Rabu, 24 Februari 2010

Risalah

meratapi kaca tanpa harap
mengorek luka dari pecahan
jalan tak berujung, katanya
sialnya tak bisa kurindukan
bayang tak mengenal engkau
hanya peluh yang tahu jawabnya

telepon semalam membentukku
dari harap penuh asa yang tak dibinasakan
aku percaya
pada waktunya ada pertemuan tak kita duga
dan dari itu juga
rindu yang meletup
meresap dalam degup tiada nafi

pada juganya
ada mimpi yang jualah nyata
kita rasa dan akan kau katakan:
"betapa bermaknanya hidup ini"


Cipularang, 25 Februari 2010
AA - dalam sebuah perjalanan

28 komentar:

  1. suatu saat pertemuan itu mungkin
    meski deru melajukan raga

    BalasHapus
  2. hidup terlalu bermakna untuk diratapi...

    BalasHapus
  3. sederhana ...

    tuink tuink tuink
    nice ave .....

    BalasHapus
  4. hidup penuh makna bila kita pernah mengecapi sengsara dan bahagia Ve

    BalasHapus
  5. mo ke mana??? Bandung yah?? oleh2 yah...hehe ati2 dijalan nak :)

    BalasHapus
  6. Hidup ini hanya selarik dari lingkaran waktu
    Nafas adalah sangat bermakna dikala sempit itu menerjang...

    TC Av....

    BalasHapus
  7. Karena hidup adalah soal kesederhanaan.

    BalasHapus
  8. Itu hanyalah dinamika kehidupan saja :-)

    BalasHapus
  9. Kita terlahir bagai selembar kertas putih, tinggal diisi dengan warna-warninya saja.
    Btw, TC itu apa yah? :-))

    BalasHapus
  10. Ooh... Ampun deh pakai singkatan sagala pisan!

    BalasHapus
  11. wah ave dah mulai merindu.. ahemmm

    BalasHapus
  12. bagus


    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    BalasHapus
  13. dan ada juga perpisahan yang tak kita duga kan Ave :-)

    BalasHapus
  14. perpisahan | pertemuan
    dimana letak batasnya?

    BalasHapus