
Bagaimana kasih ibu sepanjang jalan? Apa ukurannya? Saya pernah bertanya kepada nenek saya mengenai hal ini. Mengapa kasih ibu sepanjang jalan? Apakah tidak ada yang lain sebagai dasar ukuran? Hanya sepanjang jalan sajakah? Nenek saya menjawab sangat mudah: karena kasih seorang ibu itu tidak ada batasannya.
Sejenak saya berpikir benarkah tiada batasannya jika diukur dengan acuan jalan? Dengan mengandung, tergopoh-gopoh berjalan dengan perut yang semakin besar, semakin menua, bisa diukur dengan jalan. Melahirkan, menyusui, dan menjaga sampai anak itu bisa melepaskan diri dari ibunya. Menjaga ketika sakit, mengajarkan, dan memberi makan. Menjadi teman curhat, teman perjalanan, teman suka dan duka. Banyak hal yang ibu berikan kepada seorang anak tetapi hanya diukur dengan sepanjang jalan. Lantas, jalan yang manakah yang menjadi pondasi ukuran tersebut?
Sewaktu SD, guru saya pernah menyinggung hal ini. Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Guru saya mendeskripsikan kasih ibu itu seperti jalan tol, terus mengalir tiada henti. Saya sempat protes kepada beliau: "Pak, jalan tol juga macet, Pak!" Balasannya adalah: "macet itu ketika ibumu sakit atau sedang bersedih." Baiklah, persepsi itu saya terima. Kemudian beliau membentangkan mistar 30 sentimeter dan berkata: "nak, kasih anak itu sepanjang galah. Galah itu sepanjang ini!" Saya hanya diam dan berpikir saja mengenai jalan dan galah itu.
Semenjak saat itu, saya tak pernah menerima bahwa kasih ibu itu sepanjang jalan. Saya tidak pernah setuju dengan pepatah itu. Mana bisa kita menyatakan kasih ibu itu sepanjang jalan? Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah: apa balasan anak kepada ibunya sehingga bisa diukur sepanjang galah?
Kembali lagi kepada nenek saya. Saya bertanya mengapa hanya sepanjang galah. Apakah tidak ada yang lebih panjang atau lebih pendek lagi? Jawabannya: karena galah itu benda yang pendek, kadang kedua ujungnya bisa dipegang oleh satu orang. Lho, bukannya masih banyak benda yang bisa semacam itu? Lalu, memang tidak sepanjang jalankah? Bukannya mereka juga tidak pernah dituntut untuk dilahirkan?
Abraham Lincoln sebagai anak pernah menulis:
I remember my mother's prayers and they have always followed me. They have clung to me all my life. (Saya mengingat doa-doa ibu saya dan doa itu selalu mengikuti saya. Doa-doa itu melekat kepada saya sepanjang hidup saya)
Apakah ibu bahagia ketika kasihnya diukur hanya dengan jalan? Apakah ibu puas kasihnya hanya sepanjang jalan? Apakah ibu senang kasihnya sebatas jalan semata? Apakah anak bangga kasihnya sepanjang galah? Apakah anak merasa lega kasihnya yang diberikan hanya sebatas galah?
Uang bisa dinilai, harta bisa diukur. Sekaya apapun ibu kita, semiskin apapun ibu kita. Material bisa dijumlahkan, dikurangi, dikali, dan dibagi. Bagaimana dengan kasih? Apa ukuran dasar untuk sebuah kasih sehingga Abraham Lincoln bisa menulis demikian?
Banyak pertanyaan di dalam benak saya. Saya tidak pernah mengamini bahwa kasih ibu sepanjang jalan. Saya tidak pernah setuju dan saya acap kali memberontak dengan keadaan itu. Kasih itu soal rasa, soal hati. Kalau diukur seperti jalan, seperti galah, saya tak akan pernah mampu mengukurnya. Kasih ibu itu tidak sepanjang jalan dan kasih anak itu tidak sepanjang galah.
