Jumat, 28 Januari 2011

Pagi di Ciumbeuleuit

cuma matahari yang tahu bagaimana rasanya sendiri
memberi tanpa pernah bisa menerima
tersakiti tanpa bisa membalasnya
kemudian tetap menjadi seorang yang setia

cuma angin pagi yang tahu bagaimana memberi
menghembuskan setiap bulir kehidupan
memberikan mesra pagi yang setia
dan tak seorang yang menyadari, tak pamrih padanya

cuma awan yang tahu bagaimana berhias diri
membangunkan orang-orang kota
menyibukkan kembali semua kegiatan
keringat siap berpeluh di bawah riasannya

pagi ini, ciumbeuluit
yang kuratapi dengan penuh mesra
dicumbu angin yang hilir mudik
dan aku tak lagi menjadi kosong

pagi ini, lampu-lampu kota tak menyala
kegiatannya harus berhenti
sampai senja kembali menjemput
biarlah ia tetap menjadi setia dalam kesukaran yang ada

pagi ini, ciumbeuleuit
masih hening, kosong, dan tak banyak hal yang berubah
mungkin aku harus lekas pergi
terlalu malas untuk menjadi hari-hari

hari ini

 

Unpar, 29 Januari 2011 | 7.36
A.A. - dalam sebuah inisial

11 komentar: