Jumat, 17 Februari 2012

Perihal: Rahasia




:G



Ada di suatu waktu, kita hanya cukup mengetahui hal-hal yang cukup kita ketahui. Bila ingin tahu yang berlebih pun, kita harus siap dengan rasa sakit dengan rahasia-rahasia yang sebenarnya tak patut kita ketahui. Setiap rasa ingin tahu yang besar harus diikuti dengan persiapan akan rasa kecewa yang sama-sama besar. Tak semua harus kita ketahui dan tak semua harus dipecahkan sebagai hal yang bukan lagi rahasia.

Ada waktunya rahasia hanya perlu bersemayam sebagai rahasia.

Dengan rasa ingin tahuku yang begitu menggebu tentang kamu, aku memang harus siap dengan rasa kecewa yang akan menuntunku kepada seluruh sikapku kemudian hari. Berpura-pura tidak tahu, seakan semua biasa saja. Berpura-pura diam, seakan tak ada yang kusembunyikan. Itulah, mengapa ada kalanya rahasia cukup disimpan menjadi rahasia saja. Tak perlu diketahui orang pada umumnya.

Aku percaya, G.

Setiap orang memiliki masa lalu. Entah masa lalu yang kelam atau yang manis. Seperti langit yang bisa saja mendung tiba-tiba, kemudian cerah kembali atau malah memilih hujan. Setiap waktu, masa itu akan seseorang kenang sendiri. Itu cukup. Tak perlu dibagikan kepada rahasia-rahasia yang perlu ia genapkan untuk diungkap. Dan setiap persoalan di dunia ini hanyalah berdimensi untuk dipecahkan dan dikekalkan di setiap sejarah hidup seseorang.

Hari ini, aku telah cukup belajar mengetahui.

Mengetahui pun memiliki batas. Barangsiapa yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, ia pun harus siap memiliki rasa kecewa yang juga sama besarnya. Tidak semua hal harus kita ketahui.

Dan aku memilih hidup dalam menyimpan setiap rahasiamu. Rahasia kepada waktu. Rahasia kepada masa lalu. Terlanjur sudah kuketahui hal tersebut dan ada pula terlanjur aku berjanji agar membiarkan rahasia itu tetap terjaga seperti janin yang ada di dalam rahim ibu. Membiarkan rahasia itu terjaga seperti gelas yang siap retak untuk mempertahankan air di dalam suhu tertentu.

Tak akan kuungkapkan kepada seorang satu pun kepada mereka yang mengetahui tentang kamu. Biar mereka bersikap sewajarnya, sebagaimana aku bersikap pura-pura tidak tahu apa yang pernah terjadi di masa lalu kepada dirimu. Itu jalan yang kutempuh untuk membahagiakanmu selalu. Membiarkan di waktu yang ternyata semakin sedikit ini, aku bisa melihatmu. Bisa selalu merasakan kedekatan yang tidaklah sedikit orang bisa meraba tentang hal tersebut.

Setiap manusia yang bertumbuh dewasa akan memiliki tabir rahasianya sendiri.

Begitu pula denganku, denganmu. Dengan kita.

Dan ada jalan yang tetap kupilih: menyimpan rahasiamu sebagai rahasia.




Bandung, 18 Februari 2012 | 04.46
A.A. - dalam sebuah inisial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar