Saya selalu bertanya pada semuanya termasuk diri saya: "Mengapa manusia hanya mencari uang dan uang? Kadang mereka sampai lupa diri bahwa mereka bisa saja mendewakan uang dibanding dengan Tuhan."
Pagi ini... hanya itu saja yang ingin saya pertanyakan. Ada yang bisa bantu jawab?
(Sudah ada beberapa dugaan mengenai jawabannya. Hehehe...)
Untuk sebuah percakapan kita di pagi ini, Bu....
BalasHapusayo kenapa???
BalasHapusKok malah balik nanya, Om Damuh...
BalasHapuskekekekek............
HS kemarin bagus, Om Damuh... kok diganti?
seperti aku bilang, karena badan kita masih butuh hidup untuk menjalankan pesan Tuhan. Kalo ada yang sampai lupa diri, itu karena keblinger dengan uang. Bukannya dia mengendalikan uang malah dia yang dikendalikan oleh uang.
BalasHapusKalo sampai lupa dengan Tuhan dan lebih mendewakan uang, bagaimana?
BalasHapus*Butuh tanggapan...
*) Jawaban terduga...
HS sebelum ini????
BalasHapuscuma iseng doang menggantinya dik, kurang kerjaan, hahahahaaa
Kalo dilihat dari jauh, malah seperti tas tangan wanita yang baru ini...
BalasHapusHahahaha....
Apa kabar, Om Damuh? Apa kabar, Bali?
itu mah setan
BalasHapushahahaha sekali-kali tampil hombreng gak apa-apak kan???
BalasHapusKabar baik dik. denganmu???
sungguh banyak diantara kita yg telah menjadikan uang sbg bahasa kalbu, hingga segala sesuatu ia nilai dr sudut uang.... melihat orang lain, kawan dan sodara pun dr ukuran ini... menyedihkan...
BalasHapusHarus dijampi-jampi
BalasHapusahahahaha...... ALAM SONG'S :"Ada mbah dukuuuun....."
Tapi jangan terlalu lama untuk berhombreng... nanti malah jadi gambreng
BalasHapusHahahaha......
Kabar selalu saja baik dari hari kemarin......
Itulah yang menyedihkan, Om Unggul. Menilai sesuatu dengan uang. Semua dianggap mudah dengan adanya uang. Mengapa harus ada uang kalau akan terjadi demikian?
BalasHapushahaha...dan kemudian di humpimpa!!!!
BalasHapusKalo tinggal berdua, hanya butuh suten alias gam suit...
BalasHapusHahaha... masih inget saja toh, Om Damuh...
jawaban klisenya: karena manusia serakah, tidak pernah puas dalam hidup ini....sehingga dikontrol oleh libido untuk "memiliki sebanyak-banyaknya atau dalam bahsa Eric From "To Have more" dan bukannya "to be more." Padahal makna terdalam hidup ini adalah "Beeing more" dan bukan "Having more."
BalasHapuspotingan bagus untuk menjajak pendapat orang sekaligus ajang tukar pikiran...
Mungkin lebih mengarah pada hukum ekonomi: Manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang telah didapatkannya. Kadang kita suka bicara "aku bersyukur" tetapi hanya sampai di ujung lidah saja, belum sampai ke hati.
BalasHapusTerima kasih tanggapannya, Frater...
manusia tidak pernah puas karena terlalu banyak keinginannya..
BalasHapusHukum ekonomi dong...
BalasHapusHahaha...
apakah itu terkait dengan Hukum Gosen I? akan tetapi, pada hukum gosen ii, dikatakatakan bahwa "suatu ketika manusia akan mencapai titik jenuh dengan apa yang telah didapatkannya." kenyataannya, tidaklah demikian adanya...
BalasHapusjadi, menurut saya, faktor ekonomis bukanlah penentunya....yang menentukan adalah faktor psikologis dan keteguhan iman (sudut pandangku sebagai seorang religius hehehe)
BalasHapusMenurut saya, manusia memang tidak akan pernah puas selama hidupnya. Pasti ada saja yang dia inginkan. Kepuasan total akan juga menjadi turun ketika seseorang menjadi jenuh lalu mencari sesuatu yang lain.
BalasHapusjangan mudah ditarik ke hukum ekonomi, coz berbiara soal hasrat dan keinginan, maka yang terkait langsung adalah unsur psikologis..
BalasHapusTetapi unsur psikologis juga harus diimbangi dengan unsur ekonomi.
BalasHapusContoh: Si A ingin membeli sebuah mobil dengan harga 150 juta. Tetapi hanya ada uang sebesar 100 juta. Butuh waktu untuk mendapatkan akan apa yang dia inginkan.
Mencari jalan terbaik untuk kebutuhan yang lebih utama juga diperlukan. Keinginan juga perlu batasan.
karena itu, ada seorang filsuf yang mengatakan bahwa "keinginan/hasrat/ libido manusia itu tidaklah terbatas, sedangkan pemuas keinginan manusia ini bersifat terbatas. Lalu? Agar dapat memenuhi keinginan manusia yang tidak terbatas ini, maka pemuasnya haruslah yang tidak terbatas. Apakah itu atau tepatnya siapakah itu? Tidak lain dan tidak bukan Dia yang tidakterbatas oleh ruang dan waktu, yang oleh berbagai agama disebut dengan berbagai nama: Allah, Tuhan, Yesus Kristus, Yang Tertinggi, dll." Jadi, hanya Tuhan yang sifatnya tidak terbatas-lah yang mampu memenuhi hasrat manusia 'yang tidak terbatas."
BalasHapusMungkin lebih mengarah kepada "Belajar bersyukur dan menikmati Kasih Tuhan."
BalasHapusRealitanya: Pemuas selalu terbatas...
BalasHapusDalam Iman Katolik, lebih mengarah kepada TRINITAS. Mungkin saya rasa cukup untuk tiga pernyataan mengenai Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus dibanding dengan kita memperbanyak panggilan, toh Trinitas telah mencakup keseluruhannya. (I think...)
BalasHapusNah, untuk sampai pada pertimbangan ekonomis yang bijaksana alias efisiensi dan efektif, butuh juga kematangan psikologis.."jika prinsip: saya membeli maka saya ada, menjadi sebuah habitus atau cara berada, maka manusia dikontrol nafsu untuk membeli segala sesuatu. akan tetapi, jika orangnya matang secara psikospiritual, maka dia akan membeli jika "butuh" (need) bukan karena "ingin" (want). ada seorang ibu yang aku liat ke mall, membeli segala sesuatu yang menurutnya indah, kren, gaul, funky, bergengsi, padahal menurut saya semua yang dibelinya itu rasanya tidak terlalu penting. Akibatnya, apa yang dibeli tidak ada gunanya, semua hanya dijadikan pajangan di rumah..sebenarnya aku ngarasa lucu, jika memasuki rumah orang dan di lemari ruang tamu berisikan cangkir2 atau barang2 lain yang hanya berfungsi sebagai pajangan...mungkin untuk menunjukan diri sebagai "the new have." padahal menurutku, semuanya itu irasional alias gak masuk akal, cangkir kog dibeli untuk hanya dijadikan sebagai pajangan... dipakai buat nyimpan minum keg...sory jadi koment terpanjang hehehe
BalasHapusMenjadi teringat dengan Homili Rm. Rudi, OMI: "Mensyukuri itu susah sekali!"
BalasHapusKadang mengontrol nafsu dunia itu sulit, lebih banyak godaan. Melihat sesuatu yang bagus dan unik rasanya menjadi ingin memilikinya, apalagi sampai dipicu dengan rasa iri, semakin menjadi manusia ingin memilikinya.
Hal biasa untuk ibu-ibu. (Apalagi jika hidup di Ibukota, cabai diawetkan alkohol saja dianggap menarik)
BalasHapushahahahaa
BalasHapusbagiku, sperti yang avelina katakan: berjuang setiap saat untuk bersykur kepada Dia yang telah memberikan segalanya susuatu kepda saya....meski hal itu berat..tetapi jika sudah menjadi kebiasaan, maka lama-lama jadi karakter kita...makanya kebiasaan menciptakan rutinitas, runtinitas menciptakan kebutuhan, kebutuhan menciptkan karakter...jika kita punya kebiasaan bangun pagi langsung bersyukur atas nafas kehidupan dan hari baru yang Tuhan anugerahkan, lama-lama itu menjadi rutinitas, lalu menjadi kebutuhan (rasanya ada yang kurang jika bangun tidur, tanpa mengucap syukur), setelah jadi kebutuhan..kita akan dikenal orang sebagai pribadi yang tahu bersyukur (jadilah sifat tahu bersyukur menjadi karakter kita)...wah ngmong duit, kog ujung2nya kotbah....(pasti Avelina bilang: dasar frater,..dimana2 sempat2in buat kotbah)....moga gak membosankan aja membaca komentku..