Saya mengukurnya dengan rasa, bukan dengan satuan semacam itu. Kasih ibu yang saya rasakan selama saya hidup itu tidak ada batasannya. Tidak terdefinisi. Tidak terhingga. Dan kasih yang saya balaskan kepada ibu saya adalah kasih yang tidak ada bedanya dengan isapan jempol semata. Itulah yang membuat saya tetap bertahan mengapa kasih anak itu bukan sepanjang galah, ketika saya merasa kasih saya sudah di seberang galah, saya merasa: cukup. Dan itu tidaklah cukup untuk membahagiakan seorang ibu. Ibu yang pernah ada di dunia ini. Ibu yang tak pernah menuntut banyak dari anaknya. Ibu yang menilai semua hal secara: gratis. Ibu yang paling saya muliakan di dunia.
Selamat pagi! Selamat hari ibu!
Jakarta, 22 Desember 2009 | 7.39
The mother is everything - she is our consolation in sorrow, our hope in misery, and our strength in weakness. She is the source of love, mercy, sympathy, and forgiveness. He who loses his mother loses a pure soul who blesses and guards him constantly. - Kahlil Gibran
met hari ibu ave. Mg ibunya sehat selalu
BalasHapusgood post :) good morning and happy mom's day .
BalasHapusSelamat hari ibu, Mbak Nana... Lekaslah menjadi ibu... Hahaha... :-))
BalasHapusHappy mother's day, Mbak Marie :-)
BalasHapusSelamey hari ibu :)
BalasHapussepanjang jalan kehidupan
BalasHapus:)
Lekaslah menjadi ibu, Mbak Nur :-)
BalasHapusLebih romansa :-)
BalasHapus:)
BalasHapusnice Aveline.......
Apakah ibu bahagia ketika kasihnya diukur hanya dengan jalan? Apakah ibu puas kasihnya hanya sepanjang jalan? Apakah ibu senang kasihnya sebatas jalan semata? Apakah anak bangga kasihnya sepanjang galah? Apakah anak merasa lega kasihnya yang diberikan hanya sebatas galah?
BalasHapussuka kalimat ini
kadang aku juga bertanya - tanya seperti itu
jadiin status fb ah buat renungan
boleh ya??
Ayo, Mbak Laras!!! Cepatlah menjadi ibu... Hahaha...
BalasHapusSelamat hari (calon) ibu...
Silahkan Mbak Hani, dengan senang hati :-)
BalasHapushahahaha....baru kali ini Aveline memanggil nama saya Mba Larass :D
BalasHapusdoain ajah Ave, kalau perlu carikan!! hehehehehehe *ngareeeeeeeeppp*
Oh ya, Mbak Laras? Coba cari di postingan saya, sudah pernah! Hahahaha...
BalasHapusMau tipe seperti apa? Seperti saya? :P
duh hari ibu ya... kasih ibu sepanjang masa...
BalasHapusDan tidak sepanjang jalan :-)
BalasHapushahahaha yoyoyoyo.....
BalasHapushmmm seperti Ave?? cool dan maskulin?? waduh bisa mati kedinginan saya hehehehehe
yang baik ajah Ave, mo nerima apa adanya saya *halah kek beneran ajah*
Tsah! Bukan saya banget :P
BalasHapusIbu, adalah kosakata cinta paling indah yg pernah ada.
BalasHapushuuuaahahahahahaha...........kau ini, perlu diragukan :p
BalasHapushmmmm kok gak sekolah yah??
kemarin hari minggu saya ada di WTC Serpong loh, seharian penuh :)
BalasHapus*nungguin Aveline tapi gak ada jawaban*
mommy... T_T
BalasHapushmm... galak jg ya tulisannya :-)
BalasHapusbg saya sndiri, ibu (dan jg ayah) adalah wakil Tuhan di dunia, jd bs diartikan sndiri apa dan bagaimana ttg org tua dan saya
Ibu bagi saya adalah kasih tiada akhir, bagai refrain yg tiada henti, bahkan ketika kita sdh tdk hidup
Kata yang tidak bisa dihapus zaman.
