Senin, 07 September 2009

Buah Maja untuk Sang Patih

Aku benar-benar kasihan dengan Gajah Mada. Sekian lama dia berjuang, memberontak terhadap berbagai macam kerajaan dengan upayanya menyatukan nusantara malah kandas di ujung jalan dengan kegagalannya untuk merebut Sunda. Bahkan sampai kini, Sunda dan Jawa masih sulit untuk disatukan. Walaupun sudah diberikan nama Indonesia, dalam keberagamannya, kita masih sulit menyatu.

"Aku ingin memberikan buah Maja untuk Gajah Mada."
"Apa? Sudah gila kau?!"
"Tidak! Aku ingin menghadiahkannya. Begitu malang nasibnya sampai akhir hayatnya."
"Aih, benar-benar gila kau ini!"

Aku memetik beberapa Maja yang begitu pahit dan sepat. Memasukkannya ke dalam saku celanaku. Aku mengingat Dyah Pitaloka yang akan dipinang oleh Prabu Hayamwuruk dan Gajah Mada berkumandang bahwa Dyah Pitaloka adalah penyerahan utuh dari Kerajaan Sunda. Seandainya Hayamwuruk tahu, utusannya pernah jatuh cinta kepada Dyah Pitaloka.

Kalau saja Gajah Mada tak punya pemikiran menyatukan nusantara, mungkin Dyah Pitaloka tak akan mati bunuh diri dan Hayamwuruk akan hidup bahagia dengannya. Namun kalau Gajah Mada tak punya pemikiran dan bersumpah tak akan memakan Maja, aku tak akan pernah singgah ke makamnya untuk memberikan buah Maja kepadanya.

"Patih, ini untukmu... Hadiah untuk Patih yang tak pernah menyerah."

Beberapa butir buah Maja kuletakkan di atas makamnya. Entahlah benar atau tidak itu makamnya, namun aku sudah membulatkan janji menghadiahkannya buah Maja sebagai apresiasi atas lambang kebijaksanaan dan kesetiaannya sampai akhir hayat. Termasuk mengecap pahitnya buah Maja.

"Selamat menikmati, Patih!"





Jakarta, 7 September 2009 | 20.13

35 komentar:

  1. bukannya palapa yang gak akan dimakannya :P
    makanya sumpahnya sumpah amukti palapa.. bukan sumpah maja...

    BalasHapus
  2. hmmm...kisah si patih ini selalu beralwanan kubu sunda dan jawa...entah yg satu jadi hero yg satu jadi musuh...

    gmnpun juga....dia tetep patih yg hebat...
    karena berani bersumpah hebat^_^

    BalasHapus
  3. Menurut beberapa buku, Gajah Mada tidak akan memakan buah Maja. Beberapa waktu lalu saya juga mempertanyakan buah apa yang tidak akan dimakan oleh GM.

    BalasHapus
  4. Seandainya GM tak pernah bersumpah...

    BalasHapus
  5. yah...gak da novel2 tebal berceritakan sumpahnya dong...
    juga mungkin gk ada dyah pitaloka di sampingnya^_^

    BalasHapus
  6. Termasuk Langit Kresna H. kah? Kurasa demikian...
    Buah Maja atau Buah Palapa?

    BalasHapus
  7. huaa....bang langit nuLis novel super duper panjang...800halaman lebih.
    yg gajah madanya blm baca...baru baca yg ken arok...itupun gk abis...

    ini dari bang langit kah?

    BalasHapus
  8. sebagai orang jawa...saya juga benci..benci...benciiii...pada orang sunda...

    Eh, tapi biasanya kl hilang kebencian, akan berganti cinta,..yah semoga saja demikian :)

    BalasHapus
  9. kalo aku disuruh sumpah gak makan buah maja.. mau banget.
    kalo palapa itu enak.. makanya dia gak mau makan enak sebelum sumpahnya tercapai.
    seperti orang cina yang sedang berusaha berhemat dalam berdagang... hanya makan nasi dan teri saja.
    ............
    buah maja itu serupa jeruk (katanya jeruk gerenuk), yang dimakan oleh pendukung raden wijaya saat babat alas untuk mendirikan kerajaan baru.
    karena rasanya pahit dilepehin semua. majapahit lah nama kerajaan itu.

    BalasHapus
  10. napa emang bencinya... benci = benar-benar cinta
    sekeranjang parcel buah-buahan aja deh dari saia boeat patih gajahmada :)

    BalasHapus
  11. satu dalam Cinta ? apakah sulit juga Av ?

    :)

    BalasHapus
  12. GM terdiri kalau tak salah ada empat edisi. Aku suka bukunya yang Perang Bubat.
    Serasa bernyawa ketika beliau menceritakannya.

    BalasHapus
  13. Nanti menikahlah dengan orang Sunda, maka hilanglah rasa benci Anda... Hahaha...

    BalasHapus
  14. Asal usul Majapahit memang dari nama buah ini. Di sekitar kerajaan itu banyak buah Maja yang rasanya pahit, maka disebutlah kerajaan yang didirikan Raden Wijaya itu dengan nama Majapahit.

    BalasHapus
  15. Aku sedang belajar jatuh cinta, Mbak Rien =))

    BalasHapus
  16. gak usah belajar Av ... karena alam sudah mengajarkan pada kita ...

    uhuuui ....

    BalasHapus
  17. Bukannya Mbak Rien yang mengajarkan saya?

    BalasHapus
  18. Nusantara patutnya bangga memilikinya.

    BalasHapus
  19. Gadjah mada, patut ditiru oleh kita semua......

    BalasHapus
  20. Kini, patutnya engkau menjadi seorang Gajah Mada...

    BalasHapus
  21. bumi adalah makamnya, dimanapun jadi tak berarti. Udara adalah nafasnya, dimanamun kita dapat merasakannya. Ruhnya berkelana pepati semesta bersama jiwa besarnya. DAN...hanya dengan kesadaran semua itu dapat dirasakan.

    ...bumi gemeretak, sebuah makam tersibak, sejuntai tangan menggapai diantara geretak bumi membelah, hanya untuk gapai buah maja di atas pusara....

    Minta majanya dong!

    BalasHapus