BalasHapusBisa jadi seperti tips berlari dari jeratan narkoba. Pembentukan karakter itu memang sulit tetapi jika dibiasakan terus menerus akan terbiasa juga pada akhirnya. Seperti ketika kita berangkat Misa setiap Minggu diawali atas dasar "terpaksa", lama kelamaan juga akan menjadi bekal rohani yang baik pada masa-masa berikutnya.
BalasHapusTerima kasih banyak telah berbagi, Frater....
karena itu, hanya Dia yang tidak terbatas-lah yang dapat memuaskan hasrat hati kita yang taktebatas. hal ini mengingatkan saya pada doa Santo Agustinus: "Tuhan jiwaku tidak akan tenang, sebelum beristirahat dalam damai-Mu." setelah pertualangannya yang lama dan pencariannya yang panjang untuk menemukan makna hidup yang terdalam (sampai2 kumpul kebo dengan seorang wanita dan mempunyai satu anak, Adiodatus namanya), ia akhirnya menemukan bahwa hanya Tuhan-lah yang dapat menjadi jawaban akhir dari hasrat hatinya yang terdalam. Karena itu, ia rela meninggalkan segala sesuatu dan hanya mengabdi Tuhan di sepanjang hidupnya sebagai seorang imam dan uskup..
BalasHapusMakanya aku kagak kasih komentar!
BalasHapusMembuat saya tertarik akan Doa St. Fransiskus Asisi, bagaimana dia berharap untuk pikiran, perkataan, dan perbuatannya tidak menjadi sombong dan angkuh, tetapi semakin dekat kepada Tuhan sebagaimana baiknya.
BalasHapusLha? Ini bukan komentar?
BalasHapusHahahaha.....
komputer bener langsung post ya?
BalasHapusbe de we ini post gara2 duitnya abis buat benerin komputernya yang meleduk ya...
hahaha...
Ke rumah gue dong... Bantuin buat rapiin buku.
BalasHapusHahahaha...........
Uang bukan segala-galanya...
BalasHapusTapi... segala-galanya butuh uang...
Bahkan ke kamar kecil saja butuh uang.
BalasHapusHahaha....
lo sendirian di rumah
BalasHapusYap... buruan!
BalasHapusAde gue jadi lho tes di P7 dan BHK, gue puazzzzz!!!
penting?
BalasHapusBANGET!!!
BalasHapusAda ilmu peletnya kali Av itu uang...
BalasHapusato kali ajah uang lebih cantikdari istri simpanannya hahahhaa... ;)
Happy week end girl...
Ehm... kemaren ada yang ngebet tuh mau ke KUA...
BalasHapusSiapa yak?
Emangnya udah weekend sekarang?
BalasHapushahaha siapa, Av?
BalasHapushmmm perlu siap2 kado lagi neh... hehehe... kamu kali Av, yang mo KuA...;))
ini hari senin yak :D
BalasHapusBelum siap... Belum siap, Ibu Mertua...
BalasHapusHahahaha
Ga tau... di kalender cuma ditulis waktu makan siang
BalasHapushmmm, siapin dulu gih... *Asyiik ga jadi search kado :)) *
BalasHapusKalo dah siap bilang-bilang yak ;))
siang dah kamu makan???
BalasHapusBilang? Bilang? Bilang?
BalasHapusUntuk apa bilang kalo ada bilangan?
Sejak kapan siang bisa dimakan?
BalasHapus*nyengir*
BalasHapus:D
yaaaaaaah sejak siang beraroma keju
BalasHapusSejak malam hanya pahit yang berkelu
Sejak pagi tak lagi bermandikan segelas susu hihihiiii
Dan... menanti dengan pilu
BalasHapusMenatap gelas tanpa isi susu
Diam sendiri dalam bisu
Tak bercengkrama tanpa lesu
walah, larinya yang dibutuhkan juga uang itu lagi av, buat beli susu,
BalasHapussupaya ga jadi lesu pula ;))
cari tempat yang ga butuh uang aja,................. yang masih menggunkan sistem barter,..
