Berbicara tentang firasat, yang tercetus di pikiraan setiap orang adalah bayang-bayang yang buruk akan terjadi. Atau firasat yang nyata secara fisik, dialek berbicara, dan tingkah laku. Bisa juga dengan mimpi.
Firasat. Apa itu sebenarnya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), firasat adalah:
1 keadaan yg dirasakan (diketahui) akan terjadi sesudah melihat gelagat: rupanya dia sudah mendapat -- bahwa tidak lama lagi polisi akan membekuknya; 2 kecakapan mengetahui (meramalkan) sesuatu dng melihat keadaan (muka dsb): menurut -- ku, ia adalah orang yg bijaksana; 3 pengetahuan tt tanda-tanda pd badan (tangan dsb) untuk mengetahui tabiat (untung malang dsb) orang: setengah orang percaya benar kpd ilmu --; 4 keadaan muka (mata, bibir, dsb) yg dihubung-hubungkan dng tabiat orangnya (untuk mengetahui tabiat orang): menilik -- nya orang itu keras hati sebab rambutnya tebal dan kaku
Firasat bisa disalurkan dengan berbagai cara, salah satunya mimpi dan tingkah laku.
Mungkin saya adalah orang yang tidak bisa membaca pertanda sesuatu alias firasat. Atau saya adalah orang yang cuek terhadap pertanda-pertanda yang mendekat pada hidup saya. Atau satu kemungkinan lagi adalah saya tidak percaya dengan firasat. Atau saya tidak mengerti apa itu firasat.
Ketika anggota keluarga saya ada yang meninggal, sebelumnya ada beberapa pertanda yang ditunjukkan secara nyata. Misalnya, ketika paman saya yang biasanya tidak pernah menegur saya, beberapa hari sebelum 'kepergiannya', justru paman saya memanggil saya. Saya hanya tanggapi dengan kewajaran dan biasa saja. Tak ada rasa curiga tentang 'kepergiannya'. Lalu beberapa hari kemudian, paman saya tersebut berpulang.
Atau yang baru saya alami hari ini. Kemarin saya masih menjumpainya dalam keadaan sehat. Ya... sehat. Beliau adalah supir antar jemput saya. Saya memanggilnya "Oom". Sebenarnya saya bisa berangkat tanpa dia, orang tua saya memberikan kelegawaan untuk hal-hal tersebut. Saya boleh menggunakan supir pribadi, saya boleh naik kendaraan umum, atau sebagainya.
Entah apa yang bisa membuat saya menjadi ikut antar jemputnya. Mungkin agar saya bisa berbicara dengan teman-teman saya selama di perjalanan. Mungkin itu sudah menjadi kebiasaan sejak saya masuk ke bangku sekolah. Atau supaya saya bisa mengerjakan tugas dengan menyalin dari teman yang sekendaraan.
Harus saya akui, beliau memang orang yang amat baik. Sabar. Dan beliau menganggap kami -saya dan teman-teman saya sekendaraan- sebagai anaknya sendiri. (Adakah seorang supir yang menganggap demikian selain dirinya?) Mungkin kalau saya dan teman-teman saya mendengar hal itu, mungkin akan mengucapkan sesuatu yang bisa jadi tak berkenan di hatinya. Tapi secara tidak langsung, saya merasakannya.
Saya tak mengerti dengan apa yang diperbuatnya akhir-akhir ini. Saya memang merasa ada sesuatu yang aneh. Saya tidak menanggapi bahwa itu adalah suatu pertanda. Suatu firasat.
Sampai pada subuh tadi, saya menerima telepon dari teman saya. Orang yang saya panggil "Oom.." itu telah tiada.
Tentang Kehilangan
Mengapa saya menjadikan firasat dan kehilangan menjadi satu? Karena ini adalah sebuah hal yang amat identik.
Beberapa bulan sebelumnya, salah seorang teman saya mengajak saya agar tak perlu memakai jasa pengantaran Oom itu lagi. Untungnya, saya menolak.
Sampai hari ini, sebuah rasa... tercipta dengan ajaibnya.
Biasanya, ketika pagi menjelang, sebuah mobil diesel sudah berada di depan rumah saya. Hari ini tak ada. Ketika saya duduk di dalam kendaraan, saya tak lagi duduk di sebelah orang yang saya panggil Oom itu. Ketika saya pulang, kini saya dan teman-teman duduk di kendaraan umum.
