Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan – angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Duniamu lebih tinggi dari menara katedral
Melintas – lintas di air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukamu
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
Toto Sudarto Bachtiar
Aveline banget...
BalasHapustoto punya gaya khas dalam puisi2nya
BalasHapusini salah satu yang bagus dari toto
puisinya bagus sekali... :)
BalasHapusterimakasih ya..!
kenapa bukan puisismu saja dik....................................
BalasHapusAveline...
BalasHapusHehehe... bukan tulisanku, Om...
BalasHapusIya, Toto memang ada khasnya sendiri dalam berkata - kata
BalasHapusSama - sama Mas Suherman
BalasHapusAku belum bisa berkata - kata dulu, Om
BalasHapusLagi patah tulang kakakakak...
Ada yang ditulis di kertas tapi belum kupost.. Besok deh..
Tante Allya...
BalasHapusbaik deh, daripada posting karya orang tuh....
BalasHapusBukan pembajak kok... hehehhe... aku suka dengan kata - katanya, ingin kusimpan saja untuk draft pribadi...
BalasHapusah kasihanm,,,,,,,,,,,
BalasHapus*sayangnya kita cuma bisa kasihan dan menonton, bukan menolongnya,..........
Cucuk..nenek datang...
BalasHapusIya.. selalu terjadi...
BalasHapusApa nek?
BalasHapuskok ketus amat sih..gak ada kangen-kangennya...
BalasHapusTulangku remuk semua
BalasHapuskenapa? kamu kecelakaaan? atau habis di gebukin?
BalasHapusBaca blogku yang di sebelah
BalasHapusdi sebelah mana cukk.... maaf nenek baru hari ini nemu massage mu...kasih tau dong...
BalasHapus