Kamis, 25 September 2008

Surat Untuk Ibu

Ibu... kerap kau membaca suratku
Kau pasti sadar kau tak lagi memijakkan kakimu
Pada atas bumi yang terbasahi
Oleh air mata anakmu yang menghantarkan
Jasadmu pada sebuah kedukaan mendalam

Ibu... kerap kau meninggalkanku
Apakah kau pernah tahu
Sedalam apakah luka yang mencabik-cabikku
Dan seberapa sanggupkah aku meninggalkanmu
Pada rute perjalanan hidup kita

Ibu... ketika kau tahu semua akan demikian
Masihkah engkau akan datang ke sana
Sebagai peminta - minta
Hanya untuk satu lembar kertas
Bertuliskan "Dua Puluh Ribu Rupiah"

Ibu... sudahkah kamu menghitung
Berapa banyak tetes air mataku
Harus jatuh untuk menghantarmu
Pada sebuah pemakaman lukaku

Kematianmu...



Mengenang tragedi kemiskinan
Pasuruan 150908

-25 September 2008-

Untuk sebuah kemiskinan yang mematikan

34 komentar:

  1. Aku miskin hati hari ini, Ibu...
    :(

    BalasHapus
  2. Inilah potret kusam tragedi kemiskinan dalam arti sesungguhnya di negeri ini........
    Kemiskinan adalah pergulatan yang tidak mengenal kata menyerah..... menyerah berarti binasa... Kemiskinan telah melumpuhkan sendi2 akal sehat. hanya karena memperebutkan uang sedekah tidak seberapa...

    Sesungguhnya yang terbaik adalah bila zakat itu diantarkan langsung kepada yang berhak, bukan yang berhak datang mengambil zakat, hal ini justru malah "pamer kemiskinan"
    Mari berfikir kritis " Ramadhan jangan dijadikan sarana pamer kemiskinan, apalagi pamer kekayaan "

    BalasHapus
  3. Aku kan anakmu, Ibu...
    Selamat pagi sang mertuaku...
    Sudah bangun rupanya...

    BalasHapus
  4. Sebenarnya, menurutku, pemberian yang paling baik adalah kita tidak memberikannya di depan orang langsung secara umum, kalau perlu memberinya secara diam - diam, dan tidak memberitahukan identitas sang donatur agar sang penerima pun tidak merasakan fasih dalam menerima dan tidak sungkan untuk menerima.

    Toh, jangan jadikan budaya minta - minta atas negeri ini!

    BalasHapus
  5. Ya udah...
    Ntar kalo transfer ke rekeningku jangan woro-woro ya...
    aku tunggu zakatmu hihihihi...

    BalasHapus
  6. Kayaknya aku yang seharusnya menunggu, Om...
    Mau kasih berapa?

    BalasHapus
  7. udah Nak...

    bangun dari tadi cuman malas Ngempi hehe

    Maaf lahir batin ya, Av..
    :D

    BalasHapus
  8. Nak..bagi uangmu 200rb aja buat pengganti zakat itu..
    Ibu lagi rest kantongnya..
    ditunggu skrg..

    BalasHapus
  9. lagi nunggu zakat dari kamu...

    sekalian dong :D

    BalasHapus
  10. tajam menusuk tapi gak bikin semamput hehe.
    Diikutkan ke lomba gagas gak Ve?

    BalasHapus
  11. Kok mertua minta zakat sama menantu?
    Ada apa gerangan?

    Aku cuma punya mangga nih... mau ga?

    BalasHapus
  12. Akh av. aku suka ketika orang menuliskan sesuatu atas nama ibu.

    Gagas bikin iklan PSA. ikutan av..mari bersaing bersama saya hehehee

    BalasHapus
  13. Oh ya, Kang? Kalo nama "bapak" gimana?

    Iklan PSA? Apa itu...
    Maklum hari ini jadwalnya jadi orang udik dan orang katro

    BalasHapus
  14. Bisa juga. tapi saya lebih dalam ke ibu av. ya walopun pernah bikin tulisan buat bapak tapi tetap ibu lebih enjoy.

    bikin print Ad untuk di koran. "what to say"-nya kurangi penggunanan kantong plastik. ya tau kan bahaya plastik. karna plastik tidak bisa mengurai sampe beratus tahun juga. nah bagaimana cara kita menyadarkan setiap orang untuk mengurangi itu. kalo untuk stop kan susah.


    lah emang kemarin kamu pinter? aku ga pernah mikir kamu pinter hahahahahhaa piss ya.

    BalasHapus
  15. Karena orang pinter belum tentu menjadi orang yang berhasil...
    Makanya aku lebih memilih jadi orang yang berhasil dibanding orang pintar

    BalasHapus
  16. orang baik juga belum tentu bener, kalo orang bener pasti baik.

    jadi mau baik apa bener?

    kalo saya seh pilih karena saya pintar jadi berhasil.

    lumrah kan sebagai manusia

    BalasHapus
  17. Baik bin benar...
    Mungkin lebih baik dan benar...

    BalasHapus
  18. Begitu banyak yg telah dikorbankan untukmu ibu....
    Perih dan sakitnya masih terasa...

    BalasHapus
  19. Dan kini harus mati karena selembar kertas bertuliskan dua puluh ribu rupiah

    BalasHapus
  20. mau dunk...
    lumayan buat rujakan...

    *bikinkaki.com*

    BalasHapus
  21. Baik berarti bagus secara relatif di hadapan umat manusia. Sementara benar berarti bagus secara absolut di mata Allah , dalam artian benar-benar menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang....

    BalasHapus
  22. Beli aja sama tukang rujak
    susah-susah amat

    BalasHapus
  23. Maka itu, saya mau jadi orang yang baik dan benar...
    Jadi tak ada yang jelek dan salah

    hehehe...

    BalasHapus
  24. ibu, tak pernah ragu
    sekali waktu dia bertaruh nyawa demi hidup buah hati tercinta
    sekali lagi dia meregang nyawa hanya pada waktunya
    demi hidup... entah siapa

    --kyanya 2 lembar deh dua puluhan ribunya... --

    BalasHapus
  25. Lalu seiring berjalannya waktu, lepaslah menjadi 1 lembar...
    hehehe

    BalasHapus
  26. kalo duitnya makin gede, gue yang dateng deh...
    ibu di rumah aja... duduk manis nonton gosip

    BalasHapus
  27. lagi stres ngerjain tugas nih..
    hihihi

    BalasHapus
  28. Walah... kecil2 ngomongin tugas... emangnya tugas apaan Av...?
    Om bantu mau...?

    BalasHapus
  29. Tugas rahasi -Badan Intelejen-
    Hehehehe... nggak, Om... Tugas untuk laporan..
    Ga usah Om, makasih...

    BalasHapus