"Aku ingin memberikan buah Maja untuk Gajah Mada."
"Apa? Sudah gila kau?!"
"Tidak! Aku ingin menghadiahkannya. Begitu malang nasibnya sampai akhir hayatnya."
"Aih, benar-benar gila kau ini!"
Aku memetik beberapa Maja yang begitu pahit dan sepat. Memasukkannya ke dalam saku celanaku. Aku mengingat Dyah Pitaloka yang akan dipinang oleh Prabu Hayamwuruk dan Gajah Mada berkumandang bahwa Dyah Pitaloka adalah penyerahan utuh dari Kerajaan Sunda. Seandainya Hayamwuruk tahu, utusannya pernah jatuh cinta kepada Dyah Pitaloka.
Kalau saja Gajah Mada tak punya pemikiran menyatukan nusantara, mungkin Dyah Pitaloka tak akan mati bunuh diri dan Hayamwuruk akan hidup bahagia dengannya. Namun kalau Gajah Mada tak punya pemikiran dan bersumpah tak akan memakan Maja, aku tak akan pernah singgah ke makamnya untuk memberikan buah Maja kepadanya.
"Patih, ini untukmu... Hadiah untuk Patih yang tak pernah menyerah."
Beberapa butir buah Maja kuletakkan di atas makamnya. Entahlah benar atau tidak itu makamnya, namun aku sudah membulatkan janji menghadiahkannya buah Maja sebagai apresiasi atas lambang kebijaksanaan dan kesetiaannya sampai akhir hayat. Termasuk mengecap pahitnya buah Maja.
"Selamat menikmati, Patih!"
Jakarta, 7 September 2009 | 20.13
bukannya palapa yang gak akan dimakannya :P
BalasHapusmakanya sumpahnya sumpah amukti palapa.. bukan sumpah maja...
hmmm...kisah si patih ini selalu beralwanan kubu sunda dan jawa...entah yg satu jadi hero yg satu jadi musuh...
BalasHapusgmnpun juga....dia tetep patih yg hebat...
karena berani bersumpah hebat^_^
Menurut beberapa buku, Gajah Mada tidak akan memakan buah Maja. Beberapa waktu lalu saya juga mempertanyakan buah apa yang tidak akan dimakan oleh GM.
BalasHapusSeandainya GM tak pernah bersumpah...
BalasHapusyah...gak da novel2 tebal berceritakan sumpahnya dong...
BalasHapusjuga mungkin gk ada dyah pitaloka di sampingnya^_^
Termasuk Langit Kresna H. kah? Kurasa demikian...
BalasHapusBuah Maja atau Buah Palapa?
huaa....bang langit nuLis novel super duper panjang...800halaman lebih.
BalasHapusyg gajah madanya blm baca...baru baca yg ken arok...itupun gk abis...
ini dari bang langit kah?
sebagai orang jawa...saya juga benci..benci...benciiii...pada orang sunda...
BalasHapusEh, tapi biasanya kl hilang kebencian, akan berganti cinta,..yah semoga saja demikian :)
keren note... suka sekali ...
BalasHapuskalo aku disuruh sumpah gak makan buah maja.. mau banget.
BalasHapuskalo palapa itu enak.. makanya dia gak mau makan enak sebelum sumpahnya tercapai.
seperti orang cina yang sedang berusaha berhemat dalam berdagang... hanya makan nasi dan teri saja.
............
buah maja itu serupa jeruk (katanya jeruk gerenuk), yang dimakan oleh pendukung raden wijaya saat babat alas untuk mendirikan kerajaan baru.
karena rasanya pahit dilepehin semua. majapahit lah nama kerajaan itu.
benar benar cinta :P
BalasHapuspendek, tapi lumayan meyentuh :)
BalasHapusnapa emang bencinya... benci = benar-benar cinta
BalasHapussekeranjang parcel buah-buahan aja deh dari saia boeat patih gajahmada :)
satu dalam Cinta ? apakah sulit juga Av ?
BalasHapus:)
GM terdiri kalau tak salah ada empat edisi. Aku suka bukunya yang Perang Bubat.
BalasHapusSerasa bernyawa ketika beliau menceritakannya.
Nanti menikahlah dengan orang Sunda, maka hilanglah rasa benci Anda... Hahaha...
BalasHapusTerima kasih...
BalasHapusAsal usul Majapahit memang dari nama buah ini. Di sekitar kerajaan itu banyak buah Maja yang rasanya pahit, maka disebutlah kerajaan yang didirikan Raden Wijaya itu dengan nama Majapahit.
BalasHapusHahaha...
BalasHapusTerima kasih Mas Nira
BalasHapusHahaha... Panen Stroberi.... :P
BalasHapusAku sedang belajar jatuh cinta, Mbak Rien =))
BalasHapusgak usah belajar Av ... karena alam sudah mengajarkan pada kita ...
BalasHapusuhuuui ....
gajahmada ptg rambut wkwkwkwkwk
BalasHapusBukannya Mbak Rien yang mengajarkan saya?
BalasHapusOut of topic :P
BalasHapusmanusia langka
BalasHapusNusantara patutnya bangga memilikinya.
BalasHapusGadjah mada, patut ditiru oleh kita semua......
BalasHapusKini, patutnya engkau menjadi seorang Gajah Mada...
BalasHapusoeepss... lupa ...
BalasHapus:-))
BalasHapusbumi adalah makamnya, dimanapun jadi tak berarti. Udara adalah nafasnya, dimanamun kita dapat merasakannya. Ruhnya berkelana pepati semesta bersama jiwa besarnya. DAN...hanya dengan kesadaran semua itu dapat dirasakan.
BalasHapus...bumi gemeretak, sebuah makam tersibak, sejuntai tangan menggapai diantara geretak bumi membelah, hanya untuk gapai buah maja di atas pusara....
Minta majanya dong!
Keren bung..
BalasHapusAve...
BalasHapusBuah maja itu seperti apa ya ?