Jumat, 23 April 2010

Buku Kemarin, Buku Hari Ini, Buku Esok, dan Buku Selamanya

"Buku adalah sebuah taman, sebuah kebun buah, sebuah gudang penuh barang, sebuah pesta, seorang teman seperjalanan, seorang penasihat, bahkan sejumlah besar penasihat." - Henry Ward Beecher

Sebenarnya, tanpa kita sadari setiap hari kita pasti melakukan kegiatan membaca. Tidak harus melulu membaca buku. Banyak hal yang dapat kita baca sepanjang hari. Ketika kita mulai membuka mata sampai pada menutup mata, berapa banyak huruf yang sudah Anda baca sepanjang hari? Bayangkan saja, sejak membuka mata kita sudah membaca jam berapa saat kita terbangun. Membuka layar telepon genggam sudah berapa banyak kata yang kita baca? Melintasi perjalanan sudah berapa banyak tulisan yang kita baca?

Hidup manusia memang pada hakikinya tidak dapat jauh dari kegiatan membaca. Mau tidak mau membaca menjadi sebuah kewajiban yang tidak lagi dapat ditolak. Pemerintah sudah menggalakkan kegiatan membaca demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan membaca, kita dapat melihat dunia lebih jauh. Mengeksplorasikan diri secara lebih meluas. Dengan membaca, kita bisa pergi dari satu benua ke benua lainnya tanpa transportasi dan akomodasi. Dengan membaca, kita dapat memutar waktu sebelum kita lahir.

Setiap pagi, ketika saya terbangun dari tidur. Saya selalu bahagia melihat susunan buku yang bertumpuk di atas meja saya. Meja saya memang tidak akan pernah bisa rapi dari yang namanya buku. Pasti berantakan dengan kertas, pena, penggaris, dan buku. Ya, sesekali juga dompet dan telepon genggam. Kemudian saya melirik ke arah langit-langit, rak buku saya mulai terpenuhi buku dan mulai berpikir harus memiliki gudang sendiri untuk buku-buku berikutnya.

Harus saya akui, saya adalah orang yang dulunya rajin berkunjung ke perpustakaan ketika SMP. Selama sebulan, saya bisa melahap sepuluh buku. Nama saya pasti tercantum di dalam "daftar kutubuku terbanyak" pada setiap bulannya. Bukan, bukan saya sombong. Tetapi memang agenda membaca adalah agenda yang tidak dapat dilupakan begitu saja. Sejak kecil, orang tua saya membiasakan anak-anaknya membaca koran setiap hari. Kalau tidak membaca, siap-siap saja kita akan diledek habis-habisan karena tidak mendapatkan berita terbaru apa yang ada kini.

Lama-lama, ledekan itu saya gubris. Saya terbiasa membaca sendiri. Buku-buku di perpustakaan sekolah, buku-buku hasil tukar menukar dengan teman, dan buku-buku hasil dari uang jajan sendiri. 25% dari uang jajan saya pasti akan terbeli buku. Setidaknya satu atau dua buku setiap bulannya. Kadang saya sampai memaksakan diri untuk datang ke pesta-pesta buku demi membeli banyak buku. Kebiasaan saya semakin menjadi ketika saya mengecapkan diri bahwa saya menjadikan membaca bukan sekadar hobi, melainkan bagian dari hidup.

Ketika ada razia, guru saya sudah tahu pasti ada novel atau buku yang tidak menyangkut pelajaran yang ada di tas saya. Pernah seorang guru bertanya kepada saya: "buku apa lagi yang ada di tasmu, Av?" Saya hanya tertawa geli sambil menjawab "buku pelajaran". Padahal ada buku lain tetapi tidak saya masukkan ke dalam tas karena saya sudah tahu akan ada razia pada hari tersebut.

Kini saya mengerti benar apa manfaat membaca. Coba, andaikan saja ketika buku tidak pernah ditulis, apakah kita akan mengenal dunia itu bulat? Ketika buku tidak pernah ditulis, apakah kita akan mengenal cerita Mahabharata dan tahu Kerajaan Sriwijaya pernah ada di tanah Indonesia? Jika buku tak pernah tertulis, darimana kita akan tahu Jupiter adalah planet terbesar di galaksi dan bintang tidak sama dengan planet? Pernahkah kita menyadari apakah kita akan tahu Issac Netwon menemukan ilmu gravitasi hanya dari buah apel yang terjatuh? Buku membawa kita kepada luasnya dunia ini. Merangkumnya menjadi begitu kecil dan kita akan tahu apa masa-masa lalu.

Dengan membaca, saya bisa menghasilkan uang. Seperti yang pernah saya ceritakan di sini, saya bekerja di sebuah penerbitan hanya menjadi seorang pembaca saja. Pembaca kemudian mengomentari isinya. Semenjak saya mendapatkan pekerjaan itu, saya amat menghargai membaca dan menulis. Betapa mudahnya membaca dengan selera dan sulitnya dengan hati. Betapa kita harus siap dicerca ketika tulisan kita harus turun kepada masyarakat.

Karena membaca, saya tahu banyak hal. Karena membaca, saya mengerti banyak hal. Karena membaca, saya mengenal siapa diri saya. Karena membaca, saya mendapatkan banyak hal yang saya inginkan.