Rasa kehilangan. Itulah yang saya dan teman-teman alami.
Terutama teman saya, dia bahkan sampai berujar pada saya. "Baru terasa kini tidak ada yang seperti kemarin." atau "Rasanya ada yang aneh dan mengganjal."
Memang dengan firasat akan mengalir rasa kehilangan. Dan rasa kehilangan itu baru tercipta ketika kita mulai merasa ada sesuatu yang hilang dan tak akan kembali. Serta, barulah kita merasa kehilangan ketika kita mengerti dan memahami sesuatu telah berakhir.
Catatan ini ditulis untuk saya sendiri
Jakarta, dalam senja yang menjelang
Hari kedelapan di tahun 2008
Aveline Agrippina T.
very nice artikel Ave....
BalasHapusturut berduka, semoga Omnya diampuni segala dosa dan kesalahannya..
dan mudah mudahan orang orang yang di tinggalkannya senantiasa dilindung Tuhan Yang Maha Kuasa..
amiin
Saya meyakini sekali Mas Utara bahwa ada tempat yang paling istimewa untuknya yang diberikan oleh Tuhan.
BalasHapusMungkin catatan ini ditulis agar saya tetap mengingat bahwa masih ada orang yang pernah baik kepada saya...
Terima kasih Mas Utara...
sama sama...
BalasHapuskadang kita baru menghargai dan merasakan jasa dan kebaiikan orang atau betapa besar jasanya ketika ia telah pergi.. tetapi ketika masih hidup, ia cuma orang biasa yang mengerjakan tugas dan kewajibannya
gw kaget bgt tau pas lo nelpon pagi tadi...
BalasHapusgw lgsg sempoyongan, hdp memang ga tau ya kapan waktunya
Benar Mas Utara...
BalasHapusSeperti yang saya katakan di penutup tulisan ini, kadang kita merasakan kehilangan ketika seseorang telah mengakhiri segalanya... Dan kata orang bijak, penyesalan tak pernah datang duluan..
semoga si oom,................................. :(
BalasHapusGimana gue yang nerima telepon pertama kali?
BalasHapusKadang gue tak bisa membaca sebuah firasat...
Ya... I believe...
BalasHapusslm ini lo aja yang negatif thinking dg hidup lo
BalasHapusbyk yg baik karena lo baik
yang utama itu adalah sebenarnya....
BalasHapuskita bisa lebih baik dari yang telah memberikan kita hikmah, minimal seperti om itu..
kewajiban yang dikerjakan dengan keikhlasan...
mungkin saat ini kisa cuma sekedar melepas kewajiban, belum dengan keikhlasan...
krn lo aneh dan cuek
BalasHapusuntung lo sadar sendiri dg tulisan lo
nah iklhas itu yang susah,............................
BalasHapuskadang keiklasan disalah artikan jadi pasrah,...................
Katanya mau pergi, kok masih online?
BalasHapusJangan nulis ginian ah... jadi malu :P
Kenyataan adalah hal yang ada seperti saat ini. Dan realita kadang tak bisa disalah artikan untuk semua hal. Memang kita tak mengerti apa itu, tetapi ada maknanya...
BalasHapusBegitulah sobat...
BalasHapusBenar... Menterjemahkan keikhlasan itu gampang gampang susah...
BalasHapuscatatannya boleh donk dibagi ma pembacanya....hehe
BalasHapusturut berduka denganmu.. tapi firasat dan kehilangan? hmm.. tidak cukup identik, tapi sering berhubungan mungkin. aku pernah punya firasat bahwa aku akan dapat rezeki besar dengan banyaknya permintaan bantuan dana... dan hasilnya, aku dapat kerjaan yang menghasilkan duit sebanyak yang diminta... hehehehe...
BalasHapusfirasat dan kebahagiaan, firasat dan pertemuan, juga berdekatan kok
Terbuka untuk umum... hehehe
BalasHapusEdisi berikutnya... hehehe...
BalasHapusMemang banyak identika firasat itu... Segeralah akan kutulis untuk catatan berikutnya...
wah dik lukisan itu kok bisa mirip dengan yang om buat ya, gambar om lama banget udah membuatnya, tapi ada bedanya juga..cuma polanya mirip....
BalasHapuskenapa av?
BalasHapusAku boleh ambil dari Bang Google, Om Damuh...
BalasHapusDan rasanya itu bukan dari blog Om Damuh...
Kalo benar itu gambar Om Damuh, makasih ya, Om Damuh... hehehe...
