Tetapi tidak dengan kedatangannya kini. Dia seperti dahulu, masih memancarkan wajahnya yang anggun sebelum disambar oleh truk itu. Sontak, seketika terkejutlah kota itu dengan kedatangan perempuan yang telah merenggang nyawa di hadapan penduduk kota lalu kembali lagi lima tahun kemudian.
"Perempuan yang setiap sore sering berjalan itu?"
"Iya! Sore tadi kami melihatnya. Dia sedang menaburkan bunga di jalan sewaktu ditabrak oleh truk ternak itu.”
“Lalu ke manakah dia?”
“Tidak tahu. Tak seorangpun berani mendekat kepadanya, apalagi mengikutinya.”
Perempuan senja itu datang lagi, datang lagi. Dan lagi-lagi ia menaburkan bunga di atas jalan yang sama pada kemarin sore. Penduduk mulai bergidik ngeri melihatnya. Perempuan yang setiap kali berjalan senja hari itu datang lagi setelah lima tahun tak tampak lagi.
“Arwahnya belum tenang.”
“Masak lima tahun masih belum tenang?”
“Mungkin saja.”
Di hari ketiga, perempuan senja itu lagi-lagi datang. Namun kini sedikit berbeda. Dia tidak membawa bunga seperti kemarin. Dia membawa sebungkus kecil jeruk nipis dan airnya diperas di atas jalan sebagai pengganti bunga. Kemudian ditinggalkannya sepucuk surat di atas jalanan itu, kemudian dia pergi.
“Rina, aku datang. Aku datang dengan cinta sekaligus dengan benci setelah kuketahui bahwa kita mencintai lelaki yang sama. Aku sedih dengan kematianmu, sekaligus bahagia. Kita sedarah-daging di hadapan lelaki itu. Aku benci kepadamu karena kau rela melacurkan tubuhmu di hadapan lelaki itu. Lelaki yang kini menjadi suamiku.
Saudaramu,
Rani”
Kemudian, tidak ada lagi perempuan sore yang datang. Kota menjadi sunyi seketika.
Support this Flash Fiction at here
weh cinta bujur sangkar... bagus sist..
BalasHapusCinta bujur sangkar? Hahaha... Ini cinta yang miris di tengah jalan :P
BalasHapusKeren..
BalasHapusTerima kasih Mbak Emy
BalasHapusSupport this Flash Fiction @ UWRF: http://flashfiction.ubudwritersfestival.com/2010/08/perempuan-senja/
BalasHapusWow
BalasHapus;-)
BalasHapuswuuuiiihhhh.... sip..sip...
BalasHapusGracias!
BalasHapussekarang ada ya... cinta bujur sangkar.. kalo kemarin sih masih segi tiga..
BalasHapusjgn2 selesai lebaran berubah menjadi cinta trapesium.... hehehehe
kalo komen gini aja.. anak kecil bisa..
BalasHapuspaling2 juga gak di baca postingan ini..
coba Av lo tanya tu tante Merry..kan bingung ngejawabnya.. wkwkwkwkk
wew, bagus sekali. menarik
BalasHapuscinta segitiga.. wew
BalasHapushoror !!
BalasHapusMungkin akan beredar cinta lingkaran
BalasHapusHahaha... Tugasku hanya menulis :D
BalasHapusTrims Pak Welly
BalasHapusBegitulah cinta :P
BalasHapusLha? Saya yang buatnya saja tertawa-tawa :-))
BalasHapusiiih makin horor deh Av ...
BalasHapusAduh, Mabk Rien... Dibaca lagi deh, itu komedi =))
BalasHapushadeeh.. Cinta.. He3.. Keren, av!
BalasHapusTerima kasih Mbak Dee...
BalasHapuswah paling demen baca tulisannya tk kerak telor ne,.. skrg kerak telor pk jeruk nipis tah?
BalasHapusHahaha... Tukang kerak telor sekarang jadi tukang es buah dulu, mumpung bulan puasa :P
BalasHapusihhh... keren... baru baca hi hi hi
BalasHapus