Kepada Bung Rendra,
Kutuliskan sebuah sajak kepadamu
Seperti balasan jasa dariku
Seorang yang menikmati kata rajutanmu
Meski kutahu kau tak pernah membutuhkannya
Mengharapkannya ataupun memintanya
Apalagi mengemis-ngemis kepadaku
“Tolong, tuliskan sajak untukku!!!”
Tidak, tidak ada dalam sajakmu
Mengemis meminta sajak dariku
Kalau sampai itu terjadi, bagaimana denganku?
Aku yang mengemis, mengharap
Menjadi ada dalam kata
::: Ini tak pernah tercatat oleh sejarah :::
Kepada Bung Rendra,
kutuliskan sebuah sajak
bukan penghantar tidur
bukan cerita bersambung
ataupun secuil cerita pendek
sekadar kau tahu, kau tak dikekang waktu
kau tetap ada, dibasuh oleh waktu
oleh zaman yang akan punah
tapi kita tak akan tahu, tak bisa menjawab
kalau sampai benar kita akan mati
seperti prajurit yang kalah sebelum mengangkat senapan
::: aku hanya bertugas mencatatkannya :::
Kepada Bung Rendra,
kalau sajakmu sampai terbuang
terinjak oleh kaki-kaki yang patut terpatah
kita hisap rokok kita
biarkanlah, tetapi tinta dalam kertas belumlah kering
dia menempel dalam alas sepatu
ketika ia menginjak
sajak-sajakmu mengecap di sepanjang jalan
dan mereka tetap mengingatmu
sebagai satu nama: Rendra!
::: dan itu… siapa yang hendak menghapus? Tak ada! :::
Jakarta, 8 Agustus 2009 | 8.37
Kepada Willibrordus Surendra Broto Rendra
1935-2009
terbanglah wahai burung merak
BalasHapusjauh tinggi awan berarak
Pagi Bang Eko
BalasHapusNgilang ke mana saja?
Bagus Av?
BalasHapusTapi gimana cara ngirimnya?
Apa yang hendak dikirimkan, Om Amir?
BalasHapuskeren, Av
BalasHapusselamat jalan bung Rendra...
kemana-mana bang.. hahaha.. ailop yu fulll
BalasHapusKepada tanah, maka berpulanglah ia...
BalasHapusHahaha... Sahabat karib saling susul menyusul
BalasHapusBang Merak sudah membacanya, semakin senang akan keberadaaannya sekarang, tiada batas ruang dan waktu untuk ke mana saja, tak terkecuali untuk membaca sajak-sajak untuknya, juga sajak ini, Av....
BalasHapusPada akhirnya Merak yang diprediksi manusia tak dapat terbang telah merentangkan sayapnya ke langit luas. Dia telah berangkat menuju kepada keabadian.
BalasHapusamin semuga ALLAH mencucuri Rahmat ke atas rohnya.....insya'allah...satu kehilangan yang besar.....kepada negara dan bangsa....
BalasHapusamin semuga ALLAH mencucuri Rahmat ke atas rohnya.....insya'allah...satu kehilangan yang besar.....kepada negara dan bangsa....
BalasHapusAmin....
BalasHapusTeriring doa tiada henti untuk beliau
msh rendra jg?
BalasHapus1000 org mengantarny k bengkel teater
gile ajbbbbh
Yang penting kotak komennya sudah dibuka :P
BalasHapuspada kehidupan yg kekal ia dapatkan puisi dlm khayalannya..
BalasHapusbahwa impiannya telah tersampaikan kini..
meski tanah tlah kering dan bunga tlah layu...
penziarah akan datang sll di hatinya...
utk'mu Willy ...
Sebuah petualangan waktu sudah dilaluinya
BalasHapusKita penerus, kita penerus
Lho? Ini bisa masuk...
iya y\iyaaaaaa
BalasHapusskrg bs komen
bsk dttp lg
wkwkwkwkwkwkw
Tergantung mood dan niat membaca komentar... Hahaha...
BalasHapusngak berubh jg y
BalasHapuswkwkwkkw
Aveline tetaplah Aveline
BalasHapusTak ada yang mengubahnya selain dirinya sendiri!
huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
BalasHapusnevi ol
Cfc nyok!
BalasHapusdrtd kale
BalasHapusYa ya ya..
BalasHapusSelamat jalan WS Rendra..
BalasHapusmeninggal sangat indah...di hari yang penuh malaikat pula^_^
BalasHapussetujaaah ....
BalasHapussip..aku mou nulis tp lum ketemu yg pas..
BalasHapusKita masih 'kan terus menulis panflet?
BalasHapusBerbahagialah dari tiada kepada tiada, berbahagialah dalam ketiadaan
BalasHapusHahaha...
BalasHapus*Cheers!!!*
Ayo Pak Yudhie :-)
BalasHapusGOODBYE ...
BalasHapusbang rendra
damai bersamamu di alam yang abadi dan lebih indah
Masih kurajut panflet untuknya...
BalasHapuspena yg tumpah, membasahi masa
BalasHapustak kan hilang, walau dibasuh berulang
Dan Rendra... nyawanya masih ada, terselip dalam bait-bait sajaknya...
BalasHapusHmmm... great poem. Aku juga suka Rendra, tapi tak kuasa membuat ouisi untuk menggambarkan keagungan karya2 dan inspirasinya. Bagus banget.
BalasHapusoh ya wah bagus donk
BalasHapusRaga boleh terkubur, jiwa... selalu ada dalam baitnya.
BalasHapusHahaha...
BalasHapusye malah ketawa
BalasHapus