Maaf gambarnya kuculik tanpa izin..
Entahlah...
BalasHapusRasanya semakin malas untuk hadir di MP. (Delete account?)
Hahahaha =))
hehehe bukan,
BalasHapuscuma mau bilang, gambarnya kok bisa mirip gitu ya??? terutama pola/posisi sosok itu
padahal om buatnya juga menghayal gitu, buatnya pake tangan kiri waktu itu
Om Damuh kidal?
BalasHapushahaha eh si agrripzzzzzzzzzzz masih demam yak?
BalasHapuslama banget dia :D
hemmm
gak dik, bukan kidal, tapi suka melatih tangan kiri untuk menulis, melukis, main pong-pong, bulutangkis...dan ya gitu deh
BalasHapushehehehe..
ini salah satu ulah itu di SINI
Sepertinya dia lagi ikut perang...
BalasHapusAku tak ditelepon sama dia :-((
Kalau tak salah, ada istilah ketika seseorang bisa menggunakan tangan kiri dan tangan kanan untuk melakukan segala aktivitasnya dengan sama seperti menulis dan menggambar...
BalasHapushem....apa ya??
BalasHapus:-)
BalasHapusTemanku ada yang bisa menulis dengan tangan kiri, kalau lelah dia bisa berganti ke tangan kanan
BalasHapusKadang aku tertawa... unik! Apa ya istilahnya? Aku cari dulu, Om Damuh
Hehuehuehuehue...
BalasHapusistilahnya kanan kiri oke tuh,
BalasHapusKedal :D:D:D
semoga dia baik baik saja ya... amien,
BalasHapusi miss her bertubi-tubi :D
Tapi bukan "KADAL" kan?
BalasHapusHehehehe...
Kalo sama aku?
BalasHapusidem dah ;)
BalasHapusups, pamit ah..
BalasHapusnice week end ya girl...
*padahal datang ga permisi* hehee
Ya... Om Damuh...
BalasHapusIstilahnya: ambidextrous
Don't miss me ya...
BalasHapus:P
bukan dinosaurus kan???
BalasHapuskakaka
makasi dik
Dia sudah punah sebelum ambidextrous lahir
BalasHapushahahaha...
Ya... memang waktunya pulang kerja...
BalasHapusSelamat naik bus!
be strong whatever u done
BalasHapusturut berduka cita ya Av
semoga si om mendapat tempat yang terbaik. Amien
Bisa buat cari duit tuh Av!
BalasHapusCepet pasang iklan di TV yang bunyinya: "REG spasi FIRASAT" kirim ke 1234.
Yes... I will
BalasHapusBtw, MP error yak? Kok jadi lemot bin ga update sih?
Hahaha... penyakit masyarakat...
BalasHapusada temen main bola saya, Dicky Firasat.
BalasHapusHueheuheuehue....
BalasHapusIkut duka cita ya Av.......
BalasHapusPertanda itu sebenarnya memang ada, hanya baru menyadarinya setelah 'kejadian' dan kita baru mengerti itulah 'sang Firasat', but ya sudahlah.... berlatih saja membaca hal-hal yang tidak biasa lalu perhatikan setelahnya, lambat laun intuisimu akan bekerja dengan baik...........
Mungkin ini pertanda juga dari Tuhan, bahwa mulai sekarang Av harus naik angkot..... :)
ikut berduka cita cuk, semoga arwah almarhum di terima disisi Allah SWT dan keluarga yang di tinggalkan di beri ketabahan dan kesehatan. Amin....
BalasHapusYa... benar Tante Birru. Firasat memang sulit diterjemahkan.
BalasHapusAmin. Makasih, nek!
BalasHapusTulisan yang bagus Ave. Memang kenangan yang baik tentang orang-orang yang kita cintai akan dapat menjadi "pengetahuan dan pengalaman" yang berharga bagi diri kita, bahkan bagi orang lain.
BalasHapusTFS.
besok gmn?
BalasHapuskatanya mau pos baru?
BalasHapusSama-sama Om Herri... Senang telah berbagi..
BalasHapusPersetan dengan semua itu!
BalasHapusDi Facebook aja... Jangan di sini ahhhh...
BalasHapusguestbook mu di buka nape
BalasHapusEmang nape?
BalasHapusya biar bisa cuap2 disana lah
BalasHapusCuap cuap... dum...dum...dum... cuap... cuap...
BalasHapushahahaha