: catatan seorang kawan
sila katakan
memang tak dapat kutampik, dan kunafikan
manuskrip itu belumlah usai
harusnya bergegas, lekas
dengan rangkaian peristiwa yang bisa tak terduga
dan bisa sebaliknya
segmen pertama
masih ingat dengan peristiwa apa?
dengan berbuai kepada angin
kepada kelewung
dan kepada alam, semesta, dan galaksi
kau mengajarkan kepada dunia
hal yang didaktis tak selamanya didapat dari bangku sekolah
segmen kedua
ah, kau lupa kamu menuliskan apa?
perlu pula kita mongkok kepada diri sendiri
prestasi dan prestise didapat dengan harga diri
mahal
mahal, sangat mahal
campin pun belumlah cukup
dan tak perlu didapat dengan mengelon
bukankah dunia sudah tua, dewasalah
segmen ketiga
di arena olahjiwa dan olahraga
di dunia, di kefanaan ini
cencawan bisa terasa perih
luka menganga bisa sangat lebar
kaldron sudah membarakan api
api apa yang dapat kau padamkan
dengan jiwa membara, dan tak butuh kamuflase
karena hidup bukanlah fatamorgana, bukan kepura-puraan
bukan khayal, bukan bayangan, apalagi visiun
pada akhirnya
manuskrip hanyalah bersifat dramatis
dan ini sebagai cerminan hidup
bahwa setiap segmen, setiap babak
adalah bagian dari perjalanan yang terpecah
untuk disatukan, dijadikan benang merah
dan ada arti
sebagaimana kau tidak menggurui, tetapi mendidik
Jakarta, 1 Januari 2012 | 20.42
A.A. - dalam sebuah inisial
wah....wah....
BalasHapusini sepertinya bakat sastra....
( cepat sekali merelatekan kata - kata sulit itu dalam untaian kalimat puisi )
salut Mba :)
SABUDI (sastra budaya indonesia)
BalasHapusmari kita jaga bersama!
Semua orang memiliki bakat, tinggal kita memilih untuk mengasah atau membiarkannya begitu saja, Mbak.
BalasHapusSaya pun sama seperti kawan-kawan yang lain: masih belajar dan akan terus belajar.
Terima kasih, Mas. Salam.
Ciri khasmu, Bung. :-)
BalasHapuswuaaaa..
BalasHapusudh ada yg 16 yah? ;d
Kabar baiknya: sudah. :-)
BalasHapuskereeen puisinya
BalasHapusitu bukunya udh bisa didapa dmna, mba? :)
Bukunya? Masih ditulis, Mbak. makanya judulnya manuskrip. :-))
BalasHapusHaturnuhun.
BalasHapusmantab
BalasHapusSodorkan kata-kata sesulit apa pun, pasti langsung kaurangkai jadi puisi indah :)
BalasHapusMatur trengkyuh, Bung! Kau lebih piawai tentunya. :-)
BalasHapusHanya kebetulan, Kak Mei. :-)
BalasHapusave seneng banget ama kata manuskrip? =p
BalasHapusada apanya tuh? hihihi
"...tetapi mendidik"
BalasHapusmantap!
Ada mantan pacar saya. :p
BalasHapusGracias! :-)
BalasHapusSelalu kagum dgn siapapun yg mampu merangkai kata menjadi untaian kalimat yg bukan hanya indah, namun juga bermakna.... :)
BalasHapusaaaaaak
BalasHapus*baru baca*
mari kita tuliskan manuskrip hidup kita, tanpa menggurui, tetapi tetap mendidik,. setidaknya buat diri sendiri yaaa
*ngomong apa sih, Diet?*
hehehehe