BalasHapusHahaha... Silahkan diragukan, tapi jangan meragu :P
BalasHapusDuh! Sabtu Minggu dihabiskan di wilayah kebon yang berpanen jeruk :-))
BalasHapusBelum terlambat
BalasHapus:((
BalasHapusSeperti litani-nya di kala malam, ada nama yang selalu disebutnya dan tak dilupakan
BalasHapusrenungan yg bagus dan kritis..
BalasHapusterima kasih ya ve..
ibu tak pernah ingin punya hari ibu
karena ibu ingin semua hari menjadi hari
baginya dan anak2nya
SABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
Dan sebenarnya hari - hari itu adalah dirinya sendiri....
BalasHapusTiada yang lebih mulia dari itu semua
Tabik!
selamat hari ibu ave
BalasHapuskapan kau nyusul
wakakaka :)
one day hehehe
yups..
BalasHapusdan kau pasti kan jadi seperti ibumu
SABUDI (sastra budaya indonesia)
mari kita jaga bersama!
Untuk kita tepatnya: Selamat hari (calon) ibu...
BalasHapusHahahaha... :-))
Semoga doamu itu teramini, Mas Mus..
BalasHapusTerima kasih sekali untukmu
ada hari bapak g ya ?
BalasHapusseumpama kartu kredit, kasih ibu itu kartu kredit warna hitam yg unlimited. klo menurut pengusaha waralb OK, ibu itu siap dan buka 24 jam. hehe..
BalasHapusselamat hari ibu ave....salam hormat untuk ibunda tercintanya ya :))
BalasHapusGimana kalo bilang: "Kasih ibu sebanyak 6,7 T"?
BalasHapusAda. Tetapi di Indonesia kurang perhatian dengan hal itu.
BalasHapusKalau tak salah 19 Juni
Ibu itu pegawai yang nonstop bekerja
BalasHapusSelamat hari ibu juga, Mbak Mary :-)
BalasHapusWah, ndak ikut campur :-))
BalasHapusmakasih ya ave.
BalasHapushehehehehe sudah dibahas tuntas tadi sore :)
BalasHapusyour nice persone Aveline, persahabatan dua jaman, mungkinkah??
Sama-sama Mas Anto, keep fight!
BalasHapusKenapa tidak?
BalasHapussemoga bermanfaat :)
BalasHapus*kelak....*
Jiaaaah... :-))
BalasHapus*lol*
kali ajah kau mendapatkan apa yang kuinginkan huehehehehe ingat yah!! bukan setipe ma Ave :D
BalasHapusNanti kucarikan dahulu :-))
BalasHapusyup betul
BalasHapushuhu kapan waktuku
hehehehehehe...............kau ini bisa ajah buat aku tertawa :)
BalasHapusNanti kucarikan juga :-))
BalasHapusTunggu aku berkelana lagi, nanti kucarikan :-))
BalasHapusharuskah ku menunggu 1000 tahun lagi???
BalasHapusatau menunggu samapi kita mati dan bertemu di surga sana??
terlalu lama kurasa
hehehehehehe......HS nya cute Ave *ngeles dari topic*
Aih, bersabarlah boi... Kau dapatkan dio nantinya!
BalasHapus*Gaya Arai =)) *
ah kau boi, tahulah gimana perasaan awak neh menahan nafsu. sudah tak tahan lah awak neh...
BalasHapus*gaya Ikal :p
huhahahahahahahahahha...............
BalasHapusKasih ibu adalah harta yang sangat berharga untukku Ave :-)
BalasHapusDan tiada yang paling mulia di antara itu semua
BalasHapusAv...meski telat baca...aku salut ma kamu....
BalasHapus