Jumat, 20 Maret 2009

1 Batang 9 Nyawa

Aku hanya benda kecil. Benda yang terisi berbagai macam racun yang perlahan membawa orang menuju kematian. Menuju siksaan. Menuju neraka atau surga. Aku bisa membawa orang kepada hal-hal yang seperti itu. Aku adalah iblis. Iblis yang pandai untuk membuat orang menjadi nikmat karena menghisap tubuhku.

Semua orang ingin tahu jutaan kenikmatanku. Seperti orang yang candu akan narkobanya. Seperti pasangan kekasih yang baru pertama merasakan cinta. Atau seperti orang gila yang ingin mencari apa yang diinginkannya.

Padahal mereka tahu, aku adalah iblis.

Sebatang diriku, membawa sembilan nyawa mati sekaligus. Mereka belum tentu menjadi penghisapku. Mereka hanya orang yang lewat. Sekedar lewat dan menyapa di depanku yang hidup dengan merahnya.

Mereka tahu aku adalah iblis. Dan sekali mendekat padaku, mereka candu.

Candu seperti orang gila ketika tak melihatku dan mengisapku. Candu seperti orang sakau. Candu seperti orang yang enggan untuk menjadi dirinya sendiri. Sakau untuk mencariku dan akulah menjadi dewa mereka.

Batang demi batang dihabiskannya. Akupun tertawa tubuh mereka semua rusak. Mereka kuhancurkan dengan mudah. Dengan mengisap diriku sejenak untuk merasakan nikmat yang tiada bandingnya. Nikmat tanpa jangkauan. Dan surga sendiri adalah mereka bertemu denganku.

Hanya sedikit mereka yang benci dan berjuang dari lepasanku. Sisanya tidak! Mereka masih mengisap dan mengisap. Batang demi batang habis dibakar mereka. Asbak-asbak menjadi penuh karena puingku.

Bahkan akupun memiliki tempat di hati mereka sendiri. Aku adalah belahan jiwa mereka. Aku adalah hidup mati mereka. Aku adalah harta mereka yang tiada batasan. Aku punya posisi sendiri di mata mereka. Aku dikhususkan bahkan memiliki daerah sendiri, kota sendiri, dan museum sendiri. Padahal aku adalah iblis.

Pilinlah aku, bakarlah aku, hisaplah aku. Jadikanlah aku tuanmu, bagindamu, raja untuk hidupmu. Walau pada awalnya, aku tak pernah bermaksud menjadi racun untuk tubuhmu. Aku hanya untuk kepentingan ritual sejenak. Untuk penghangat tubuh dan sebagai permen untuk orang dewasa.

Aku sebagai benda yang dapat membuat kalian menjadi kaya sekaligus menjadi miskin. Aku menjadi bahan bisnis untuk mereka. Menjadi bahan untuk menambah kekayaan negeri. Jadi kebanggaan bangsa. Lantas, harusnya aku memang bersombong diri. Aku memuaskan banyak orang dan menjadi tuan atas mereka yang seperti memujaku dan takut untuk kehilanganku.

Dan akulah pembunuh sembilan nyawa. Termasuk mereka yang menghisapku.



Jakarta, 21 Maret 2009 | 14.27
A.A. - dalam sebuah inisial

45 komentar:

  1. wah, kl begitu, di tiap manusia ada brp nyawa' av?
    :)

    BalasHapus
  2. tentang kucing bukan nih Vlin???? kok sembilan nyawa???

    BalasHapus
  3. ada yang terlupa... iblis yang satu ini juga menyelamatkan indonesia dari kebangkrutan..
    ada 1juta pekerja yang bisa terus hidup dengan 1 batang yang dibeli oleh temannya iblis itu :)
    ada ratusan dokter yang tak sepi pasien.. ada ribuan apotik yang terus beroperasi juga

    BalasHapus
  4. uhuuh uhuuukkk....*kena asap rokok nehh*

    BalasHapus
  5. 1 batang mematikan 9 nyawa
    1 nyawa = 1/9 batang
    Hahaha... rumus matematika

    BalasHapus
  6. Tulisan ini belum sepenuhnya sempurna, masih ada yang ingin ditambahkan. Rasanya tak puas hanya menulis sedikit ini.

    Tetapi dialah yang membuat orang menjadi lebih membutuhkan obat, menjadikan dokter sebuah profesi, dan menghambur-hamburkan uang walau semua orang sudah tahu bahwa dia adalah iblis

    BalasHapus
  7. Pantas, tutup mulut dan hidung...
    *jangan jadi yang pasif, Mas Sinyo*

    BalasHapus
  8. Hahaha... suak bagian pertamanya...
    Indonesia adalah surga bagi perokok...
    Setuju dengan dia?

    BalasHapus
  9. Rasa-rasanya semua serdadu berani mati
    Karena alasan itulah, dia mau menjadi serdadu

    BalasHapus
  10. larangan bagi ibu hamil dan menyusui

    BalasHapus
  11. Hahaha... tetapi tetap saja orang Indonesia itu BANDEL

    BalasHapus
  12. Kalo kucing punya berapa nyawa ya?

    BalasHapus
  13. Kira-kira berapa, Om Amir?
    Tergantung cara matinya sih, Om Amir

    BalasHapus
  14. Pantes! Kalo ada orang merokok sering gue ditarik jauh-jauh
    Hahaha..

    BalasHapus
  15. Kalo kena asep rokok, masih bisa mati 8x ya?
    Tapi kalo kelindes mobil, cukup sekali aja!

    BalasHapus
  16. Hahaha...
    Sepertinya begitu, Om Amir...

    BalasHapus
  17. Udah pergi dari rumah ini :)
    Lagi ngenet di Mandala yang sepi menyayat hati
    Lagi apa Ave ?

    BalasHapus
  18. dia adalah inspirasi setiap malam......

    BalasHapus
  19. Lagi berdialog dengan rumus trigonometri...
    Hahaha...
    Nikmatin saja, Mbak

    BalasHapus
  20. kalo anda sayang anak istri, jangan biarkan mereka menjadi korban keasyikan"ku" hueheuheuee...

    BalasHapus
  21. Wow, tulisan Ave semakin menarik saja. Have a nice day ya...

    BalasHapus
  22. kenikmatan dalam isapan yang kau lakukan,telah membawa racun ditubuhku,tapi kenapa tak bisa jauh dari sekitar pecandu rokok?????......

    BalasHapus
  23. Terima kasih, Om Herri...
    Have a nice day too

    BalasHapus
  24. mengena. essay yg memikat, Ve :)

    BalasHapus
  25. untung dah brenti merokok.... :)

    BalasHapus