Kamis, 04 November 2010

Cerita Tentang Kehilangan

Jakarta, 4 November 2010

Tak lagi dapat kupungkiri bahwa aku memang kehilanganmu. Kehilanganmu memang seperti kehilangan matahari di mana aku tak menemukan cahaya yang dapat melepaskan kegulitaan daripadaku. Meski semua hari berlari begitu cepat, melepaskanmu untuk pergi berlalu meninggalkanku seperti angin. Ia berhembus datang, bermain-main sedetik, kemudian pergi lagi. Walau sekuat apapun kita melawan, toh pada akhirnya kita juga harus menerima.

Bahwa kita tak akan pernah menemukan perjumpaan tanpa adanya perpisahan, seperti juga kelahiran tanpa adanya kematian. Jugalah seperti kata orang Jepang bahwa semua harus seimbang seperti Yin dan Yang. Mau sepeti apa kita melawan, toh kita juga akan kembali mengikuti arus. Percaya atau tidak, buktikan saja.

Malam ini aku kehilanganmu. Betapa jujurnya aku bukan? Ini bukan hal yang mudah untuk diterima tetapi mudah untuk kau mengerti bagaimana aku mendapatkan bahagia selama ini.

Mungkin hari ini aku bahagia, tapi semu. Tapi apakah aku menyadarinya? Aku tak tahu juga. Aku sendiri masih larut dalam kehilanganmu, di mana letak kebahagiaanku tertambat dalam jatimu.




20.44
A.A.- dalam sebuah inisial

20 komentar:

  1. menjadi pertamax...
    wah perlu bantuan tim SAR nie Sist.. tak bantuin nyari..
    semoga dapat gantinya...

    BalasHapus
  2. *matahari terbit datang...
    tetep smangaD , Ave.. hehehe..=)

    BalasHapus
  3. semoga dapat gantinya yang lebih baik. Keep fight !

    BalasHapus
  4. ying dan yang itu bukannya cina hehe

    BalasHapus
  5. jgn smp pupus harapan ya mbk, badai pasti berlalu.....

    BalasHapus
  6. aku bahagia karena kau tak ada dalam adaku...

    BalasHapus
  7. Like it Ave :-)

    Ini hanya tulisan kan ? Bukan dirimu sendiri yang kehilangan kan ?

    BalasHapus