Minggu, 15 April 2012

Perihal: Menunggu Pagi

G,
Begitulah keseharianku: menunggu pagi. Pagi yang utuh bagiku adalah pagi dengan matahari yang ada di langit, dingin yang menusuk-nusuk, dan embun yang masih bersandar mesra di dedaunan. Pagiku sempurna karena setangkup roti dan secangkir kopi tersedia lagi. Pagiku manis karena suara burung yang membangunkanku dengan perlahan. Pagiku indah karena aku bangun kembali untuk menunaikan tugas yang tak pernah usai. Aku tak lantas mengeluh, bukan keinginanku pula untuk hal itu.

Menunggu pagi adalah menunggu dengan baik, mengajarkan sabar kepadaku sampai tiba waktunya.



Bandung, 16 April 2012 | 04.18
A.A. - dalam sebuah inisial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar