ketika aku terjaga hingga pagi menjelang
dan hujan mulai memecah kaca
bunyinya mengalun lembut
mendatangiku sambil berkejaran
menghantar ucapan 'selamat pagi'
menyisipkan embun
jariku mulai menempel di jendela
tergoreslah garis lurus
tak lama garis itu tak terbentuk lagi
kugores lagi
kugores lagi
kugores lagi
kugores lagi
kugores lagi
sampai mentari mulai datang
kumasih menggores
dan tinta di jendela itu hilang
embun pagi tak lagi menampakkan wajahnya
Pagi ini
22012009-Aveline Agrippina T.
di pagi bermain dengan embun
gimana mau lihat embun pagi, wong tumbuh tumbuhan udah susah hidup di lingkungan kita :D
BalasHapusKadang ego yang mendominasi global warming itu... Percaya atau tidak
BalasHapusga heran klu terlambat tadi
BalasHapusmain dl sih
Agh kapan lagi bisa temuimu
BalasHapusBersama sapa pagi menyapu
Kapan ujudmu utuh merindu untukku
Bila ternyata Aveline selalu bersamamu
Embun... udah tak lagi seakrab lalu kini.
Hmmm...
*pengin cepet pagi*
Gue mainnya di mobil, dodol!!!
BalasHapusBenar...
BalasHapusEmbun seperti menjadi pengkhianat
Dia malah berlari dan berlari
Ketika kita ingin menyentuhnya
*Ingin cepat ..... *
Padahal kamu tahu,
BalasHapusembun telah berusaha keras
demi untuk menyelamatkan dirinya
Bukan pengkhianat tapi embun tak punya daya
ketika panas matahari lebih awal datang
menghisap darahnya.
*Mentari kesiangan*
embun.
BalasHapuskekasih daun2...
mengayun pagi melangkah mentari
tiadakah yg mendengar alunannya.
dalam derak ranting patah senja?
nice poem
BalasHapusSalah satu puisi yang ada "embun"nya:
BalasHapusKetika kau terbangun bersama matahari dan embun pagi
Jangan kau sesali burung-burung yang berkicau
atau alam di sekelilingmu yang diliput kabut.......
.......................................................................
Kalau ingin lengkapnya, silakan menonton film Pengantin Remaja yang dibintangi Sophan Sopian dan Widyawati he...he...
syair ini bagiku sangat mengesankan. mengapa? Karena bermain dengan simbol dan metafor yang kaya akan penafsiran, meskipun kadang orang yang menulisnya tidak bermaksud memberi makna pada sesuatu hal. Tetapi menurutku, syair ini berkata banyak tentang makna kehidupan. Pertama, hidup itu seperti embun pagi yang muncul begitu saja di jendela kaca, tanpa dia memintanya untuk menempel di jendela dan kemudian menghilang di ketika di serap panas mentari pagi ataupun dibawa tetesan air hujan menuju bumi. Kalau mau dikaitkan dengan hidup manusia, hidup kita pun seperti embun pagi yang muncul sebentar di atas muka bumi tanpa kita minta, kemudian ditarik dari panggung kehidupan tanpa meminta persetujuan dari kita. Tragis memang, kehidupan yang tidak pernah kita kehendaki yang dianugerahkan kepada kita kemudian diambil begitu saja secara sewenang-wanang dari tangan kita entah oleh karena penyakit, perang, bencana alam dan lain-lain. Dalam sekejap hidup yang ada ditangan kita direnggut begitu saja. Jadi, sesungguhnya sama seperti embun pagi, hidup kita sesungguhnya begitu rapuh. Lalu apakah makna hidup kita yang sementara ini? Kedua, manusia hanyalah hiasan pada kaca jendela sama seperti embun pagi. Manusia hanyalah embun pagi di atas kaca yang siap ditulisi oleh jari-jari pengalaman dan peristiwa hidup sehari-hari. Karena itu, manusia menjadi berarti ketika dia bisa membuat orang lain dan alam semesta ini menjadi bahagia dengan sekedar menyiapkan diri untuk dipakai demi kebahagiaan sesama. Ketiga, seperti embun yang "lepas bebas", setiap orang ditantang untuk tidak terikat dengan ruang dan waktu serta barang-barang yang mengisi ruang dan waktu. Seperti embun yang menempel di kaca dan kemudian hilang, manusia pun diundang untuk berani fleksibel dalam hidup ini. Fleksibilitas ini penting ketika harus berhadapan dengan kenyataan hidup yang selalu "tidak tertebak" alias di luar perhitungan manusiawi kita.
BalasHapusItulah point-point insipratif yang kurefleksikan dari syairmu ini. Terima kasih....tingkatkan terus abstaksi atas kenyataan hidup sehari-hari melalui refleksivitas....semua hal itu bermkna ketika mampu direfleksikan dalam hidup.
Ya.. aku tahu untuk hal itu
BalasHapusTetapi aku selalu berpikir embun berkhianat
Saat aku tak butuh kehadirannya, malah datang
Ketika aku ingin melihatnya, tak ada kunjungan sama sekali
*Cuaca mulai ikut berkhianat*
Ranting patah?
BalasHapusApa yang dia junjung dalam mencari
Ketika embun tak menetes
Dan cahaya mulai menyelimutinya
Masihkah dia rela menanti tiap tetesnya
Thanks
BalasHapusHahaha... film jadoel sekali. Tetapi kadang menarik untuk menyaksikannya. Hehehe...
BalasHapusHehehe... komentarnya lebih panjang dibanding post-nya. Terima kasih banyak Frater Marcel untuk share-nya dan penerapannya. Pencapaian manusia yang kadang hanya ingin mencapai kesempurnaan harus diperjuangkan, tetapi semua itu kadang hanya sebatas mulut yang disangkai. Sisanya adalah keputusasaan dan menghilangkan harapan untuk pribadinya sendiri.
BalasHapusTerima kasih Frater Marcell untuk poin inspiratif-nya. Salam
aku datang........
BalasHapusSelamat datang, Om Damuh Bening
BalasHapusselmatmalam avelin....
BalasHapusmewujudku dalam malam
meluruhku dalam jelang siang
mewujud bersama dingin dan sepi
meluruh dalam balutan sang mentari
ada dan tiada
Selamat Malam Om Damuh Bening
BalasHapusSenandung dalam keheningan
Membawa jati diri mengangkasa
Iringan mereka di sisi jalan
Menjadi graviti tersendiri yang hidup
antara ada dan tiada
semua itu ada ketika kita percaya
puisinya makin bagus saja av...
BalasHapuskeep writing..........
Terima kasih, Om Nino...
BalasHapusKeep writing too
ayo ikut lomba puisi Green Valentine pooon... simak postingannya Om Ferry Herlambang.
BalasHapusAku ga punya potensi untuk membuat puisi hahahaha
BalasHapusmerendah aja nih...
BalasHapuskabbuur
mumpung masih pergi, mau ngacau
BalasHapusfs udah dikacauin tinggal multiply yang belom
BalasHapuswahahaha paling dixmxin kena marah
BalasHapuspuassss
BalasHapusHahaha... kalau realitanya begitu, bagaimana teman?
BalasHapusSebenarnya gue udah pulang dari tadi, tapi belum ke MP lagi
BalasHapusPuassss sekali!!!
BalasHapushati kita mudahan2 tidak sebeku es untuk menyambut panggilannya
BalasHapusBenar Mas Zafan, diharapkan memang demikian adanya
BalasHapusbsk rapat, ketua
BalasHapusUdah dapat SMS kok dari Pak YZ
BalasHapusMadah itu semacam apa sih, mbak ave?
BalasHapusSy pernah dger lagu yg jdulnya Madah Rasul.
Madah itu seperti kata yang disusun untuk sesuatu yang ingin dituju, biasanya dipakai untuk syair...
BalasHapusTerima kasih, Mas Lalu telah singgah
kalo njempol caranya gimana yah?
BalasHapus