BalasHapusmisal 1 truk kelapa di tukar ama 2 ekor kambing
2 ekor kambing di tukar ama 1 AV,................... setuju ?
Ah... pengen minum MILO
BalasHapus1 AV ditukar sama 10 JO
BalasHapusitu juga pake duit :P
BalasHapusehm,.......................... jo just one
BalasHapusWong boleh minta sama tetangga
BalasHapusAv only ONE, not TWO
BalasHapusav ada di mana mana,...............
BalasHapushalah rebutan opo toh,
BalasHapusbenernya aku tuh ga ikut2an deh kayakna
*nyengir*
eh kamu setuju ga kalo sistem barter ?
BalasHapus1 av di barter 2 ekor kambing ?
Itu ISU
BalasHapusItu BOHONG
BalasHapusItu GOSIP
BalasHapusho ho ho ho
BalasHapusAll are the truth,...............when your believe that,.............................
hehehehe, ga mau ah, kasian anak satu doank mo dibarterin ;))
BalasHapusgelas satu av, dah di belain ;))
huehuehuehue kamus Av..........
BalasHapusSEPET.... Bahasa apa itu?
BalasHapusMinta dibogem mertua tuh, Bu....
BalasHapusArtinya Semua adalah kejujuran, ketika kamu mempercayainya
BalasHapusItu kan tulisan di YM!!!!
tau tuh status ya sapah yah,.............. dirikuh jugah lupah,.............. :P
BalasHapusMertua kali???
BalasHapusi'm invis always :P
BalasHapusOr BUSY
BalasHapusiya karene ...."unyil kucing!!!"
BalasHapuswakakakakaa
Tinggal main petak umpet...
BalasHapushahahaha
mas Damuh.... :D
BalasHapussore...
hehehehe...trus pak orag daang ...."cepek boss"
BalasHapusButuh Guestbook?
BalasHapusBingo...
BalasHapushehehee
apaan itu yak :D
BalasHapusHahahaha... lalu "capeeeek boss"
BalasHapusSekarang mainnya DINOSAURUS
BalasHapusBukan BINGO
Masak mantu disamain sama KAMBING????
BalasHapuswew, seru... it's not my mind not i means :-"
BalasHapusya udah duduk dulu dong pak!
BalasHapushahahahah
Sepertinya mertua ikhlas kalo mantu disamain kambing
BalasHapusWakakakak... keburu kalah, Om Damuh...
BalasHapus:(( guling2... bawa kapak
BalasHapushehehehe
BalasHapusKomen ke 101
BalasHapusKomen ke 102
BalasHapuskomen 103
BalasHapus104 sekarang
BalasHapusdan 105
BalasHapus106
BalasHapushahahha ayo..terus itung......................
BalasHapus108 - Pencari nomor telepon
BalasHapusah saya tak ikutan komentar deh. ikut baca aja :D
BalasHapusBoleh... boleh...
BalasHapusada satu perintah Tuhan juga soalnya...kita di suruh bersedekah.
BalasHapusLah kalo gak ada uang ?? pake daon ?
:-))
Karena Tuhan udah tau kalo duit udah diciptakan...
BalasHapusMakanya sedekah disuruh pake duit, bukan daon lagi
=))
bagi uangnya dong!!!...bwat jajan hari minggu neeeh!!!
BalasHapusLo kate gue ada duit?
BalasHapusOiiiii... sms gue ga lo bales buuuuuuuuuuuuu
uang? ada yang bilang money is not everything but everything needs money.
BalasHapusaku sendiri cenderung berpikir bahwa orang yang medewakan uang adalah orang yang masih menganggap uang sebagai ikan -- sebagai target, tujuan: kalau gak dapat kecewa sekaligus kelaparan. idealnya manusia menganggap uang sebagai pancing aja, sebagai sarana mencapai sesuatu: kalau gak dapat pancingnya masih bisa dibawa kekolam lain nyari ikan lain.
nyambung gak seeeeh...
*aku mau uaaaang ha ha
Aku mau uang... dan membawa uang
BalasHapusSEGUDANG!!!!