. Hahaha... suara lembut Dian Sastro mengganggu rupanya...
    Getok saja Dian, biar sampai teraduh-aduh
    kekekeke...

    BalasHapus
  28. atau, banting aja gelasnya biar pecah

    BalasHapus
  29. Habis hujan, internet sering bermasalah...

    BalasHapus
  30. Sayangnya Dian Sastro hanya punya satu gelas...
    Tak mungkin dipecahkan, nanti dia minum pakai apa?
    Piring? Ah... tak mungkin...
    kekekeke...

    BalasHapus
  31. masih ada sepatu kaca kan??
    wakakaka

    BalasHapus
  32. Lho, masak minum pakai sepatu kaca?
    Hahaha...

    BalasHapus
  33. ha..ha..ha..
    padahal udah di delet, bisa aja kamu nih Av..

    seep deh.. :D

    BalasHapus