Sudah berapa buku yang Anda baca pada tahun ini?

Selamat hari buku sedunia! Kita bertemu di World Book Day Indonesia di Museum Bank Mandiri tanggal 15-16 Mei nanti ya! (Saya akan hadir di sana...)



San Fransisco, 23 April 2010 | 22.00
Jakarta, 24 April 2010 | 08.00
AA. - dalam sebuah inisial

25 komentar:

  1. saya juga senang baca buku,saya bisa baca buku apa saja dalam genre yang berbeda.Sewaktu sekolah,saya paling gemar membaca buku bahasa Indonesia,saya selalu senang membaca cerpen2nya. Saya juga senang membaca buku filsafat, psikologi modern dan beberapa buku rohani. Apa saja bukunya saya suka.

    Tapi entah mengapa,keinginan membaca itu semakin lama semakin berkurang akhir2 ini.Sulit sekali mengatur waktu,menyebabkan mencari waktu kosong dan memilih bacaan yang bagus dan tepat menjadi sulit..Dan menjadi agak malas memabca.
    Ada tips buat saya,ave? Mungkin bisa mengembalikan sedikit saja kegemaran itu... :(

    BalasHapus
  2. Tips umum: tetap paksakan membaca dan nikmati tulisannya.
    Tips khusus: tunggu postingan setelah ini :-)

    Kegemaran kita sepertinya sama, Mbak Marie... Membaca cerpen dari buku Bahasa Indonesia. Kadang menggelitik dan menggemaskan kalau melihat buku cetak Bahasa Indonesia hanya berisi teori yang sebenarnya tak diperlukan. Lebih menikmati cerpennya :-)

    Oh ya, postingan mengenai review buku akan segera saya luncurkan seperti janji saya :-)
    Stay tune! *halagh!*

    BalasHapus
  3. sama say, walau akhir2 ini lbh byk jualan buku drpd mbacanya :)

    BalasHapus
  4. Kalo buku ilmu pengetahuan, gak ada yang masuk kelompok selamanya.
    Kalo terlalu lama ilmunya udah obsolet!

    BalasHapus
  5. Mbak Dedew, laris manis nih dengan diskon :-))
    Ada diskon besar-besaran dari Toko Ibu Bagus dalam rangka WBD? :-))

    BalasHapus
  6. Tergantung juga, Om Amir...
    Ilmu sejarah tidak bisa diubah, kecuali membelokkan sejarah itu lain soal

    BalasHapus
  7. avlin ada undangan world book day di pasar festival kuningan, rasuna said sore ini. Penyelenggara asosiasi penulis ANITA. Mas kurnia effendi dkk...

    BalasHapus
  8. Yap, peluncuran buku Burung Gagak 'kan, Mas Fitrah?
    Saya akan hadir di acara GRI untuk "Menulislah Selagi Muda" di MBM.
    Bertemu di sana ya, Mas! :-))

    BalasHapus
  9. kayaknya saya ga bisa hadir nanti sore. Mataku tiba2 memerah, berair kayaknya kelelahan habis nulis n ngenet semalam n ga tidur smlam baca2 buku n klipingan koran.
    Semoga saya bisa hadir acaranya GRI N sbgian anggotanya dah hadir pada pentas kedaiilalang.mbak sanie b.kuncoro n ida ahdiah.

    So pokoknya semangat bkarya n membaca
    terima kasih

    BalasHapus
  10. Kedai Ilalang akan membangun stan juga di sana?
    Semoga kita bisa bersua di sana, Mas Fitrah. Lekas sembuh

    BalasHapus
  11. weits.... smp sma saya juga masuk dalam pengunjung teratas di perpustakaan, bukan sebagai kutu buku...tetapi tukang bersih bersih karena kena hukuman telat, bolos.... akhirnya terpaksa baca juga dan sempet nyolong beberapa buku favorit hhahahahaha
    ''jangan ditiru dah''

    selamat menulis dan membaca

    BalasHapus
  12. Entah mengapa aku selalu berpikiran untuk menyolong buku perpustakaan, tetapi niat tak pernah kesampaian. Hahaha... antara tega dan tidaknya.

    BalasHapus
  13. Minat membacaku menurun dan pengen memulai lagi untuk membaca buku. Paling baca postingan :)

    BalasHapus
  14. Mulai dari hal-hal sederhana... Ada rencana ke Jakarta?

    BalasHapus
  15. Pada rezim Soeharto, banyak sekali kasus pembelokkan sejarah. Banyak sejarah yang dibuat-buat dan ditutupi.

    BalasHapus
  16. memag bener2 ahli baca..
    mus ga bisa bisa ngikutinnya..



    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    BalasHapus
  17. Saya hanya penggemar dari pembaca itu saja :-)

    BalasHapus
  18. aku mencintaimu karena engkau sungguh menggamit jiwaku
    dikala sepi
    dikala heboh

    kau menyesatkanku di taman
    yang penuh bunga dan buah
    lalu menghantarkanku ke jalan lurus menuju api
    kemudian berbelok menuju langit
    dan terjun ke kedalaman pendengaran multi-semesta...

    buku...

    BalasHapus